04. Kepercayaan

729 99 35
                                    

Sebelum mulai gaada salahnya kok buat ninggalin komentar dan vote, yuk pencet ikon bintang nya😁

_______________

-MEMORIA-
Levi Ackerman
•••••
By: pkandini

______________________

[Chapter 4]


"Aku akan mengambil jalan yang berbeda dari diriku 4 bulan lalu."

Netraku tak berpindah dari pantulan cahaya bulan di permukaan sungai. Takut, aku takut memandang wajahnya ketika mengatakan janji yang mungkin tak bisa ku tepati nanti. Baik aku maupun heicho, hubungan kami tak lagi seperti dulu. Kami tak lagi berada dalam hubungan dimana aku dengannya akan saling percaya satu sama lain.

Aku mungkin bisa percaya padanya, tapi dia tidak.

"Apa yang anda lakukan di kamarku kemarin?"

Satu pertanyaan yang nyaris ku lupa. Tatapan kami masih enggan bertemu, sesuatu yang aneh selalu muncul ketika netra kami terkunci satu sama lain. Dan itu menggangguku. Jadi kami hanya menatap satu objek yang sama, sungai.

Dia berdehem.

"Kau mengatakan sesuatu padaku dimalam itu... Untuk datang ke kamarmu dan mencari sesuatu disana,"

Aku mengernyit, kali ini sontak menatapnya.

"Lalu mengapa mereka berkata bahwa aku hanya memanggilmu kemudian melompat dari dinding tanpa mengatakan apapun?"

Benar. Mengapa heicho menyembunyikan fakta penting ini?

"Kau mengatakan padaku untuk merahasiakan hal itu dan memintaku untuk tidak mengatakan pada siapapun,"

Aku terdiam. Sesuatu disana yang harus ku sembunyikan?

"Namun... benda apa itu?"

Dahinya berkerut, tampak seolah ikut berpikir keras dengan pertanyataan yang ku utarakan. Terbaca jelas bahwa dia sendiri belum menemukan hal yang dimaksud itu hingga sekarang. Dan saat ini kami hanya menghadapi jalan buntu, seolah ingatanku adalah tembok pembatas yang memisahkan kami dengan solusi yang pasti.

"Seharusnya anda mengatakan hal itu kepada divisi. Bagaimana jika aku berusaha menjebakmu saat itu?"

Aku masih menatapnya, namun dia tidak. Nafasnya menghembus pelan, tampak seolah berpikir keras dengan dugaan yang ku utarakan.

"Percayalah pada dirimu sendiri, (y/n)."

Aku tidak tau bagaimana satu kalimatnya membuat sebuah refleks spontan yang tidak mampu untuk ku kendalikan. Jantungku berdebar diluar kendali. Sangat kencang bahkan memecah keheningan diantara kami. Kunang-kunang terbang seketika, seolah ikut terkejut mendengar suara itu.

Dan aku takut dia akan mendengarnya.

"Ada yang datang,"

Prriitt.

Nyaring pluit memecah keheningan hutan. Aku tidak tahu bagaimana bisa Heichou menyadari kedatangan seseorang dari jauh bahkan sebelum pluit itu ditiup. Kepekaannya benar-benar di level yang berbeda.

"Hei kalian yang disana, sedang apa di jam segini!?"

Rick, pria yang bertugas dibagian ketertiban.

Senter di tangannya mengarah kearah kami berdua. Pria itu terkejut akan keberadaan kami yang tak seharusnya dengan cepat ia mematikan senter yang tidak sengaja menyinari Levi. Dia mungkin akan mengomeliku habis-habisan jika hanya aku yang berada disini. Namun ketika melihat keterlibatan heichou, dia hanya bisa memberi hormat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memoria || Levi AckermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang