3. Sudah dimulai

2 0 0
                                    

️⚠️⚠️

JANGAN LUPA VOTE
bacanya pelan pelan aja

⚠️⚠️⚠️

"Papa," Stefan memanggil Valdez dengan wajah kusutnya "Jalan terakhir yang bisa kita lakukan untuk mengakhiri ini semua adalah meminta bantuan Archor."

Valdez nampak berpikir sejenak untuk memastikan akibat terburuk apabila opsi terakhir ini gagal.

Namun, yang ia dapat hanyalah dampak positif untuk kerajaannya. Dan satu resiko yang setara.

"Jika Archor menolak, bisa dipastikan Northeilus akan lenyap Stefan."

"Ya. Benar papa, tapi ini opsi yang sangat menjanjikan pa, mereka kerajaan kuat dengan militer besar."

Setelah berkutat dengan pilihan ya atau tidak, Valdez akhirnya memutuskan.

"Kirim pesan bantuan secara langsung ke Raja Edward dari Archor."

****

Ruang kerja yang dipenuhi rak buku serta tumpukan kertas menggunung, menjadi pemandangan sehari hari si pemilik.

Seorang pria awal tiga puluhan sedang membaca sebuah berita yang menampilkan kekacauan negeri seberang.

tok tok tok

"Masuk."

Setelah dipersilahkan masuk, orang itu berjalan mendekat ke sebuah meja yang diduduki sang pemilik. Segera memberi hormat dan langsung mengatakan maksud kedatangannya.

"Jenderal, saya sudah mencari tahu tentang konflik di Northeilus. Benar apa yang dikatakan anda," orang itu menyodorkan setumpuk kertas.

"Konflik yang mereka alami sangat rumit, bukti yang menunjukan bahwa dulunya mereka adalah pemberontak juga sangat kuat jenderal."

Pria yang dipanggil jenderal itu hanya diam dengan menyunggingkan sedikit sudut bibirnya.

"Northeilus ya," ucap sang jenderal dengan suara berat nya.

"Jadi kerajaan gadis itu sedang diambang kehancuran?" bisiknya mengejek.

****

flashback  8 tahun yang lalu

Hugo melangkah dengan badan besar tinggi khas tentara militernya tegas. Mengeluarkan aura intimidasi seorang jenderal negeri kuat yang terkenal.

Menghadap raja negeri seberang, untuk relasi militer antar negara tujuannya. Setelah membungkuk tanda penghormatan, Hugo tidak segan menatap pemimpin Northeilus dengan mata tajamnya.

"Jenderal Hugo, aku sering mendengar namamu dipuji karena kehebatanmu." Valdez mendekatinya, lalu memeluk singkat tanda persahabatan.

"Terima kasih Yang Mulia, apa yang anda dengar tidak ada apa apanya dengan realita." Hugo tersenyum miring.

"Oh, kau juga terkenal dengan sikap sombongmu jenderal." ucap Valdez sambil menganggukan kepalanya.

Setelah basa basi singkat yang sama sekali tidak menarik bagi Hugo, ia dan penguasa Northeilus itu menuju ruang rapat kerajaan guna membahas relasi militer dua negara ajakan Archor ---kerajaan Hugo.

"Syarat yang anda ajukan tidak sebanding dengan manfaat yang akan kerajaan kalian terima Yang Mulia." Hugo menggeram marah setelah mendengar syarat dari Northeilus.

Valdez sama marahnya dengan Hugo yang berani menentangnya terang terangan.

"Sebaiknya rapat kali ini dihentikan saja Yang Mulia, kedua belah pihak tidak mau mengalah," Noris ---asisten Valdez memberikan suaranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang