02 : Pengalaman Hidup

141 29 2
                                    

Sebenarnya jadi anak tertua di keluarga bikin Hendra jadi anak yang dituntut untuk bertindak dan bepikir lebih dewasa. Keadaan ekonomi keluarga yang yang tergolong menengah-kebawah mengharuskan Hendra pernah menunda mimpinya untuk kuliah selama satu tahun. Dengan tekad bulat Hendra yang kala itu baru saja lulus SMA memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke kota. Hendra kerja apa saja yang penting halal hingga akhirnya setelah satu tahun bekerja uangnya cukup untuk mengambil kelas karyawan di salah satu kampus swasta. Mimpi Hendra menjadi chef ternama, makanya kuliahnya kali ini mengambil jurusan tata boga.

"Nasib gue sebenernya gak jauh beda sih Ndra." kata Winda. Dua orang ini kebetulan lagi berbincang tentang nasib mereka di sela-sela waktu istirahat.

"Gue sebenernya pengen kuliah di Korea. Tapi orang tua gue juga sama kayak orang tua elu, gak bisa dibilang kaya juga gak bisa dibilang miskin. Mau cari beasiswa tapi otak gue gak pinter-pinter amat akhirnya ya cuma nurut kata orangtua kuliah di kampus yang deket rumah dan nyari jurusan yang gampang."

"Lu lulusan PGSD kan Win?"

"Iya Ndra, gue bego banget waktu lulus SMA gak mikir mateng-mateng tentang masa depan Ndra, asal ngikut temen aja pengen kuliah."

"Tapi lo kenapa gak jadi guru?"

"Lo tau sendiri kan kalo guru non-pns gajinya gak seberapa, gue belum siap mengabdi dengan gaji yang gak seberapa. Okelah gaji gak banyak tapi nanti dibalas pahala, realistis aja kebutuhan gue juga banyak. Ortu gue juga sempet nyuruh gue ngelamar di bank, tapi otak gue lola banget masalah itung-itungan. Untung banget waktu itu ketemu Karina."

Beda halnya dengan nasib Hendra dan Winda, nasib Karina bisa dibilang lebih beruntung. Setelah kuliah jurusan bisnis di universitas ternama, Karina sudah dapat modal dulu dari orangtuanya dan akhirnya membuka usaha sendiri.

"Tapi kayak sia-sia banget gak sih lo kuliah Win?"

"Gak ada yang namanya sia-sia dalam belajar, Hendra. Ilmu bisa diterapkan dimanapun dan kapanpun. Gue emang gak jadi guru tetap tapi gue sering ngajar les private buat anak-anak di sekitaran perumahan tempat gue tinggal, gue juga buka les gratis tiap hari minggu buat anak-anak di perkampungan sebelah perumahan gue. Itu juga yang bikin gue ketemu sama Nanda terus gue kenalin ke Karina. Lo sendiri gimana kok bisa ketemu Karina?"

"Pas itu gue gak sengaja lewat cafe ini, gue baru habis kontrak di tempat kerja yang lama kebetulan banget Karina lagi cari staff baru terus pekerjaannya juga masih nyambung kan sama kuliah gue. Gue interview sekali dan langsung diajak kerja sama Karina."

"Gue seneng banget sih kerja bareng temen-temen yang seumuran kek gini, gak harus kerja bareng boomer yang pikirannya rada-rada kolot."

"Btw Win, kalo lo ngajar di perkampungan gitu kapan-kapan gue boleh ikut gak? Gue suka anak-anak dan gue kangen adik-adik gue di kampung."

"Lo punya adik?"

"Iya, adek gue ada dua. Kembar cewek-cowok."

"Ih pasti lucu banget."

"Kalo ada waktu gue bakal ajak mereka buat video call-an sama lo, sama yang lain juga."

"Ok sip."

"Gini ya Win, hidup gak seindah drama Korea yang sering elu tonton."

"Yah namanya juga hidup Ndra, kan kata Chitato, life is never flat, pasti ada aja gonjang-ganjingnya.

tbc

Kenalin Nanda sama Karina.

Kenalin Nanda sama Karina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


--------

Cuma mau bilang kalau semua pekerjaan itu gak ada yang mudah dan aku sendiri selalu menghargai pekerjaan apapun itu selagi hasilnya halal.

Terus juga di cerita ini aku mau ngajakin halu tapi yang gak halu banget. Pengen banget juga mengangkat isu-isu atau keadaan di sekitar kita.

Hope you enjoy my story....
Jangan lupa vote dan komen...

XOXO

Salju di Musim Panas (Haechan NCT x Winter Aespa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang