Ceroboh

35 3 0
                                    

"Menurutmu bagaimana, Dis?"

Adis menatap ponselku dengan cermat, menelaah setiap pesan dari Biru-si misterius. Sesekali sahabatku itu mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. Entahlah, mungkin Adis juga sama bingungnya sepertiku.

"Hm ... menurut gue jangan di blok dulu deh, Ra." Usulnya.

"Kenapa?"

"Gini loh, dari yang gue telaah nih, ya, dia kayaknya nggak ada niatan buat nyakitin lo deh. Malahan dia kayak perhatian gitu nggak sih?"

"Iya sih, tapi kan serem aja gitu. Masa dia tahu aku belum sarapan tadi pagi? Terus dia tahu kelasku darimana coba?" Aku menarik napas pelan, berusaha untuk tenang. "Jangan lupakan juga tentang dia yang tahu kalau aku makan bakso saat jam istirahat tadi," ucapku menambahkan.

Adis mengangguk-angguk, wajahnya tampak serius memikirkan sesuatu. "Ra!" Panggilnya semangat dengan mata berbinar senang.

"Apa deh?" tanyaku bingung.

"Jangan-jangan dia pengagum rahasia lo?"

Sontak aku tertawa mendengar ucapan sahabatku ini. Ada-ada saja Adis ini, mana ada cowok yang katanya salah satu cowok terkeren di bumi itu menyukai seorang gadis pendiam sepertiku. Boro-boro disukai salah satu cowok terkeren, disukai cowok yang katanya tidak keren pun tidak ada. Lagipula menurutku dia tidak seperti seorang pengagum rahasia, tetapi lebih ke penguntit.

Eh, memangnya si Biru itu benar-benar keren?

-----------------------------------------------------------------

08××××××××24
1 Pesan belum dibaca

Kamu ternyata seorang gadis yang sangat ceroboh ya, Naira?
12.50

-----------------------------------------------------------------

Saat ini aku berada di kantin bersama Adis. Kelas kami sedang ada jam kosong, bu Rani selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak bisa hadir dikarenakan ada urusan mendadak.

Drrrttt

Aku membuka pesan yang baru saja masuk, biar kutebak, ini pasti dari Biru.

Nah, kan!

"Dis, maksudnya si Biru ini apa sih?" ucapku kesal sembari menyodorkan ponsel ke Adis agar ia bisa melihat isi pesan tersebut.

Adis menatapku bingung. Baru saja Adis hendak membuka suara, panggilan dari siswa yang entah siapa itu menghentikannya.

"Ada apa?" tanya Adis galak.

"Anu, kak-"

"Anu apa nih?" balas Adis sewot.

Aku hanya bisa menahan tawa melihat sikap Adis yang sok galak itu. "Ada apa ya?" tanyaku sesopan mungkin pada siswa berkacamata bulat itu.

"Saya cuma mau ngasih buku ini, kak." ucapnya kemudian pergi.

Aku menatap bergantian antara buku dan punggung adik kelas berkacamata bulat yang sudah pergi itu. Kemudian menatap Adis yang juga menatapku.

"Gila! Sampe buku lo yang hilang seminggu lalu pun dia cariin!" ucapnya takjub.

-----------------------------------------------------------------

14 Juli 2021

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang