2

3 1 0
                                    

"surprise....!" Zifa dikejutkan semprotan whipped cream dan tepung saat baru membuka pintu masuk kamar kost Retta kemudian disusul teman-temannya dikelas yang mulai melantunkan lagu Happy Birthday yang terdengar sedikit fals.

"thank you beb..." Zifa yang mulai jail mencoba memeluk mereka agar whipped cream ditubuhnya menempel ke mereka juga. Tapi gagal karena mereka berhasil menghindar. Karena takut mengganggu kenyamanan penghuni kost yang lain akhirnya Zifa berhenti mengejar mereka.

"aslii yaa gue baru nyampo tau, kenapa pake whipped cream sih?" Zifa menatap iba tampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki yang sudah kacau lewat cermin di kost Retta.

"biar seru dong, nih make a wish dulu trus tiup" Zoe dan Retta menyodorkan dua kue tart dengan gambar stetoskop serta suntikan dan kue satunya bergambar wajahnya diatasnya. Suasana mendadak hening menunggu Zifa yang tengah serius menyebut permohonan-permohonanya, dan...

Hufff... Lilin berbentuk angka dua puluh satu itu sudah ditiup. Asap yang mengepul dari lilin pun terbang ke udara. Zifa memotong kue tart itu untuk dibagi-bagikan, kemudian setelah acara birthday party kecil-kecilan yang diisi dengan memakan kue ulang tahun dan sedikit berfoto untuk mengabadikan moment itu selesai Zifa milih mandi untuk membersihkan whipped cream ditubuhnya.

Drrrttt ddrrrttt..

"halo..."

"Happy Birthday sayang, telat banget ya? Padahal aku udah pasang alarm loh" muncul Galen dengan wajah khas bangun tidur diujung sana. "makasiii, gemes banget sih yang baru bangun tidur"

"Keliatan banget ya?" Galen menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "iyaa, yauda tidur lagi gih oh iya makasi juga kiriman kue sama makanannya tadi. kamu pasti sekongkol kan sama temen-temen aku?"

"iyaa hahaha...gimana tadi? Maaf ya aku ga bisa hadir" tanya Galen masih sedikit tertawa.

"puas banget mereka ngerjain aku, udah tadi siang diprank flashdisk ilang, si dinda minta temenin nyari nasi goreng tengah malem, eh pas baik malah dapet hadiah tepung sama whipped cream sebadan-badan." Galen seakin tertawa kencang saat Zifa menceritakan kejadian lebih detailnya.

"trus ini kamu abis mandi?" Galen melihat ke rambut Zifa yang masih terlilit handuk.

"ya mau ga mau"

"mau aku temenin keringin rambut?" tanya Galen lagi

"ngga usah kamu lanjut tidur aja"

"iya ngga apaapa kalo mau ditemenin"

"ngga usah, udah sana tidur"

"okeoke, ah iya kadonya kamu mau apa?"

"apa ya? mau jalan aja sama kamu boleh?"

"itu aja? Ada lagi ga? Kamu lagi pengen apa gitu?"

"ngga ada itu aja."

"oke. Bentar-bentar" Galen beranjak dari tempat duduknya kearah kalender yang berada diatas nakasnya. "lusa gimana?" lanjut Galen.

***

Zifa kembali ke apartemennya pagi-pagi buta, kalau bukan karna ada bimbingan skripsi dadakan pagi ini ia pasti tetap stay di kost Retta sambil menunggu Ellen yang sedang memasak nasi goreng. Pagi hari di apartemen Zifa emang sepi. Selain karna ia yang tinggal sendiri juga karena ia kurang mengenal tetangga-tetangganya di apart.

Zifa keluar dari ruangan dosen pembimbingnya dengan kepala yang berdenyut bukan main. Mood tidak bagus dari Prof. Anne, dosen pembimbingnya adalah sumber dari peningnya kepala Zifa saat ini. Zifa melihat lagi naskah skripsinya yang sudah semakin banyak ditempeli sticky note dan juga coretan. Ia memeluk tumpukan kertas itu sambil menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. "sedikit lagi semangat yaa" gumamnya.

