Part 10

18 15 2
                                    

Happy reading...

Kini di ruangan yang bisa disebut dengan kamar. Dengan nuansa warna abu dan hitam menandakan bahwa pemiliknya menyukai perpaduan warna dark dan memiliki kesan maskulin sehingga sudah dipastikan bahwa pemilik kamar itu adalah seorang lelaki.

Yang tak lain adalah Kleo, kini dia sedang berbaring di atas kasur berwarna abunya itu sambil melihat keatas.

"Kalo lo suka Ana kejar dia bukan musuhin dia".

—Seperti suara yang bergema mengingatkan dia akan perkataan Fadil yang berbicara bersamanya ditaman.

"Apa bener perasaan ini rasa suka itu". Tanyanya berbicara kepada dirinya sendiri.

"Tapi kenapa harus sama cewe cerewet itu, tapi dia juga imut". Lanjut Kleo tanpa disadarinya tersenyum.

"Apasih yang gue pikirin". Saat sedang berperang dengan pikirannya sendiri, ada suara ketukan pintu dan membuyarkan lamunan Kleo.

"Leoo ini bunda, bisa buka pintunya". Oh ternyata itu adalah bundanya kleo. Cepat-cepat Kleo berjalan kearah pintu dan membukakan pintunya.

Dibalik pintu itu terpangpang sosok wanita dengan wajah yang ayu dan tegas membawa nampan yang berisi makanan. Namanya Kinan.

"Melewatkan makan malam lagi heum?". Ucap wanita itu dan masuk kedalam sang anak.

"Bun, kan Leo udah bilang gak perlu bawain makanan nanti biar leo sendiri yang ambil". Ucap kleo menjawab dengan nada lembut, dirinya tak mau menyinggung sang bunda.

"Dan bunda gak bisa ngebiarin anak lelaki bunda belum makan". Ucap sang bunda menatap sang anak. Kleo yang ditatap pun hanya bisa tersenyum tipis dan terdiam.

"Gimana nilai ujian kamu Minggu lalu dapet nilai A kan? Bunda gak bisa liat soalnya lagi diluar kota".  Tanya Kinan kepada anaknya itu, sambil melihat buku-buku Kleo di meja belajarnya.

"Iya Bun, selalu A kok". Jawab kleo dengan tersenyum namun terkesan dipaksakan.

"Bagus, sayang hidup mengajarkan kamu untuk kuat. Kamu harus punya kekuatan itu dengan selalu menjadi nomor satu. Bunda dan papah udah beri kamu segalanya jadi kamu harus menjadi yang terbaik". Tutur Kinan kepada kleo.

Deg

Lagi dan lagi Kleo mendengar omongan seperti itu jika nilainya kurang memuaskan. Bundanya selalu tau bila dirinya tak sesuai harapan. Apakah semua anak dituntut untuk menjadi yang terbaik, oke paling tidak apakah seorang anak dituntut untuk selalu sempurna. Itu yang selalu Kleo pikiran jika dia mendapat nilai yang kurang sempurna.

"Maaf kleo bakal berusaha" Ucap kleo pelan.

"Memang harus seperti itu nak, jangan lupa makan" Ucap sang bunda, setelah melihat anaknya mengangguk diapun lalu melenggang pergi.

Pintu tertutup meninggalkan Kleo yang mengepalkan tangannya.

"Cihh, Apa yang tadi gue pikirin Cinta? Bego lo Yo, gaada waktu buat mikirin itu." Kleo berucap menutup muka dengan kedua tangannya.

***

Pagi ini matahari terasa bersahabat kerena dirinya tak terlalu mengeluarkan panasnya.

Sekelompok manusia yang menikmati cahayanya tengah berkumpul. Disinilah mereka dilapangan basket kelas X IPA 2 akan memulai pelajarannya dengan olahraga.

"Okee anak-anak silahkan lari dulu lalu pemanasan, kalo sudah beritahu bapak ya. Bapak ada di ruang guru." Ucap Pak Toto selaku guru olahraga.

"Iyaa pakk" Jawab semua murid serentak.

Para murid pun melakukan perintah sang guru. Ketika selesai kini tugas mereka menyusul Pak Toto untuk mengajar. Dan itulah tugas yang selalu dilempar-lempar karena kalo sudah disusul bpak guru itu akan memerintahkan sesuatu yang lain.

"Gaada nih yang mau nyusulin" ucap Paris kepada teman-temannya itu. Semuanya pun hanya menggelengkan kepala dan terdiam. Ya selaku ketua kelas dirinya lagi yang harus berkorban.

Seolah mendapat tatapan memohon dari teman-temannya Paris pun hanya menghela napas.

"Iya yaudah aku susulin" Ucap dirinya lesu. Ketika akan pergi sebuah suara menghentikan langkahnya.

"Yu par aku temenin." Ucap Anastasia kepada Paris. Dirinya tak tega bila melihat Paris yang selalu kesusahan.

Paris pun lalu tersenyum dan mengangguk.

***

Dan kini Paris bersama Anastasia sedang berada di warung kopi. Ketika sudah menyusul Pak Toto, guru itupun meminta mereka untuk membelikan kopi dan gorengan untuk dirinya istirahat nanti. Mereka berdua hanya meng 'iyakan menjalankan perintah. Dan jadilah di warung ini.

"Duh ngambil apa aja ya." Omong Anastasia pelan kepada dirinya sendiri. Saat ini ia sedang memilih gorengan namun dia tidak mengetahui kalo gorengan ada banyak jenisnya. Anastasia kebingungan harus memilih yang mana saja.

"Ambil gorengan tempe, bakwan sama tahu na" Dari arah belakang Paris berbicara.

"Eh, oh gitu." Anastasia menoleh namun berbalik lagi dan mengambil apa yang disebutkan Paris tadi.

Sedikit canggung karena sebelumnya Anastasia dan Paris jarang berbicara berdua.

"Pertama kali ya disuruh bpak". Ucap Paris terkekeh.

"Ya begitulah dan pertama kali kesini". Jawab Anastasia pelan

Mata Paris melotot tak percaya. "Yang bener?" Tanya Paris

Anastasia mengangguk dan tersenyum malu.

"Wah bukan anak sekolahan ini, tapi udah pernah makan gorengan kan?". Tanya Paris kembali penasaran.

"Udah lah, cuman kadang aku bawa makan dari rumah sama belum pernah beli disini". Jawab Anastasia

"Cobain kesini enak-enak tau". Ajak Paris yang dijawab dengan senyuman Anastasia.

Drett..

Suara getaran hp menghentikan percakapan mereka. Suara itu berasal dari smartphone Paris.

"Ibu kopinya udah belum? Saya bentar lagi mulai" Ucap Paris kepada sang ibu kantin yang dijawab bentar lagi.

"Dari anak-anak ya?" Tanya Anastasia.

"Iya ini leo chat katanya cepetan mau mulai".

Deg leo —batin Anastasia

"Eh leo?" Ucap Anastasia yang didengar Paris.

"Iya leo kenapa?". Tanya Paris menatap Anastasia.

TBC...

Merah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang