-Taman Lavender, Bulan dan Elgae.
"Bulan pernah jatuh cinta diumur Bulan yang masih usia anak kelas 3 SD" Bulan mengawali ceritanya.
"Hingga akhirnya, Bulan kehilangan dia" Jeda sejenak, "Orang-orang bilang kalo itu cinta monyet, tapi Bulan ngerasa kalo aja itu bukanlah cinta monyet biasa".
"Bulan bener-bener merasa kehilangan. Malam terakhir sebelum Bulan mendadak pergi dipagi hari itu, dia sempet bilang 'Kata mama, kita masih terlalu kecil untuk pacaran. Besok kalo kita besar aku bakal kerumahmu kayak pangeran berkuda di dongeng yang kamu baca. Kalo kita gak ketemu lagi, aku bakal cariii kamu dimanapun itu, aku janji'. Dia sekarang dimana? Apa dia bakal cari Bulan? Seandainya Bulan gak ikut tinggal di Amsterdam gara-gara bisnis papa, apa Bulan masih bisa ketemu dia?" Gadis itu melanjutkan ceritanya.
Menghembuskan napasnya sejenak," Kalo saja sekedar cinta monyet, kenapa semua itu terlalu berat untuk dijalani? Apa Bulan yang terlalu Dramatis? Melankolis? Baperan?" Bulan menatap manik mata Elgae mencoba menerawang jawaban Elgae, tetapi kemudian Bulan mendapat gelengan kepala Elgae.
Hanya gelengan kepala, dan Elgae kembali diam untuk menyimak cerita Bulan.
Setelah meluapkan perasaannya. Bulan kembali tersenyum, "Tapi Bulan bakal coba buka lembaran baru lagi. Bulan gak mau terlarut kejadian itu. Masa depan Bulan masih panjang".
Syukurlah mendengar hal itu membuat Elgae berani angkat bicara. Elgae bisa mastikan kalau Bulan kembali tenang.
"Lu bukannya baperan, dramatis, atau juga melankolis. Bukan. Manusia diciptakan punya perasaan, jadi wajar aja kalo lu masih ngerasa keberatan sama kejadian itu. Apa sih yang lebih menyakitkan daripada kehilangan?" Elgae menjeda.
"Lebih-lebih lu belum sempat ngucapin salam perpisahan karena lu gak tau hal itu bakal terjadi. Dihari kemarin lu masih bisa ketawa bareng dia, ternyata dikemudian harinya dia nggak ada lagi buat hibur kita" Baru kali ini Bulan mendapat respon yang berbeda. Biasanya respon yang ia terima paling tidak 'Alay, Dramatis, Baperan, Melankolis' menyakitkan.
"Gue jadi inget Langit. Bedanya sama lu, Kalo lu berani buka lembaran baru lagi. Sedangkan Langit? Dia aja masih larut di kejadian itu" Mendengar nama Langit, rasa penasaran Bulan memuncak.
"Langit itu sifatnya dingin, tapi sebenarnya dia dulu gak seperti itu. Lu mungkin gak percaya kalo gue bilang Langit itu anak yang ceria" Benar saja, Bulan mesti terkejut. Tapi sebisa mungkin Bulan mencoba menetralkan ekspresinya.
"Satu hal saja, sesuatu yang merubah sifatnya. Dari Langit yang ramah, ceria, penyayang menjadi Langit yang sekarang. Ya lu taulah sifat Langit sekarang kayak gimana" Bulan hanya manggut-manggut.
Elgae melanjutkan ceritanya, "Dia kehilangan first love-nya. Dia masih meratapi kejadian itu. Dia trauma".
"Gue kasian Langit, dia enggan jatuh cinta lagi. Padahal tiap anggota The Luxury punya pengalaman pacaran, kecuali dia. Dia bahkan takut terhadap suatu hal yang menurut lu dan sebagian orang, itu adalah hal indah. Ya, suatu saat nanti lu juga bakal tau sesuatu apa yang ditakuti Langit, jadi gak perlu gue jelasin lebih lanjut" Jeda.
