1. pengakuan

18.1K 1.6K 155
                                    

author pov

17 Juli 2011.

lisa mengeratkan kedua genggaman tangan pada tas ransel yang sedang lisa gendong di belakang bahu. ketika tatapan tajam itu mengarah padanya, dengan lekas lisa menunduk.

lisa bukan tak berani, hanya saja, lisa tahu siapa dirinya di sini. posisinya, tidak ada.

"ma? dia siapa?"

suara gadis itu mengalun indah, dengan nada heran serta kerutan kedua alis. kedua tangannya berhenti memainkan boneka kecil, berjalan mendekat kearah lisa, dan menatapnya bingung.

sang mama tersenyum. lalu mengambil satu tangan lisa, menawarkan tangan itu kearah jennie, anaknya. ada keheningan seperkian detik tercipta, ketika jennie hanya diam tak menjawab, tak juga menjabat tangan lisa.

kepala jennie lantas menengadah, menatap raut wajah mamanya yang masih tersenyum dan menggerakan alis, seolah berbicara lewat sana.

lisa kecil merasa canggung, tangannya yang sedari tadi masih mengambang di udara, perlahan ia turunkan dengan senyuman tipis. dalam hati lisa berkata, ini bukanlah suatu perkenalan yang seperti lisa bayangkan saat di jalan tadi.

dimana akan ada sesi saling bercanda, berjabat tangan layaknya sesama anak-anak, lalu saling bercerita, mengenalkan diri masing-masing.

tapi kenyataannya, tidak. semua itu hanya semata-mata angan belaka yang lisa bayangkan dan harapkan.

"sayang, kenalin. ini temen baru kamu, lisa."

sekali lagi, ucapan mama membuat lamunan lisa sedetik kemudian tersadar, lalu dirinya tersenyum, mengangguk kecil.

"temen baru?"

"iya sayang. mulai sekarang, lisa akan tinggal serumah sama kita."

"kenapa dia tinggal di rumah kita ma?" suara jennie memotong.

sebelum mama berani menjawab, mama melirik lisa lebih dulu dan meminta ijin. gadis kecil itu, dengan sifat penuh pengertiannya, mengangguk sekali lagi, mengijinkan sang mama untuk bercerita, mengapa lisa memijakkan kaki di sini, di rumah besar milik keluarga jennie.

"nama dia lisa, anak tunggal juga kaya kamu, anak dari temen baiknya mama. kamu inget? beberapa hari yang lalu mama bilang ada temen mama yang mau keluar negeri?"

"inget, terus?"

"lisa ini anaknya, anak yang temen mama bilang mau di titipin ke mama."

"kenapa harus ke mama? kenapa dia ga ikut mamanya aja ke luar negeri?"

pertanyaan jennie memang ada benarnya, tak ada yang salah. namun hal itu, justru berhasil merubah raut wajah lisa yang tadinya menahan canggung, kini tersenyum sendu.

lisa hembuskan nafas perlahan, tanpa memutuskan pandangan terhadap jennie.

"mama lisa harus kerja. ga bisa ngebawa lisa pindah gitu aja, apalagi sekarang dia udah kelas enam, sama kaya kamu."

"tapi kenapa harus tinggal sama kita? emang dia ga punya keluarga ma?"

"jennie-"

"iya jennie, aku ga ada punya satu pun keluarga."



















••••••
author pov

17 Juli 2021.

lisa tersenyum kecut, setelah benaknya puas mengingat sepenggalan kenangan sepuluh tahun yang lalu, awal pertama kali ia bertemu jennie.

LASSITUDE - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang