(TT_TT)
Hello readers!
Makasih udah baca ceritaku sampai sekarang . . .
Aku seneng banget bisa melanjutkan cerita ini. Semuanya berkat kalian readers!Ok gak perlu banyak ngerocos lagi deh . . . Langsung aja dibaca yaa readers!!
Selamat Membaca !!
***
Kedua tanganku bergetar saat mencoba melepaskan tali yang mengikat kedua tangan dan kaki Lelies.
"Apa yang terjadi padamu?" Tanyaku sembari melepaskan kain yang mengatup mulutnya.
#Bugh!
Kepalaku terasa pusing sekali. Kedua mataku menatap langit-langit gudang dan sadar bahwa aku terbaring. Baru saat aku berusaha bangkit, sebuah tamparan mendarat dipipiku. Lelies memukulku ?
Aku terpojok, serangan yang diloloskan bertubi-tubi dari Lelies membuatku merasa lemah. Dia anggota Foxter. Tidak selemah penampilannya. Tapi apa maksudnya dia menyerangku?.
Saat dia akan menyerangku sekali lagi, sebelah tanganku menangkis pukulannya dan menendang perutnya sampai dia tersungkur jatuh. Disaat itulah aku bangkit dan menjauh darinya.
"Apa yang kau lakukan? Apa yang terjadi disini? Kenapa kau menyerangku padahal aku menolongmu, Lelies!"
Lelies menatapku dan tersenyum sinis. "Kau menolongku? Bukankah setelah itu kau juga akan tetap membunuhku?"
Aku apa? "Untuk apa aku membunuhmu?"
Lelies bangkit berdiri dan tertawa lemah. "Kau masih belum mengerti juga ya?" Dia menunjuk belati yang kugunakan untuk memotong tali tadi dengan kepalanya.
Aku tertegun. Mengingat kalimat Susanah yang mengatakan bahwa aku harus menggunakan belati itu disini. Tapi aku masih tidak mengerti.
Seakan tahu bahwa aku tidak mengerti, Lelies menghentikan posisi siaganya dan kembali rileks walau tampangnya sudah sangat kacau. Bagaimana lagi tampangku ini yang mendapatkan serangan tak terduga?!"Aku Liesle!" Serunya sambil mengusap wajahnya dengan sedih. "Kau harus membunuhku sebagai Lelies agar Susan tahu rahasianya aman! Kau harus berjanji tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun."
"Kau... Susan.." Aku berharap otakku bisa berpikir lebih cepat dari sekarang, tetapi kepalaku sakit dan sedikit pusing akibat serangan tadi. "Jadi Susan yang melakukan ini? Tapi kenapa?"
"Semua yang ingin kau tahu ada di Lelies yang sebenarnya. Kami bertukar posisi sejak awal datang ke sini. Aku tahu nyawanya terancam karena apa yang dia tahu seharusnya tidak dia tahu. Guardian tidak suka itu, dan sebagai pemimpin Foxter, Lelies harus dibunuh."
Aku terdiam cukup lama sampai Liesle kemudian melanjutkan. "... Itulah kenapa Sue menyuruhmu datang kesini. Kau. Harus. Membunuhku."
"Tidak mungkin! Kenapa aku harus menjadi kambing hitam disini??" Seruku dengan kesal dan marah.
"Karena kau tidak tahu apapun! Semua yang tidak kau tahu. Lelies tahu! Satu-satunya cara bertemu dia adalah dengan membunuhku!" Seru Liesle tak kalah kesal. "Kumohon, kau harus membunuhku! Karena kalau tidak, aku akan membunuhmu. Tapi itu tidak akan menyelesaikan semuanya karena Savio dan semua anggota Foxter yang lain pasti tetap akan membunuhku!"
"Tapi... Kenapa?" Aku masih ragu saat Liesle melangkah mendekatiku dan menyerahkan belati padaku. Ini tidak benar! Aku ...
"Apa yang begitu penting sampai Susan tega memisahkan kakak-beradik sepertimu dan Lelies?"
