•Mimpi•

6 4 4
                                    

👆👆👆 (cr : ®NYRA_EMIZET)

Warn :
€ Hanya sebuah cerita fiksi
€ Jika ada nama tokoh dan tempat yang sama dengan dunia nyata, sama sekali tidak ada hubungannya





Selama membaca

~MIMPI~

|Awal dari semuanya|






Rambut putih dengan sedikit campuran ungu muda, bulu mata lentik, kulit putih dan terlihat bersih, lalu bibirnya yang mungil berwarna merah muda yang membuat kaum adam jatuh cinta hanya pada pandangan pertama.

Seorang gadis tertidur di meja dekat jendela pada perpustakaan kerajaan. Gadis itu tampak tenang sekali. Dia menggunakan tangannya untuk bantalan. Rupa ayunya semakin tidak menguatkan untuk jantung para adam saat wajahnya yang tadinya membelakangi sebuah jendela kini menjadi menghadap jendela yang terbuka dengan lebarnya menampakkan sesosok bulan yang bersinar sangat terang.

Angin yang bertiup membuat gadis itu perlahan membuka matanya.

Dia menegakkan tubuhnya sembari mengumpulkan nyawanya yang tadi hilang dari raganya entah ke mana. Saat dia sudah sadar, yang pertama kali dia lihat adalah sebuah buku dengan tulisan aneh di meja dan beberapa buku yang tertumpuk di sekitarnya. Gadis itu menatap buku tersebut dengan bingung.

"Di mana ini?" batin gadis tersebut bertanya-tanya.

Pasalnya, seluruh ruangan yang ia tempati saat ini sama sekali tidak dia kenali. Dia masih ingat bahwa dirinya tadi berada di kamarnya sedang mengerjakan pekerjaan yang menumpuk.

Gadis itu melihat ke arah bulan. Seakan terhipnotis, dia terus memandangi bulan sampai dia tidak sadar jika ada seseorang yang mendekatinya. Semilir angin menerbangkan beberapa helai rambut cantiknya. Halaman buku yang terbuka berganti halaman karena tertiup angin.

Saat dia merasa ada seseorang di belakangnya, dia berbalik. Dia menemukan sesosok manusia di sisi kegelapan perpustakaan karena tidak ada lampu yang menerangi bagian yang dia tempati kecuali lentera kecil di mejanya.

Perlahan siluet perempuan berjalan mendekati gadis tersebut. Gadis tersebut diam menunggu. Wajahnya memang tenang akan tetapi jantungnya sedang berdetak tidak karuan karena takut. Seperti akan meledak.

Orang tersebut sudah berada di depan gadis tersebut. Siluet yang tampak mencurigakan kini telah terungkap. Dia adalah seorang gadis berambut pendek. Warna rambutnya tidak begitu terlihat karena minimnya pencahayaan. Gadis tersebut tersenyum manis.

"Kebiasaanmu masih belum hilang. Untung saja para penjaga tidak berkeliling ke perpustakaan hari ini. Jika tidak, kamu pasti akan tertangkap karena ketahuan membaca diam-diam saat malam hari," ujar gadis itu dengan senyuman.

Dia mengambil buku-buku yang berserakan di meja dan meletakkan pada tempanya. Dia berjalan mengambil lentera di dekat gadis yang masih kebingungan dengan keadaan saat ini.

"Nah, sekarang, ayo, kita kembali ke kamar, Evhelyn!" ajak perempuan tersebut dengan mengulurkan tangannya.

Gadis yang dipanggil Evhelyn secara polos menunjuk dirinya sendiri yang membuat tawa kecil dari sang hawa yang tengah memegang lentera untuk pencahayaan. Warna rambut coklat muda yang cantik membuat paras perempuan tersebut semakin terlihat dewasa.

"Ayo, sebelum ada yang datang!" ajaknya lagi, kali ini dia langsung menarik tangan gadis yang dipanggil Evhelyn.

Mereka berdua keluar dari perpustakaan dengan cara sembunyi-sembunyi.

Cahaya BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang