Hai readers !
Thank you so much buat yang udah mau menyempatkan diri membaca ceritaku.
Sebagai seorang pemula, aku mengaku susah banget nuangin isi pikiranku secara keseluruhan. Ketika udah selesai diketik, jadinya aneh dan gak masuk akal. Mulai lagi deh dari awal -,- . Melelahkan memang, tapi gak bisa dikatakan lagi senengnya bermain-main sama pikiran sendiri itu kayak gimana... =D
Nah buat kalian yang udah baik banget mau membaca ceritaku, tolong tinggalkan jejak ya. Komen dan vote ditunggu banget readers...HAPPY READING!
***
Dia robot??
Kulirik Savio disebelah sana. Untuk pertama kalinya sepanjang aku mengenal Savio. Baru kali ini aku melihat dia tegang seperti itu.
"Haha.. Jangan terlalu serius anak-anak." Susanah memecahkan keheningan singkat itu dengan tawa.
"Apa maksudmu dia robot, Jean?" Tanya Kenneth sembari mendekati Stella.
Tidak ada tanda-tanda besi, plastik atau segala macam benda yang bisa kutemukan sebagai tanda dan bukti nyata bahwa gadis kecil didepanku ini adalah manusia modifikasi.
"Tidak mungkin ada robot yang semirip ini dengan manusia." Tutur Jean tanpa mengalihkan pandangannya dari Stella.
"Apa kau robot?" Tanyaku polos. Kenneth terkekeh disampingku, "Well, bagiku dia tidak terlihat seperti itu."
Savio bergerak cepat dan mengangkat dagu Stella. Dia memaksaku menatap mata gadis itu dalam-dalam. "Perhatikan."
"Apa yang... Geeez!!"
Pupil mata Stella bergerak-gerak. Seperti berputar searah jarum jam tetapi ada bagian-bagian kecil yang berputar berlawanan arah. Mata yang sekilas terlihat normal dengan warna abu-abu sekarang terlihat sangat menyeramkan.
"Sudah mengerti sekarang?" Bisik Jean dibelakangku.
"Tapi dia bilang..." Kenneth baru saja akan protes saat Susanah bergabung dalam lingkaran kecil yang mengelilingi Stella dan menariknya keluar.
"Dia memang akan dijual." Kata Susan tanpa melepas genggaman Stella. "AOI 007. Dia robot murni yang sangat mahal apabila dijual dipasar gelap. Tidak ternilai."
"Lalu untuk apa dia ada disini?" Tanya Savio dingin.
Stella hanya tersenyum, kadang-kadang aku bisa lupa kalau dia ini wanita berdarah panas. "Jean akan sangat membutuhkan dia."
"Aku..?" Jean menunjuk dirinya sendiri dengan heran. "Aku tidak membutuhkan siapapun." Katanya dengan angkuh.
"Kita perlu tahu bagaimana mereka melakukan ini.." Susanah mengelus wajah Stella dibagian pipinya pelan-pelan. Lalu dengan sekali goresan kukunya, darah segar menetes dari pipi gadis itu.
"Astaga apa yang kau lakukan?!" Seru Kenneth dan Jean bersamaan. "Dia bisa melakukan itu?? Ada.. ada darah.."
"Aku robot. Tapi aku ini hidup ok?" Untuk pertama kalinya aku mendengar Stella Rooy berbicara. Suaranya anggun sekali.
"Kau akan ikut denganku!" Jean menarik tangan Stella mendekatinya dan meneliti setiap inci tubuh Stella dengan kacamata super tebal yang dia kenakan.
"Dia robot murni. Dia robot pertama yang dibuat sangat mirip dengan manusia." Kata Susanah sambil menerawang.
"Aku bukan Yang Pertama." Sahut Stella membuat kami semua menatapnya heran.
Dia bukan yang pertama? Itu artinya ada robot lainnya yang begitu sama dengan dia. Dan artinya dia juga bukan yang terakhir.