Unimagined

26 3 0
                                    

Pintu terbuka dan Susanah melangkah masuk bersama seorang gadis kecil bergaun panjang dengan renda diujung lengannya yang panjang.

"Kita kedatangan tamu." Katanya dan mengedip padaku dan Kenneth.

Gadis kecil itu menatapku dan Kenneth bergantian. Tatapan matanya begitu sendu dan lelah. Susan mempersilahkannya duduk dengan nyaman lalu memberikan secangkir coklat panas yang segera dia habiskan dengan sekali teguk.

"Apapun yang terjadi padanya, dia pasti sudah dibuat sangat kehausan." Bisikku pada Kenneth.

"Oh, benar sekali! Ken, bisa tolong kau antarkan dia ke kamarku?" Tanya Susan sambil menatap penuh arti yang disambut anggukan lelan dari Ken. "Terima kasih. Biarkan dia beristirahat disana. Banyak hal yang sudah dilewatinya." Lanjut Susan sambil menatapku.

Kalimat terakhir Susanah mengingatkanku pada Savio lagi. Kalimat itu juga yang dikatakan Savio saat pertama kali dia membawaku kesini.

"Siapa dia?" Tak bisa lagi aku menahan rasa penasaranku pada Susan. "Penampilannya aneh."

"Stella Rooy. Putri tunggal Albert Rooy." Jawab Susanah.

Mataku membulat mendengar nama itu. "Rooy??" Gubernur bank Alchest itu kan? "Kenapa dia bisa kau bawa kesini??" Tanyaku semakin penasaran.

Susanah menghembuskan nafas panjang. "Ceritanya panjang." Kata Susan pelan.

"Tapi aku punya banyak waktu luang." Kataku tanpa mengalihkan pandangan pada Susan.

"Dia bisa memberikan banyak informasi untuk kita. Dia penting. Dan hidupnya terancam." Kata Susanah.

Oh... Jadi bagian mananya yang 'panjang'?
Aku memutar mata dengan bosan. "Nah kalau begitu beri tahu aku apa yang membuat hidupnya terancam..?" Tanyaku bersamaan dengan kembalinya Kenneth.

"Mungkin kau tidak akan percaya. Tapi percaya saja, dia dijual oleh ibunya sendiri." Kenneth masuk dan langsung membuatku hampir melompat dari temoat dudukku.

"Dia di apa..??" Aku tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutku. "Apa maksudnya dia dijual?"

"Untuk alasan yang masih belum diketahui, dia dipekerjakan sebagai... Kau tahu kan, perempuan-perempuan itu..." Kata Kenneth.

"Bukankah mereka sudah terlalu kaya??"

"Dengar." Kata Susanah pelan. Suaranya membuatku dan Kenneth mau tak mau harus diam dan mendengarkannya.

Sebuah amplop putih dikeluarkan dari kotak kayu Susan dan lembar-lembar foto tercecer keluar dari amplop. Kenneth mendekat lebih dahulu sebelum akhirnya aku mendorong kursi beroda yang kududuki sampai menabrak meja Susanah.

Diambilnya beberapa lembar foto sekaligus olehku. "Apa ini?" Tanyaku bingung.

Foto-foto itu seperti gambar yang tak sengaja terjepret diberbagai tempat dan situasi yang berbeda. Tidak ada yang mencolok, tidak ada yang aneh.

"Perhatikanlah lebih detail anak-anak." Kata Susanah. "Kau menemukan sesuatu, Ken?"

Kenneth mengangguk. Aargh, aku telat lagi...
"Ini bagian yang aku curigai. Seseorang mengenakan topeng beruang dan pakaian yang sama di dua tempat yang berbeda. Lihat? Ini diambil di tepi pantai, dan ini diambil saat malam Festival arwah."

"Festival malam arwah? Berarti foto itu diambil minggu lalu. Benar?" Akupun mengintip dibalik punggung Ken untuk melihat dua foto yang dia genggam.

"Yeah... Penglihatan yang bagus, Ken. Sayangnya si topeng beruang itu adalah Jean."

Jean? "Maksdumu, Jeaneth sudah kembali??" Seruku bersamaan dengan Kenneth.

Senyuman Susan mengembang. "Mungkin sebentar lagi mereka..."

TyraWhere stories live. Discover now