BAGIAN 16

39 37 1
                                    


Beberapa hari lalu, Nanda pulang dari Semarang.
Ia ingin menghabiskan weekend  kuliahnya dirumah karena dia malas jika harus ber-weekend di kost-kostan saja.
Dan hari ini Nanda mengajak Lita makan disalah satu restoran.
Kemarin dia mencuri nomor Whatsapp milik Lita di ponsel Anna adiknya.
Dan malamnya ia menelfon Lita untuk mengajak nya keluar bersama.
Suasana romantis mewarnai restoran berdinding batu itu, dekorasi lampu temaram membuat suasana semakin mendukung.
Sebenarnya Lita agak canggung saat berada didekat Nanda.
Ia cuma tidak ingin kena bully oleh ketiga teman bawelnya itu.
Ia pun pergi bersama Nanda tanpa sepengetahuan mereka.
Tapi ya kalau difikir-fikir ya nggak pa pa sih jalan sama Nanda yang kelewat ganteng.
Apalagi Lita itu jones, teman-temannya selalu saja menjodoh-jodohkannya dengan Nanda.
Terlebih si Anna. Ia ingin sekali Lita pacaran dengan Kakaknya.
Lita sendiri heran , kenapa ia belum bisa jatuh cinta pada cowok seganteng Nanda? Apa karena ia terlalu dibutakan cintanya pada Dafa dulu?
Padahal Nanda sudah perhatian sekali pada Lita.
“ Makasih ya Lit lo udah mau dinner sama gue” ucap Nanda.
Lita tersenyum.
“ Iya Kak” ujar Lita.
Mereka menikmati makan malam bersama.
Tapi Nanda sibuk memperhatikan Lita sedari tadi.
Lita malam ini terlihat cantik sekali dimata Nanda.
Keadaan makin canggung bagi Lita.
Tak terasa juga hati Lita berdebar hebat saat itu.
“ Nanda” panggil seseorang yang kini berdiri didekat meja mereka.
Yang dipanggil menoleh, begitupun juga dengan Lita.
“ Agnes” ucap Nanda kaget.
“ Hai” sapa Agnes.
Nanda berdiri dan mereka saling berpelukan.
Lita hanya terdiam sambil menatap bingung kearah keua orang itu.
Berbagai pertanyaan muncul dibenak Lita.
“ Siapa cewek itu? Apa itu pacar Kak Nanda ya? Kok akrab banget sih bikin mood ilang aja” batin Lita.
“ Lama ya Nes kita nggak ketemu, lo makin cantik aja” ujar Nanda memuji.
Lita semakin panas.
Agnes tertawa renyah mendengar pujian dari Nanda tadi.
“ Ah lo mah bisa aja sih, lo juga nambah ganteng Nda” balas Agnes.
Kemudian Agnes beralih menatap kearah Lita.
Lita hanya tersenyum dipaksakan.
“ Pacar lo?” tanya Agnes sambil tersenyum.
Nanda menatap kearah Lita.
“ Bukan, dia temen gue kok. Lebih tepatnya temen deket Anna” kata Nanda.
“ Oh iya Anna gimana punya kabar? Pasti sekarang udah gede banget tuh anak” kata Agnes.
Nanda tersenyum.
“ Sok akrab banget sih, nih cewek sebenernya siapa sih?” batin Lita makin kesal.
Entah kenapa Lita kesal melihat kehadiran cewek itu disini, apalagi ketika cewek itu tadi berpelukan dengan Nanda. Apa ini cemburu?
Agnes duduk disamping Lita.
“ Lo kuliah dimana Nes?” tanya Nanda.
“ Gue kuliah di Jerman dan kelihatannya sehabis ini gue bakal nerusin karier gue sebagai model deh, yah honornya lumayan besar juga sih” kata Agnes.
Agnes kemudian memanggil waiter dan memesan minuman.
Setelah itu Agnes kembali asyik bercerita dengan Nanda.
“ Ternyata lo masih sama aja ya, bawel kayak dulu pas masih SMA. Eh lo inget nggak dulu pas kita pacaran. Fans-fans lo pada marah sama gue, mungkin gue rekor kali bisa pacaran sama lo” kata Agnes.
Telinga Lita makin panas.
Nanda tertawa.
“ Oh ternyata cewek ini mantan Kak Nanda” batin Lita.
“ Iya sebelum lo pergi dan lebih milih Angga ketimbang gue” sindir Nanda.
“ Ah itu udah masa lalu kali Nan, lo tuh ya kok seneng banget sih ngungkit masa lalu, udah basi tahu nggak?” ujar Agnes sambil tertawa.
“ Sekarang lo sama siapa?” tanya Nanda.
“Gue belum pacaran lagi males gue mikir pacaran. Lagian orang yang gue tunggu kelihatannya juga belum pengen pacaran, nyatanya dia masih aja jomblo sampai sekarang” kata Agnes balas menyindir Nanda.
Namun Nanda tak kunjung peka juga.
“ Siapa sih kepo gue?” tanya Nanda polos.
“ Lo” jawab Agnes lalu tertawa.
Deg,,, tiba- tiba Lita terlonjak kaget.
Apa Lita mulai suka pada Nanda sekarang?
Kening Nanda bertautan.
Agnes tertawa.
“ Bercanda Nan” ujar Agnes.

                                  ***

Saat perjalanan pulang perasaan Lita masih saja nggak karuan.
Ia masih penasaran saja sama Agnes, cewek yang tadi datang dan membuat mood  makannya hilang.
“ Kak Nanda sama Kak Agnes gimana?” tanya Lita saat mereka sudah berada di mobil.
“ Dia temen gue kok sama kayak lo” ujar Nanda.
“ Tapi mantan kan?”
Nanda menoleh dan menatap kearah Lita.
“ Iya, dia mantan gue waktu SMA” ujar Nanda.
“ Kenapa nggak balikan aja? Kak Agnes itu cantik, periang, pinter juga yah daripada Kak Nanda jomblo “ ujar Lita.
Nanda tertawa.
“ Sebenernya banyak cewek diluar sana yang ngejar gue Lit, tapi gue udah niatan buat bertahan jomblo buat seseorang yang gue cintai banget” kata Nanda.
“ Siapa Kak?” tanya Lita polos.
“ Menurut lo?” Nanda balas bertanya.
Lita nampak berfikir.
“ Entah siapa itu mending tembak aja Kak, keburu diambil orang kali” ujar Lita.
Nanda tertawa lagi.
“ Lo mau jadi pacar gue?” ujar Nanda to the point.
Lita terlonjak kaget.
“ Kak Nanda kok,,,,”
“ Lah tadi katanya suruh nembak” ujar Nanda.
“ Aku?” tanya Lita.
Nanda tersenyum.
“Mau jadi pacar gue?” ulang Nanda.
Lita nampak gugup sekali, keringat dingin mengalir disekujur tubuhnya.
Nanda menghentikan mobilnya.
“ Lo jawab dulu disini biar nanti kalau gue kaget nggak ngganggu kemudi gue” ujar Nanda.
Nanda meraih tangan Lita dan menggenggamnya erat.
Perasaan Lita berdebar sekali.
Lita tersenyum kaku.
" Tapi Kak Agnes lebih dari aku Kak,,"
"Gue nggak peduli, gue pacaran juga nggak mandang fisik. Gue cari cewek yang mau diajak hidup bareng sama gue" potong Nanda.
Lita menatap lurus kearah Nanda.
“ Gimana?”tanya Nanda lagi.
“ I-iya mau Kak” jawab Lita.
Senyum mengembang diwajah Nanda.
“ Yakin lo?” tanya Nanda tidak percaya.
“ Yakin lah “ jawab Lita.
“ Yeeeeeee gue jadiaaaannnn,,,, gue jadiaannnnn” teriak Nanda sekeras mungkin didalam mobil.
“ Kak jangan teriak-teriak, dikirain orang gila nanti” ujar Lita yang diam-diam tersenyum malu-malu.
“ Jadi kita resmi jadian?” tanya Nanda.
Lita mengangkat bahunya sambil tersenyum.
“ Nggak tahu, mungkin iya” kata Lita.
“ Yeee” teriak Nanda lagi.
Lita tertawa.
“ Sayang nih manggilnya?” ujar Nanda.
“ Terserah” kata Lita.
“ Kok terserah sih?” ujar Nanda.
“ Ya terserah kamu aja” kata Lita.
“ Oke Ibu Negara” kata Nanda.
Lita menggeleng sambil tersenyum.
“ Ibu negara mana?” tanya Lita.
“ Negaranya Ten ten lah “ kata Nanda.
“ Bucin” cibir Lita.
“ Kamu lebih “ balas Nanda.
“ Dikit kok”
“ Dikit lama-lama jadi bukit” canda Nanda.
“ Iya Kapten” kata Lita.
Mobil Nanda pun kembali meluncur .
Saat sudah sampai didepan rumah Lita, Lita segera keluar dari mobil Nanda.
“ Lit “ panggil Nanda.
Nanda pun ikut keluar.
Nanda menahan lengan Lita.
“ Tunggu” ujar Nanda.
“ Ada apa?” tanya Lita.
“ Boleh meluk ya?”
Baru saja Nanda hendak memeluk Lita , tiba-tiba Reno Papanya Lita datang dan menarik telinga Nanda.
“ Eh main nyosor-nyosor aja nih anak” ujar Reno.
“ Aduh, ampun Om” ujar Nanda sambil meringis kesakitan.
Lita terkikik kecil.
“ Siapa kamu?” tanya Reno.
“ Saya,,, saya,,,”
“ Pacar Lita?”tanya Reno.
