3

3 1 0
                                    

Zifa sedang menuju rumah Galen untuk bertemu dengan tante Sarah. Ibunya Galen. Hari ini ia sudah memiliki janji akan menemani ibunya Galen untuk memasak bersama.

"assalamu'alaikum bunda. Hai Cleine" sapa Zifa sambil mencium tangan tante Sarah dan mencium pipi Cleine, sepupu Galen yang berusia 4 tahun.

"wa'alaikum salam calon mantu." Ucap tante Sarah yang membuat pipi Zifa memerah.

"oh iya ini bun Zifa bawa cupcake. Hasil recook resep bunda waktu itu nih"

"duh repot-repot benget sih. Yuk masuk deh udah ngga sabar nih mau masak"

Zifa dan Tante Sarah memasuki rumah bergaya American classic itu dan berjalan kearah dapur. Mereka kemudian memulai sesi masak bersama yang diselingi dengan obrolan ringan.

Zifa sangat bersyukur dapat bertemu dengan Tante Sarah tiga tahun lalu. Saat itu ia baru satu minggu menjalin hubungan dengan Galen. Tante Sarah yang mendengar Galen begitu excited saat menceritakan Zifa padanya pun meminta Galen untuk membawa Zifa untuk bertemu dengannya. ia senang sekaligus gugup saat pertama kali bertemu dengan tante sarah. Setelah pertemuan itu ia menjadi sangat akrab dengan ibunya Galen, bahkan sering menghabiskan waktu bersama untuk sekedar hangout keluar atau memasak seperti saat ini. Fyi ilmu memasak Zifa juga banyak didapat dari tante sarah. Dapat dilihat perbedaan mencolok saat ia belum mengenal ibunya Galen dan saat sudah mengenal. Saat awal-awal kuliah dan tinggal sendiri dia hanya berbekal pengetahuan memasak air, mie instan, telur dan beberapa frozen food yang hanya tinggal ia goreng atau panaskan dimicrowave. Bukan karena tak diajari memasak oleh mamanya tapi karena ia tidak tertarik dengan kegiatan masak-memasak sebelumnya. Kenyataan bahwa galen lebih mahir memasak dibanding dirinya membuat Zifa bertekat untuk mulai belajar memasak juga.

"oh iya Zif, kamu waktu itu minta catetan resep soto Betawi ya?" tanya tante Sarah sambil mencampurkan adonan terigu dengan kol dan wortel yang sudah diiris kecil-kecil.

"iya bun, pengen nyoba buat pas nanti pulang ke bandung"

"wah boleh tuh nanti bunda kirimin deh resepnya"

Satu-persatu piring dan perlengkapan makan sudah ditata rapih oleh Zifa. Ia kemudian meletakan satu persatu makanan hasil kegiatan masak-memasaknya dengan tante Sarah ke meja makan. Setelah selesai Zifa, Tante Sarah dan Cleine mulai menyantap makanan itu.

🐤🐤🐤

Sore ini ia akan menjemput orang tuanya di bandara. Hujan deras di sore itu membuat Zifa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. sambil menunggu lampu merah berubah menjadi hijau ia bersenandung mengikuti alunan musik dari airpods yang terhubung langsung dari ponselnya. Setelah lampu lalu lintas berwarna hijau ia segera kembali fokus untuk mengendarai kembali mobilnya. Ia melihat mobil didepannya belum ada pergerakan sedangkan suara klakson dari kendaraan-kendaraan lain dibelakang kian bersaut-sautan. Akhirnya mobil didepannya mulai melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Belum sempat Zifa kembali melajukan mobilnya tiba-tiba mobil yang sebelumnya didepannya terlihat mengerem mendadak diikuti beberapa orang sekitar dan pengendara yang menghampiri mobil didepannya. Zifa mengambil payung dan turun dari mobilnya takut-takut itu kecelakaan dan benar saja. Ia melihat seorang anak kecil tergeletak dengan darah mengalir dari siku dan kakinya serta seorang anak yang lebih besar menangis disampingnya. Mirisnya tak ada satupun orang yang mendekat. Beberapa orang didepannya hanya memperhatikan dan ada beberapa juga yang mengetuk kaca mobil dan menghalangi jalan mobil yang menabrak anak tersebut agar mau turun dan bertanggung jawab. Sementara hujan terus turun dengan deras membuat darah yang keluar dari luka anak tersebut ikut mengalir.

