Guardian

21 1 0
                                    

Aaaaa!!
*author menggila*
Thank you so much readers!!! Luph yu pul deh.
Makasih ya vomment kalian... *tambah semangaat nih*

Happy Reading !!

  ***

Mataku perlahan-lahan terbuka. Samar-samar tercium bau rempah yang menggiurkan. Aku mengerjap beberapa kali sebelum penglihatanku kembali normal.

"Agh.." Nyeri menjalar disekujur tubuhku saat aku hendak bangun dari tempat tidur.

"Hei kau, selamat datang kembali."

Aku menoleh lelah keasal suara. Savio.
Kemudian segala hal yang terjadi sebelum ini memenuhi kepalaku. Savio berjalan masuk ke kamarku sambil menenteng sesuatu yang aneh di tangannya.

"Tiga hari kau tak sadarkan diri." Kata Savio seakan-akan aku menanyakan hal itu. Jelas dari kondisiku sekarang aku yakin aku tidak tidur hanya sehari. Ini terasa bagai setahun.

Beberapa botol kecil berserakan diatas meja bundar disamping tempat tidurku. Beberapa botol itu berisi cairan hijau dan beberapa botol lagi telah kosong.

Aku mengalihkan perhatianku pada seluruh isi kamar. Tidak berubah. Tapi rasanya aneh ketika bangun di tempat yang sama dengan perasaan berbeda.

"Ty, berikan tanganmu.." Ucap Savio.

Ketika aku menoleh, sebuah suntik dengan cairan hijau didalamnya digenggam Savio sembari meraih tanganku.

"Apa itu? Apa yang kau lakukan!" Aku menghempaskan tanganku menjauh dari Savio.

"Ini obat." Kata Savio pelan. "Obat ini yang membuatmu kuat selama kau tidak sadarkan diri."

Kulirik botol-botol yang telah kosong itu. "Berapa banyak cairan aneh itu kau berikan padaku?"

"Selama kau tidak sadar." Jawab Savio. Suaranya santai dan ramah membuatku tiba-tiba merasa muak.

"Aku tidak membutuhkannya lagi."

"Tapi kau harus." Savio menarik paksa tanganku dan bersiap-siap menyuntikkan cairan itu.

"Tidak!" Aku menendang wajah Savio dan melempar suntikan itu sampai pecah ke tanah.

Aku sudah muak dengan tatapan sendu darinya, suara ramah dan menenangkan dari Savio yang penuh dengan kebohongan. Aku tidak tahu kenapa, tapi sejak menangisi kepergian Kenneth, hatiku begitu hancur dan kecewa pada Savio. Dia yang paling aku percaya. Tapi dia menghancurkan segalanya.

"Tyra.." Savio menatapku dengan tatapan kaget.

"Aku tidak mau dengar apapun. Dan aku tidak akan menerima apapun darimu lagi." Ugh!! Kedua tanganku lebam dan sangat nyeri.

"Cairan itu akan membantumu mempercepat penyembuhan luka lebam diseluruh tubuhmu." Jelas Savio. "Seluruhnya akan sembuh dan tak berbekas."

Aku sedih melihat air muka Savio yang begitu. Tapi dilain sisi aku benci berpikir bahwa dia jahat.

"Seberapa hebat obat itu?! Sehebat apapun, tidak ada yang bisa menyembuhkan sakit disini!" Aku memukul dada Savio. "Luka di hati selalu meninggalkan bekas!"

Savio tertunduk dalam diam, meraih kedua tanganku yang terus memukul dada dan perutnya. Dan aku kembali teringat tawa Kenneth.

  ***

Aku duduk menatap Susanah. Dia terlihat lebih tua dari sebelumnya. Jari-jari tangannya mengetik sesuatu di komputer kecilnya sambil sesekali melirikku.

"Katakan padaku alasan kenapa kau membunuh Kenneth."

"Aku? Aku tidak membunuhnya. Lelies yang membunuhnya."

Tyraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن