Veliora Adrianto.
Gadis berparas cantik dengan tubuh semampai, dengan kulit kuning langsat dan rambut gelap sebahu. Tipikal gadis Indonesia pada umumnya. Hari ini dirinya akan kembali ke negara asal, Indonesia. Setelah menghabiskan setahun hidup di Inggris sebagai bentuk pertukaran pelajar.
Diliriknya pria di sebelah kanan yang sedang menggotong koper. Pria itu tersenyum semakin mengeratkan genggaman tangan mereka.
"Babe...." Panggilan itu membuat Veli mengangkat alis.
"I don't think i can life without you," Veli tertawa di dalam pelukan pria itu tepat setelah mereka mengambil waktu untuk duduk.
Jason bernama asli Song Han Yeol. Cowok keturunan Korea, berdarah campuran Jerman dan Jepang. Berahang tegas dan mata berwarna hijau cokelat dengan tinggi 182 cm itu membuatnya lebih baik diakui sebagai model daripada mahasiswa.
"Please deh Jason ... Kamu kan bentar lagi juga lulus kuliah sih." Ujar Veli dan tangannya yang terulur membenarkan rambut sang pria yang tak begitu berantakan.
Ya, Jason memang paham bahasa Indonesia sempat belajar demi Veli, katanya.
Februari nanti pun Jason sudah lulus dan akan segera kembali ke negara asalnya, Korea. Membeli apartemen dan mencari pekerjaan untuk sementara di sana. Sedangkan Veli harus ke Indonesia dan kembali bercumbu dengan kubikel - kubikel buku di perpustakaan. Jason berumur 24 tahun dan tiga tahun lebih tua daripada Veli. Dari fakultas teknik jaringan dan merupakan mahasiswa yang aktif sebagai asisten dosen. Berbanding terbalik dengan Veli yang merupakan mahasiswi manajemen biasa yang mendadak diarahkan oleh sang rektor mengikuti program pertukaran pelajar.
Jason menciuminya berulang kali dan melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu membuat Veli terkekeh geli. Oh Tuhan sebentar lagi dia harus boarding!
"Akhir tahun nanti aku bakal ke Indonesia!"
"Aku janji," sambung pria itu memberi jeda.
Sungguh Veli ingin sekali percaya pada ucapan Jason sekarang tapi entah mengapa masih sangat sulit. Padahal dari dulu pun Jason tak pernah mengingkari omongannya.
Jason menangkup wajah kecil itu dengan kedua tangannya. "Masih nggak percaya ya? Sama omonganku?"
Dia tertawa pelan. Entah karena apa.
"Mari tidak saling berjanji, kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan." Senyum cerah menghiasi wajah gadis itu. Sok bijak kadang.
Menghela nafas perlahan, Jason tau betul bagaimana gadis di sebelahnya ini jadi daripada memulai pertengkaran tak berujung terlebih dirinya ingin mengantar Veli dengan baik di hari terakhir mereka.
Di genggamannya tangan mungil itu.
"Aku antar sampai depan pintu boarding."
Jason adalah pria paling gentle yang pernah dia temui, Veli tersenyum. Bayangkan saja bahkan sampai saat ini pun Jasong yang menggotong koper dan totebag nya tak membiarkan Veli membawa beban apapun.
Dekat dengan pintu boarding Jason memegang pundaknya. Mensejajarkan tubuhnya hingga mereka saling bertatapan.
"Jaga kesehatan, sebanyak apapun deadline tugas kamu jangan sampe lupa makan! Tidur yang teratur jangan bergadang lagi cuman demi drakor!" titahnya membuat Veli tertawa.
"Tuh kan, lagi serius juga babe." rengut Jason berdiri tegak dengan dahi berkerut dan tangan yang sudah bertengger di pinggang.
Veli memutar mata jengah lalu berjinjit untuk mencubit gemas kedua pipi pria itu, membuat Jason kembali menurunkan tinggi badannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Life Story
Romance17+ Veliora Adrianto tak pernah menyangka hidupnya bisa semenyedihkan ini. Berharap pangeran berkuda putih mendatanginya, namun malah badboy abal - abal dan cowok sampah yang dijumpai. Siapa bilang punya doi playboy, posesif, badboy, cuek, dan berda...