Zifa segera mendekat ia meminta anak yang tengah menangis itu untuk memayungi si korban dengan payungnya. Zifa kemudian memeriksa kesadaran anak tersebut dan memeriksa denyut nadinya. Zifa menduga anak tersebut pingsan. "ada yang sudah menghubungi ambulans?" tanya Zifa pada sekitarnya sambil menambil Tindakan pertolongan pertama. Nihil. Tak ada satupun yang menjawab. Ia kembali memeriksa luka anak tersebut dan memutuskan untuk membawa anak tersebut kerumah sakit terdekat dengan mobilnya.

Sambil menggendong anak tersebut ia sekilas melihat kearah mobil yang menabrak anak tersebut terlihat pintu mobil mulai dibuka. Naura. Zifa kaget melihat Naura lah yang keluar dari mobil tersebut. Naura diminta bertanggung jawab oleh beberapa warga dan pengendaraa yang melihat. "Royal Medical Center" ucap Zifa kepada Naura. Kemudian ia segera membawa anak tersebut ke rumah sakit dengan mobilnya.

Hampir satu jam ia dan Bagus, anak yang menangis tadi menunggu di depan ruang IGD. Zifa memperhatikan anak laki-laki disampingnya yang terlihat menahan kantuk. "Bagus. Ngga apa-apa kalo mau tidur" ucap Zifa sambil merapikan jaketnya yang sudah ia pakaikan ke Bagus. "maaf ya kak aku sama Irma ngerepotin kakak" ucap Bagus lemah. "ngga kok, yang penting adik kamu selamat". Zifa melihat baju yang dikenakan Bagus ada beberapa robekan dan sedikit kumal. Anak itu juga terus memegang erat kecrekan serta bungkus snack yang berisi uang receh hasil ia mengamen. Zifa memeluk anak laki-laki itu berharap bisa mentransfer sedikit kekuatan kepada anak itu.

Kemudian Galen datang dengan sedikit baerlari-lari kecil "maaf ya aku harus visit pasien dulu tadi" ucap Galen sambil memberikan dua buah selimut yang dipinjam dari rumah sakit untuk Zifa dan Bagus agar tidak kedinginan sehabis kehujanan. Rumah sakit ini adalah tempat Galen coass itu sebabnya setelah Irma masuk IGD Zifa segera menghubungi Galen. Kemudian dokter dari ruang IGD keluar dan memberitaukan bahwa pasien dalam keadaan baik hanya ada sedikit keretakan ditulang kakinya namun saat ini belum sadar dan baru boleh dijenguk saat sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

"kamu sibuk banget ga? aku mau titip Bagus. mau jemput papa sama mama dulu dibandara" ucap Zifa

"ngga ko, yaudah bagus biar sama aku"

Zifa berlutut mensejajarkan tingginya dengan Bagus. "aku pergi dulu ya sebentar. Kamu nanti ditemenin sama sama om dokter ini dulu ya" ucap Zifa kepada Bagus. "kakak nanti kesini lagi?" tanya Bagus sambil menggenggam tangan Zifa. "iya nanti aku kesini lagi". Sebelum benar-benar pergi Zifa berbisik kepada Galen untuk mengajak Bagus makan sambil menunggu adiknya dipindahkan ke ruang rawat inap.

Sambil berjalan kearah pintu keluar rumah sakit Zifa kembali menghubungi papanya. "Assalamualaikum pa, papa sama Mama masih di bandara? Aku on the way kesana ya pa." ucap Zifa terburu-buru. "Wa'alaikumsalam, ngga usah sayang. Papa sama Mama tadi udah dijemput sama anaknya temen papa. gimana anak kecil yang kecelakaan tadi?" sebelumnya Zifa sudah memberitahu orang tuanya bahwa ia akan terlambat sampai kebandara karena harus membawa seorang anak kecil yang kecelakaan.

"Baik-baik aja pa. udah ditanganin juga tapi ada retak sedikit dikakinya. trus sekarang papa sama Mama dimana? Aku jemput kesana deh"

"Besok aja kita ketemu pas dinner biar surprise. Hari ini papa sama Mama mau pacaran dulu ni sambil keliling Jakarta haha"

"Ih papa emang ngga kangen sama aku? Ohiya Mama mana pa?"

"Kangen dong, Mama lagi di toilet"

"Emm pa dinner nanti aku nanti ajak pacarku ya?"

***

Hai... Jangan lupa vote, coment & share yaaa...
Terimakasih sudah membaca cerita ini. Stay tune & stay healthy temen-temen!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang