Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
There's No Way This Is Fate The Finale Chapter 3.0
[new chapter's cover special for the last]
◇
notes.
ㅡcontent warning, chapter's total words; 7k+
ㅡlike as always please don't take anything from this story out of here.⚠️
ㅡdisarankan untuk baca ulang chapter sebelumnya untuk membangun feel.
ㅡdimohon untuk membaca notes di bawah
. . . . . .
Sunghoon termenung sendiri di dalam kamar, benar-benar hanya terdiam tanpa melakukan apa-apa. Kepalanya memutar kilas balik bagaimana bisa ia dan Jongseong menjadi mate. Hal yang tak pernah dia sangka karena selama ini dia tidak menyukai kehadiran Jongseong, tapi kini dia malah terikat bersama pria itu selamanya.
Segala pikiran buruk kemudian berdatangan ke kepalanya, pikiran bahwa setelah ini kehidupannya tak akan lagi sama. Setelah ini upayanya menyembunyikan identitas sebagai omega akan terbongkar. Setelah ini ia pasti akan dipandang sebelah mata.
Air matanya menetes, tangannya meremas rambutnya sendiri dengan gelisah. Bukan hanya hidupnya yang akan berubah, mungkin juga kedua orang tuanya. Terbayang rasa kecewa mereka saat anak semata wayangnya yang sangat diharapkan kini sudah mematahkan kepercayaan itu. Sunghoon gagal membawa nama baik keluarganya yang harusnya suatu hari bisa bangga membuat anaknya sukses dengan identitas alpha palsunya.
"Hiks..." Tapi semakin dipikirkan Sunghoon merasakan sesak di dadanya. Dia memang sering mengeluh kenapa menjadi omega yang lahir dari keluarga alpha sulit sekali, tapi rasanya lebih menyesakan saat dia mematahkan harapan keluarganya.
Tangannya yang gemetar perlahan naik menakup seluruh wajahnya saat isak tangis pilunya semakin kencang. Di dalam kepalanya selalu dihantui tatapan kecewa, perkataan menyakitkan dari kedua orang tuanya dan orang-orang yang akan mengejek, juga menghinanya sebagai omega yang sangat rendah mencoba menjadi alpha.
Sedangkan di sekolah, Jongseong hari ini banyak tersenyum. Istirahat kedua dia rapat bersama team basketnya untuk metode latihan baru bersama pelatih, guru olahraga dan teman-temannya. Jongseong memang suka olahraga tapi dia tidak suka kalau sudah duduk serius membahas cara melatih adik kelas atau penentuan jadwal latihan, tapi kini wajahnya terlihat cerah dan bicara dengan semangat.
"Mood lo seharian ini kaya lagi bagus banget, padahal lo paling ga suka 'kan ngumpul rapat kaya tadi?" Jongseong hanya mengangkat bahunya pura-pura tak menghiraukan pertanyaan dari Heeseung.
