Seorang gadis polos berjalan dengan riang dibawah guyuran air hujan. Gaun merah sederhana itu nampak cocok sekali dipakainya. Lengkap dengan dandanan rambut panjang sebahu yang dibiarkan tergerai .
Beberapa kali gadis itu menari nari dan berputar menikmati suasana malam itu. Tanpa payung tanpa pelindung. Ia tampak begitu bahagia. Tak ada celah baginya untuk terlihat bersedih saat itu. Yang pasti ia sangat senang bisa hujan hujanan .
Jika hujan diturunkan Tuhan untuk memberikan rahmat dan kehidupan bagi gadis itu hujan adalah kebahagian Setiap terjadi hujan ia merasakan kehadiran seseorang. Ada perasaan yang membuatnya senang disaat saat hujan.
Gadis 16 tahun bernama Bulan itu memejamkan mata. Menikmati gemercik air hujan dan dingin yang mulai memuncak dalam dirinya. Sampai ia tak menyadari jika seseorang sedang mengawasinya.
Seorang laki laki bertubuh tinggi dengan wajah datar berdiri tegak dari kejauhan. Mengawasi tiap gerak gerik orang yang sedang diintainya tersebut. Mata lelaki itu juga tak berpaling darinya. Gadis yang tengah tersenyum ditengah tengah hujan yang begitu deras. Dinginya malam itupun juga bukan main main. Tetapi gadis itu seolah olah seperti sedang berdansa tanpa ragu ditempat itu.
Seperti seseorang yang tak memiliki beban hidup. Yha justru orang yang memiliki masalah terberat lah yang akan sering tersenyum lebar. Itu cara mereka menyembunyikan kesedihan ya dan menyemangati diri sendiri untuk tidak terpuruk.
"Angin!. Kenapa sih kamu bikin aku kedinginan!. Aku kan masih mau main hujan hujanan,!."
Protesnya pada angin yang berhembus membuat kulit gadis itu seperti tertusuk dinginya angin malam.
"Eh petir! Ngagetin Bulan tau gak, kalau mau nyamber tuh ngomong!."
Bulan menunjuk nunjuk keatas seoalah sedang mengomeli petir yang saat eksis tidak bilang bilang dan malah
Menyambar begitu saja diatas awan.Saat gadis itu hendak protes pada awan gadis itu tak sengaja melihat kearah seseorang diujung sana. Seseorang yang kedatanganya membuat gadis itu tak percaya dan sangat bahagia. Lelaki tinggi bermata merah dan hidung mancung rahang tegas diujung sana juga tengah menatap gadis itu ditengah hujan tanpa payung tanpa pelindung.
Tubuh lelaki itu sudah basah kuyup. Dengan tatapan tanpa ekspresi ia terus melihat kearah Bulan.
Bulan berlari mengahampiri lelaki itu.
"Awan!.".
Lelaki yang memiliki nama lengkap Awan Zevallo Admajja itu melihat Bulan sudah sampai dihadapanya. Bulan terlihat tersenyum manis dengan gaun merah sederhana. Gadis itu terlihat begitu bahagia dan menatap Awan dengan gembira. Seolah tengah melihat seseorang yang sudah lama tidak ia jumpai.
"Jadi kamu beneran kesini!. Aku gak nyangka kamu beneran dateng, aku seneng banget, liat aku udah dandan cantik gak, ini gaun paling bagus yang aku punya, !."
Bulan berputar putar berlenggok lenggok dihadapan Awan. Lelaki itu mengusap wajahnya dengan kasar karna basah terguyur air hujan . Ia mengepalkan tangan saat Bulan berlenggak lenggok menunjukkan gaun merah yang ia kenakan.
"Lo telphone gua lo bilang lo digangguin sama preman dijalanan , Mana premanya ha?. Goblok banget gua basah basahan cuma buat nyamperin lo yang nari nari kayak orang gila ditempat ini!. Lo pikir ini lucu ?."
"Maaf yha Awan, sebenernya Bulan cuma pengen dengerin suara Awan,Bulan bingung mau telphobe Awan dengan alasan apa, yaudah bulan ngarang, soalnya kange...n banget sama suara Awan. , makasih yha dengan Awan datang kesini Bulan yakin kalau Bulan punya masalah Awan mau nolongin Bulan ".