Lita memberi isyarat pada Nanda untuk tidak bilang jika mereka pacaran.
“ Saya bukan pacar Lita” jawab Nanda.
“ Lah terus?”
“ Calon imamnya Lita Om” kata Nanda keceplosan.
Kedua mata Reno melebar.
“ Apa?”
Nanda langsung mencium punggung tangan Reno dan melesat ke mobilnya.
“ Assalamualaikum Om” ujar Nanda lalu mobil pun melaju pergi.
Ia takut jika harus dijewer lagi olah Papanya Lita.
Lita tertawa.
“ Dasar anak aneh. Untung aja ganteng kalau nggak udah Papa kasih bogem tadi” ujar Reno.
“ Ih, janganlah Pa” kata Lita.
Reno tersenyum dan mengacak rambut putrinya.
“ Ya enggaklah Papa bercanda, Itu tadi bener pacar kamu?” tanya Reno lembut.
Lita tersenyum sambil memamerkan sederet gigi putihnya.
Suasana makan malam berlangsung seperti biasanya.
Aulia dan Yoga nampak berseri-seri sekali.
“ Mama sama Papa kok kelihatan bahagia banget sih?” tanya Angel heran.
Aulia dan Yoga saling berpandangan sambil tersenyum.
“ Kalian bakal punya adik lagi” kata Yoga.
Dimas dan Angel terlonjak kaget bercampur senang.
“ Adik?” tanya Dimas dan Angel bersamaan.
Aulia mengangguk.
“ Mama hamil?” tanya Dimas lagi.
Yoga tertawa.
“ Kalian kok kaget gitu sih? harusnya seneng dong” ujar Yoga.
Dimas dan Angel tertawa.
“ Andaikan Kak Riko masih ada” batin Angel.
“ Oh iya Mama lupa mau ngasih tahu kalian” ujar Aulia kemudian.
“ Apa Ma?” tanya Angel
“ Bulan depan kita bakal pindah ke Los Angeles, kita tinggal dirumah Kakek. Soalnya Papa mau ngadain bisnis besar-besaran perusahaannya disana” kata Aulia.
Senyum diwajah Dimas memudar seketika.
“ Los Angeles? Kita liburan Ma?” tanya Angel antusias.
“Nggak cuma liburan kok, kita pindah kesana Sayang” kata Aulia.
Angel dan Dimas sama-sama kaget.
“ Pindah?” tanya Dimas.
“ Iya, Mama sama Papa udah ngurus sekolah kalian disana. Mama udah daftarin kalian disana” ujar Aulia.
“ Nggak Ma, Dimas nggak mau” ujar Dimas tegas.
“ Angel juga. Lagian ngapain kita harus pindah, kan yang punya bisnis cuma Papa. Kita nggak usah ikut Ma” timpal Angel.
“ Masalahnya Mama pengen nanti adik kalian lahir disana” ujar Aulia.
“ Kalian harus nurut , Mama tuh lagi ngidam” ujar Yoga.
Dimas bingung, tidak mungkin ia akan pergi Ke Los Angeles. Dimas tidak bisa pisah dari Isabella.
Apalagi jika nanti Isabella tahu Dimas akan pergi pasti ia akan sakit hati sekali.
Dimas terdiam.
Angel pun nampak gelisah, ia juga tidak ingin berpisah dengan Fathur.
Dimas masih terdiam.
Disisi lain ia juga harus mengerti kondisi Aulia, Mamanya.
Ia juga tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kesehatan Aulia dan janin yang ada dalam kandungannya.
“ Iya Ma Dimas ikut pindah Ke Los Angeles” kata Dimas .
Aulia tersenyum.
“ Bagus, rencana aku buat misahin Dimas sama Isabella berhasil juga. Maafin Mama Dim, Mama terpaksa ngelakuin semua ini demi kebaikan kamu nantinya” batin Aulia.
“ Kak Dimas yakin?” tanya Angel heran.
Dimas menghela nafas berat dan mengangguk.
“ Iya, gue yakin sama keputusan gue “ kata Dimas.
“ Maafin gue Bel” batin Dimas.

                                    ***

DEAR SOMEONE [SEGERA TERBIT] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang