👆👆👆 (cr : ®zcool.com.cn)
Warn :
€ Hanya sebuah cerita fiksi
€ Jika ada nama tokoh dan tempat yang sama dengan dunia nyata, sama sekali tidak ada hubungannyaSelamat membaca
~Festival~
|Menikmati|
Gadis kecil duduk meringkuk di balik seluncuran. Mengingat kejadian yang baru saja ia alami membuat tangisannya tak kunjung berhenti. Saat mendengar sebuah langkah kaki, gadis tersebut menutup mulut kecilnya dengan tangan mungilnya.
Dia mengecilkan suara tangisannya agar tidak mengganggu tetapi dia tetap tidak bisa berhenti menangis. Suara isakan masih terdengar dengan jelas walau dia sudah berusaha mengontrolnya. Langkah kaki yang mendekat membuat gadis tersebut membulatkan matanya dan berniat untuk kabur. Sebelum dia berhasil kabur, pergelangan tangannya digenggam dengan sebuah tangan kecil lainnya.
Perlahan gadis itu melihat anak laki-laki menatapnya dengan ekspresi terkejut setelah dia melihat wajahnya. Rambut yang diikat dengan model ponytail dan wajahnya dihiasi oleh mata merah dan air mata yang mengalir.
Anak laki-laki tersebut segera mengubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum. Gadis itu berpikir bahwa anak laki-laki di depannya ini hanya kasihan melihat kondisinya atau beranggapan dia adalah gelandangan.
Dia ingin melepaskan genggaman tangan dari anak laki-laki, tetapi sebuah suara lembut membuat gadis itu merasakan sesuatu yang aneh di dalam dadanya.
"Apa kamu ingin melihat langit?" tanya anak laki-laki itu.
Gadis kecil cukup kebingungan dengan pertanyaan yang dilontarkan, tetapi dia tetap menyetujui ajakannya.
Saat di perjalanan mereka tidak melepaskan genggaman satu sama lain. Entah sejak kapan mereka bergandengan hanya mereka dan seluruh alam yang tahu.
"Aku Kei Libano, Kamu? Namamu siapa?" tanya anak laki-laki yang diketahui bernama Kei.
"Alitha Alicia," jawab gadis kecil yang bernama Litha.
"Alicia Alitha," gumam Kei, "Namamu indah, ya." Kei tersenyum membuat kedua pipi Litha bersemu dan kagum akan ketampanan Kei.
Litha tengah mengambil pakaian yang sudah kering. Dia berniat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat agar kebagian makan malam. Cukup sulit untuk mendapatkan makanan harian di tempat dia bekerja saat ini.
Itu disebabkan karena juru masak yang bertugas memasak terbatas dan hanya mampu memasak pada saat pagi dan siang. Saat malam hari hanya dapat makan sisa siang hari yang akan dihangatkan oleh pelayan yang sudah selesai mengerjakan tugasnya dengan cepat atau sedang libur.
"Evhelyn, cepatlah!" seru seseorang dari pintu.
Litha menoleh dan mendapati Misella berjalan ke arahnya. Dia membantu Litha agar cepat selesai.
"Kenapa tidak langsung ke dapur? Jika menungguku akan membutuhkan waktu yang cukup lama," ucap Litha.
Mereka berdua berjalan memasuki bangunan yang cukup luas tetapi itu bukan bangunan di mana keluarga kerajaan tinggal. Dia bekerja di tempat bisa para bangsawan menginap.
Jadi, jika keluarga kerajaan tengah mengadakan pesta dan pesta berlangsung berhari-hari maka para bangsawan diperbolehkan untuk tinggal sementara di kerajaan. Hanya saja tempatnya berbeda dengan bangunan keluarga kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Bulan
FantasyHanya sebuah kisah perjuangan seorang gadis untuk kembali ke dunia asalnya Warn : ¢ Hanya cerita fiksi ¢ Jika ada nama tokoh dan tempat yang sama dengan dunia nyata, sama sekali tidak ada hubungannya cover by me (gambar gadisnya ambil dari pinteres...