"Banyak kok anggota The Luxury yang diinterogasi sama fans Langit. Kita juga gak mungkin bocorin privasinya Langit, jadi tiap ditanya kita cuma jawab gadis dalam benak. Ya, dari situ muncul istilah gadis dalam benak di SMA Latulip. Biasanya fans Langit pasti ngehayal 'Hei gadis dalam benak itu aku' Haha halu" Elgae terkikik geli, sama halnya dengan Bulan.
"Jadi, Elgae punya pengalaman pacaran apa nih?" Bulan menanggap sesuatu yang tadinya sempat Elgae bicarakan.
Elgae bangkit dari posisi duduknya diayunan itu, berjalan menuju rerumputan di tepi hamparan Lavender. Bulan mengikuti Elgae. Cowok itu sekarang merebahkan dirinya di rerumputan itu, matanya menatap langit biru yang penuh dengan kepakan sayap burung. Bulan ikut duduk bersimpuh diatas rerumputan hijau itu.
"Cewek gue disana, Bul" Elgae menunjuk langit biru, Bulan tak paham apa maksud Elgae.
"Namanya Melati, dia diatas sana" Masih menunjuk langit biru.
"Ngaco deh, dasar!" Bulan menepuk pundak Elgae.
Senyum munafik, "Dia masih pacar aku, cuma beda alam aja"
Bulan ternganga, "Jadi-"
"Ya. Dia bahagia disana, disurga yang indah. Disana dia bisa sepuasnya minta bunga Lily. Dia jadi bidadari cantik disana" Jeda sejenak, "Dan dia udah nggak ngerasain sakit leukimia lagi".
Bulan tertohok mendengarnya. Merasa bersalah menanyakan hal itu. Seharusnya Bulan tak menanyakannya. Itu pasti melukai Elgae.
"Ma-maafin Bulan, seharusnya Bulan nggak tanya hal itu"
Elgae justru tertawa, "Haha, santai aja. Elgae rela kok. Tuhan lebih sayang sama Melati. Dia tenang disana udah cukup buat Elgae"
Oh tuhan, bisakah kau lihat? Bagaimana lelaki ini menutupi lukanya?Bagaimana dia memaksakan senyum saat hatinya berkecamuk perih? Bagaimana dia memancarkan aura kebahagiaan saat bulir airmata mendesak keluar? Dia tetap tersenyum menyembunyikan bagaimana rapuhnya dirinya. Apa ada hal indah setelah dia tegar menerjang badai cobaan darimu?
Bulan masih diliputi rasa bersalah,
"Elgae, pulang yuk"
"Hey, serius? Gak mau naik rumah pohon dulu?" Elgae bangkit dari posisi berbaringnya menghadap Bulan yang masih bersimpuh.Bulan hanya menggeleng.
"Lihat sunset?" Tanya Elgae lagi.
"Nggak, pulang aja. Udah sore, mama pasti nyariin"
"Iya deh, ratu anak mama haha" Elgae berdiri dan Bulan mengekor dibelakangnya.Elgae membenarkan spion motornya.
"Makin sore, makin ramai pengunjung" Elgae menunjuk beberapa pengunjung yang mulai berdatangan.Elgae memasangkan helm di kepala Bulan, "Apalagi kalo malam, makin padat aja pengunjungnya. Lampu menara bentuk Lavender itu bakal menyala, air mancur, lampion, kedai es krim, kedai makanan lain juga buka. Maaf ya gue ajak lu kesini siang-siang. Masih sepi fasilitasnya, nggak ada kedai yang buka. Lavender castle juga masih tutup".
Bulan duduk di jok belakang motor.
"Justru Bulan lebih seneng tempat ini sepi. Walaupun fasilitasnya gak sebanyak malam hari. Tempat ini sepi serasa milik pribadi"Kemudian motor Elgae melaju meninggalkan Taman Lavender.
Haiii,bagaimana?
Dilanjut gak nih?
Ayoo jangan lupa vote dan share yaa!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
MoonSky
RomanceCerita tentang Bulan yang membuka kembali hatinya untuk mengobati trauma cintanya. Gadis penyuka es krim vanilla, bunga lavender dan hujan mempercayakan Langit anggota The Luxury untuk mengobati trauma cinta di masa lalunya. Namun ia salah sasaran...