Happy Birt Day Sasuke

307 57 3
                                    

Gadis itu berdiri di depan lift sejak hampir setengah jam yang lalu. Kedua ibu jari dan jari telunjuknya bekerjasama bermain-main di depan dada guna menghilangkan rasa gusar. Bagaimana tak gusar saat kau akan berkunjung ke apartemen kekasihmu untuk pertama kalinya? 

"Hu … hah … hu … hah …." Gadis itu menarik nafas dalam dan mengembuskannya perlahan. Ia sudah membulatkan tekad dan tak akan pulang dengan tangan hampa.

Ting!

Pintu lift kembali terbuka dan keluarlah dua orang dari dalamnya. Dengan membulatkan tekad, gadis bernama Harini Sakura itu memasuki lift dengan tanpa berhenti merapalkan doa dalam hati. "Sekaranglah saatnya," batinnya. Ia menepuk kecil dadanya berusaha menetralkan detak jantungnya yang seakan dipompa. 

Ting!

Tanpa terasa lift telah berhenti di lantai yang ia tuju. "Kenapa cepat sekali?" ucapnya dalam hati. 

Perlahan pintu lift itu pun terbuka dan Sakura melangkahkan kaki hendak keluar dimana ia menunduk dengan tangan terkepal di depan dada.

Brugh!!

Baru saja selangkah keluar dari dalam lift, ia sudah menabrak sesuatu yang keras.

"Awh." Diusapnya hidungnya yang terasa seperti patah akibat tabrakan tanpa melihat siapa atau apa yang menyebabkannya mengaduh sakit.

"Sakura?"

Deg!

Seketika Sakura mendongak saat mendengar suara bariton yang selalu ingin ia dengar. Pandangan keduanya bertemu dan membuat degup jantung Sakura kembali memburu. Pantas saja ia seperti sangat familiar dengan bau ini. Bau sang kekasih yang tak lain adalah Uchiha Sasuke.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sasuke dengan menunduk menatap Sakura. Menunduk? Tentu saja. Karena tinggi Sakura hanya sebatas dadanya. Itulah kenapa Sakura seperti menabrak tembok karena hidungnya mencium dada bidang Sasuke yang keras dan berotot, mungkin.

Sakura tak berani menatap Sasuke. Lehernya terasa pegal jika terus terusan menatap Sasuke yang tinggi. Tinggi Sasuke 190 cm, sementara tingginya hanya 162 cm. 

"Um … ano … itu …." cicit Sakura dengan memainkan kedua jari telunjuk di depan dada dan sesekali melirik arah lain.

Alis Sasuke mengernyit dan sedikit memiringkan kepala menatap sang kekasih yang baginya tengah menunjukkan tingkah imut. 

Puk!

Diusapnya pucuk kepala Sakura kemudian bertanya, "Ada apa?" Karena jika Sakura seperti ini, ia ingin mengatakan sesuatu.

Haruskah aku mengatakannya? batin Sakura. Namun tiba-tiba saja wajahnya memerah. Tangannya kini berada di kedua sisi tubuhnya dan terkepal kuat. Ia tidak bisa melakukannya. Akhirnya ia memilih berbalik dan kembali memasuki lift.

Melihat Sakura yang hendak memasuki lift, Sasuke berniat menahannya. Namun sebelum itu terjadi, Sakura justru tiba-tiba berbalik dan memeluknya erat. Sontak hal itu membuat Sasuke amat terkejut. 

"Maaf," ucap Sakura di sela pelukan. Dan hal itu kian membuat Sasuke tak mengerti.

Sasuke melepas pelukan kemudian menunduk dan meraih dagu Sakura dan menuntunnya menghadapnya dengan setengah mendongak. "Apa yang terjadi? Ada apa?" tanyanya kembali sama seperti sebelumnya.

Namun lagi-lagi Sakura tak menjawab, namun justru melakukan sesuatu yang membuat mata Sasuke membulat.

Sakura berjinjit semampu yang ia bisa, meraih leher Sasuke dan menariknya agar ia kian merunduk lalu memiringkan kepala kemudian memberikan ciuman pertamanya. Pertama? Tentu saja. Ini adalah ciuman pertama mereka setelah hampir setengah tahun menjalin hubungan.

Mata Sasuke melebar sempurna dengan degup jantungnya seolah dipompa dengan keras. Ia dapat merasakan bibir kenyal Sakura menempel di bibirnya dan bisa melihat Sakura memejamkan mata dimana wajahnya juga terlihat memerah.

Perlahan Sakura mengendurkan kukuhan tangannya di leher Sasuke dan perlahan pula melepaskan ciuman yang hanya sebatas menempel antara bibir dan bibir. Tangannya merambat turun dan mencengkram resleting jaket Sasuke yang terbuka. Kakinya yang sebelumnya berjinjit juga perlahan kembali memijak lantai dengan flat shoes yang dipakainya. "Maaf. Aku-- aku hanya … aku hanya tidak tahu memberimu hadiah apa di hari ulang tahunmu. Dan Ino memberitahuku bahwa ciuman pertama adalah hadiah terbaik. Jadi …." Sakura tak dapat melanjutkan suaranya yang pelan karena Sasuke segera memeluknya. 

Mata Sakura membulat, ia dapat merasakan degup jantung Sasuke yang berdetak dengan keras. 

Sasuke melepas pelukan dan menatap Sakura dengan pandangan tak terbaca. Begitu juga Sakura yang mendongak menatap Sasuke yang tak berhenti menatapnya. Tatapan matanya seolah terkunci pada iris onyx Sasuke yang selalu membuatnya rindu. 

Sasuke kembali meraih dagu Sakura dan perlahan menunduk dengan memiringkan kepala.

Cup!

Satu ciuman lembut kini mendarat di bibir Sakura dan membuat matanya melebar. Kedua tangan yang sebelumnya mencengkram jaket Sasuke kian menggenggamnya dengan kuat. Matanya pun kembali terpejam merasakan bibir dingin Sasuke yang menempel di bibirnya.

Ting!

Suara dentingan tanda lift sampai tak membuat keduanya melepas ciuman. Bahkan dengusan seseorang yang baru saja keluar dari lift diabaikan oleh keduanya.

Tiba-tiba Sasuke segera mendorong Sakura memasuki lift yang masih terbuka tanpa melepas ciuman keduanya. Ciuman yang sebelumnya hanya menempel bibir dan bibir itu pun kini menjadi lumatan-lumatan kecil yang manis.

Perlahan pintu lift mulai tertutup di saat tangan Sakura perlahan melingkari leher Sasuke dan kembali berjinjit. Harusnya ia memakai heels agar leher Sasuke tak cedera karena terlalu lama membungkuk.

Sementara Sasuke tak peduli, meski lehernya terasa pegal, tak akan ia sia-siakan hadiah ulang tahunnya yang menyenangkan.

"Okurebase tanjoubi omedetou, Sasuke."Where stories live. Discover now