Hampir pukul delapan pagi. Wanita itu masih saja tertidur nyaman di atas kasur empuknya.
Bitna yang baru saja masuk ke dalam kamar Hana tercengang dengan mata terbuka lebar, ia pun langsung membangunkan Hana dengan cepat.
"Hana! cepat bangun, kau ini memimpikan apa jam segini masih saja tertidur?"
"Aaahhh, kau ini mengganggu ku saja, hari ini adalah akhir pekan biarkan aku tertidur dengan pulas hari ini..." Kang Hana mengubah posisi tidurnya. Bitna pun langsung menarik tubuh Hana hingga terjatuh ke bawah kasurnya.
"Sudah ku tarik ke bawah pun kau masih saja tertidur!?" Bitna geram setelah melihat Hana yang masih saja memeluk gulingnya dengan mata terpejam.
"Yaa Bitna... apakah kau tahu aku masih patah hati saat ini dan seseorang yang patah hati harus banyak tidur agar cepat melupakannya, kau harus tahu itu."
"Baiklah jika kau ingin menikmati akhir pekan mu dengan tidur mu itu, aku akan pergi ke kwangya hari ini dengan Yohan, kau jangan menyesal dan marah nanti."
Hana langsung berdiri dengan menggaruk rambutnya yang berantakan setelah mendengar ucapan Bitna tadi.
"Aku ikut jangan tinggalkan aku sendiri!" Ucap Hana yang masih berusaha membuka matanya dengan sempurna.
Bitna terkekeh melihat kelakuan sahabatnya itu.
"Menyingkirlah aku akan mandi, tunggu aku." Hana mendorong Bitna agar sedikit membuka jalannya untuk keluar kamar.
"Dia sudah seperti wanita buruk rupa yang di kutuk, seharusnya dia terkejut melihat wajahnya nanti di depan cermin." Gumam Bitna dan langsung membereskan kamar Hana yang berantakan.
"AAAAKKK, BAGAIMANA WAJAH KU BISA SEPERTI INI?!!"
Hana berteriak kencang di kamar mandi sehingga membuat Bitna terkejut lalu terkekeh dengan puas.
Tak lama kemudian Hana sudah menyiapkan dirinya dengan baik, memakai baju dengan lengan sepertiga dan celana jeansnya dan rambut yang terurai rapih. Ia menghampiri Bitna yang sedang mengoleskan roti dengan selai cokelat kacang.
Hana mengambi satu buah roti dan memakannya dengan lahap.
"Hei, kembalikan roti itu, itu milik ku kau buatlah sendiri." Tegas Bitna.
"Aku hanya memakan satu roti saja, kenapa kau pelit sekali dengan ku?"
"Aiishh kau ini." Bitna kesal dan kemudian memberikan secangkir susu putih kepada Hana.
"Terimakasih, Kakak." Hana tersenyum manis.
Hana dan Bitna pun memakan rotinya dengan cepat. Mata Hana berputar dengan teliti melihat sekitar rumahnya yang sudah bersih tak ada noda, tempat cuci piring yang bersih tak ada piring kotor, keranjang baju kotor yang sudah kosong.
"Semalam rumah ku sungguh berantakan, apakah kau yang membersihkannya?" Tanya Hana.
"Selain aku siapa lagi yang akan melakukan hal seperti itu secara sukarela." Jawab Bitna.
Hana yang mendengarnya pun langsung membangkitkan tubuhnya dan langsung memeluk sahabatnya itu dengan kencang.
"Aaaakk, kenapa kau sebaik ini kepada ku, lain waktu kau harus melakukannya lagi agar pekerjaan rumah ku cepat selesai." Gemas hana.
"Ya! lepaskan, aku tidak bisa bernapas..."
Hana langsung melepaskan tangannya dari tubuh Bitna, kemudian tersenyum manis dengan memberikan jari cintanya kepada Bitna.
Bitna menghembuskan nafasnya "Sepertinya kau harus cepat - cepat memiki pasangan, agar aku tidak harus kerepotan untuk mengurus mu." Ucap Bitna yang membuat Hana terkejut.
Hana pun langsung menutup telinga dengan telunjuknya dan melanjutkan memakan rotinya yang masih tersisa.
"Hana, kau semalam pergi kemana? bagaimana bisa kau tidak membersihkan riasan wajah mu semalam?" Tanya Bitna dengan serius.
"Aku pergi makan malam dengan kating organisasi ku, dan aku mabuk sehingga tak sempat membersihkan wajah ku." Jawab Hana santai.
"Mabuk?! Bagaimana bisa kau mabuk malam - malam begitu?"
"Bukan kah wajar aku mabuk? umur ku juga sudah legal, apa masalahnya?"
"Aiishh, kau ini seorang gadis, kau harus pintar menjaga diri sendiri, siapa tahu kating mu memiliki niat jahat kepada mu."
"Baiklah aku akan menjaga diriku dengan baik nanti. Cepat kita pergi, yohan sudah mengirimkan pesan kepada ku, ia sudah ada di depan."
Hana dan Bitna langsung berjalan keluar rumah. Tak lama kemudian Hana menemukan Yohan yang sedang berdiri di depan mobilnya. Hana dan Bitna menghampiri Yohan yang melabaikan tangan.
"Selamat siang, Nona putri, apakah kalian tidur dengan baik?" Sapa Yohan.
Hana terkejut yang baru saja mendengar temannya menyapa tak seperti biasanya.
"Apakah kau sakit?" Tanya Hana sambil meraba dahi Yohan.
"Aku sangat sehat." Jawab Yohan dengan senyum lebarnya.
Hana yang sedikit merasa aneh berbisik kepada Bitna.
"Ya Bitna, apakah kau tidak aneh dengan Yohan?"
"Bukan kah Yohan selalu seperti itu? kenapa kau harus merasa aneh?"
Mereka berdua terkekeh dan langsung memasuki mobil Yohan dengan cepat. Yohan yang sedari tadi melihat temannya itu tersenyum miring dan juga menyusul memasuki mobilnya.
Yohan mulai menginjak pedal gas mobilnya, sehingga mobil berjalan dengan baik. Mereka sangat menikmati perjalanan menuju kwangya yang memakan waktu 3 jam perjalanan.
Mereka menyanyikan lagu bersama dan tertawa. Matahari hari ini juga sangat cerah dengan dekorasi awan - awan besar memperindah langit.
Tak lama kemudian Hana dan Bitna tertidur dengan kepala yang saling bersangga layaknya anak kembar.
Yohan tersenyum setelah melihat mereka tertidur dengan pulas dari cermin mobil.
"Aku sudah seperti seorang Ayah yang mengajak liburan bersama kedua anaknya. Tapi, dimana istri ku?" Yohan bebicara dan berpikir sendiri seperti orang bodoh.
"Ah aku ingat, aku meninggalkan istri ku di laci meja ruang tamu rumah ku." Lanjutnya yang masih melantur tak jelas.
Yohan pun mempercepat kecepatan mobilnya agar cepat sampai.
setelah tiga jam berlalu, akhirnya mobil berhenti di tempat tujuannya.
Yohan menggeliat kemudian melihat Bitna dan Hana yang masih tertidur nyenyak.
"Hey kalian, bangun kita sudah sampai di kwangya." Lirih Yohan dengan lembut.
"Hey!" Yohan masih berusaha membangunkan kedua Nona putrinya itu.
Tak lama kamudian otak Yohan muncul ide jahilnya untuk membangun kan Bitna dan Hana.
"SATU, DUA, TIGAA!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kang Hana And endless love story [ ON GOING ]
Romance💚💚💚 Kau yang memintaku agar aku tetap menunggu dan selalu menyanyangi mu. Namun, kau yang membuat semuanya selesai. "Kau juga tidak tahu bagaimana rasanya merasakan perpisahan tanpa sebuah persiapan, bukan?!" -Kang Hana End Andless Love Story ...