Setelah cukup menenangkan diri sambil curhat dengan mamanya via telepon, ia memutuskan untuk kembali ke kost Retta saja tempat teman-temannya berkumpul karena kembali ke apartemennya dan menyendiri disana hanya akan membuatnya semakin stress. Ia berjalan beriringan sambil sedikit berbincang dengan Arjuna, kakak tingkatnya yang masih satu angkatan dengan Galen. Kalau ada yang bertanya kenapa Arjuna masih sering berada dikampus sedangkan Galen sudah berada ditahap koass jawabannya adalah karena ia belum menyelesaikan tugas akhirnya. Bahkan ia masih harus mengulang beberapa mata kuliah. Dibalik karir organisasinya yang gemilang ada ternyata ada kewajiban lainnya yang terbengkalai. Obrolan ringan itu terputus karena tiba-tiba ada yang ikut bergabung ditengah-tengah Zifa dan Arjuna. Galen!. Ia datang dan segera menggandeng Zifa dengan santai.

"Eh ada pawangnya haha... apa kabar bro" ucap Arjuna sambil menepuk bahu Galen.

"baik, lo gimana? Skripsi aman?"

"guenya mah baik. Skripsi gue yang ga baik doa'in dong len biar cepet nyusul lo"

"siap yang penting semangat jun"

"sip deh, eh gue duluan ya ada mk" ujar Arjuna sambil agak berlari. Setelah Arjuna semakin menjauh Galen menghentikan langkahnya dan menatap Zifa. "gak kangen ya sama aku?" tanya galen yang segera direspon dengan pelukan oleh Zifa.

"menurut kamu?" jawab Zifa sedikit kesal. Membuat Galen tertawa geli.

"gimana bimbingannya?" mendengar pertanyaan Galen, raut wajah Zifa kembali lesu. "ya gitu deh" jawab Zifa sekenanya. Melihat gelagat yang tidak enak dari Zifa, Galen segera mengubah topik pembicaraannya. Galen bukan orang yang kepo. Ia tipikal yang kalau ada yang mau bercerita ia akan mendengarkan dan kalau tidak mau pun ia tidak akan bertanya.

"ko kekampus?" tanya Zifa yang baru menyadari harusnya Galen berada di rumah sakit untuk koas.

"siang ini dapet libur dadakan karna lulus kuis dari residen kemarin tapi tetep harus jaga malam si nanti. Sekalian mau lunasin kado ulang tahun dari aku kalo kamu ngga sibuk." Mendengar hal itu mood Zifa langsung membaik. terlihat dari senyum mengembang yang tercetak jelas di bibirnya. "ga cape nanti?" tanya Zifa khawatir. "yang ada aku makin semangat. Karna sebelum jaga liat kamu dulu" jawaban itu sukses membuat pipi Zifa memerah dan membuat Galen semakin gemas dibuatnya.

Hari ini Zifa benar-benar bahagia. Bisa kembali menghabiskan waktu dengan Galen walaupun hanya sebentar dan hanya diisi dengan makan, main game di timezone dan jalan-jalan berkeliling Jakarta disore hari.

Galen mengandeng tangan Zifa sampai pintu lift appartemen Zifa. "makasih ya kadonya" ucap Zifa sambil melihat kearah paper bag yang dipegangnya masih dengan senyum diwajahnya.

"sama-sama. Semangat ya garap skripsinya" ucap Galen sambil mengelus lembut kepala Zifa.

Ting. Pintu lift terbuka dan Zifa masuk kedalamnya masih disaksikan oleh Galen. "hati-hati yaaa, semangat sayang jaganya" ucap Zifa sambil melambaikan tangannya sebelum pintu lift tertutup sempurna.

***

Hai... Jangan lupa vote, coment & share yaaa...
Terimakasih sudah membaca cerita ini. Stay tune & stay healthy temen-temen!!

Between Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang