kedua.

661 73 0
                                    

Setelah beberapa menit memahami suasana, Atsushi akhirnya berbicara.

"Apakah ada yang salah dengan ku?".

Tanyanya kepada Akutagawa sambil mencoba membenarkan apa ada yang salah dengan tubuhnya. Akutagawa hanya menghela nafas berat, ia tidak mengerti mengapa Atsushi begitu peduli tentang apa yang ia pikirkan. Atsushi masih mencoba membenarkan hal yang membuat nya bersikap heran. Ia tidak mengerti kenapa Akutagawa yang selalu tidak memperhatikan dirinya berbicara begitu serius kepada nya.

"Kalau aku bilang menyukaimu, apakah kamu akan membenciku atau sebaliknya?".

Ucap Akutagawa dengan nada sedikit serius. Atsushi yang mendengar itu pun terkejut, ia tidak menyangka seorang yang ia tau berperilaku dingin tersebut, menyatakan cinta kepada nya. Awalnya memang sedikit terkejut namun senyuman yang lama hilang kini kembali tertera di wajah datar Atsushi, ia tersenyum dengan sangat ramah.

Akutagawa yang melihat itu sedikit mengeluarkan semburan merah pada pipi miliknya, ia tidak menyangka Atsushi yang selalu memasang wajah datar di sertai dengan kulit pucat miliknya tersebut, kini mengeluarkan senyuman indah yang membuat nya terlihat begitu manis di hadapan Akutagawa.

Atsushi mencoba membalas perkataan milik Akutagawa, namun Akutagawa langsung pergi meninggalkan nya di kelas yang sebentar lagi akan memulai pelajaran pertama.

Setelah kejadian di kelas tadi, Akutagawa sudah tidak terlihat lagi, Atsushi sedikit heran mengapa pria tersebut tidak terlihat lagi setelah mengatakan hal yang membuat nya malu seketika saat ia memikirkannya kembali.

"Apa yang aku pikirkan, bukankah itu memalukan".

Ucapnya dengan wajah yang terlihat datar tetapi terdapat semburan merah yang kini menghiasi pipi manis miliknya.

Kini ia berbaring lemas, ia masih tidak menyangka mengapa Akutagawa mengatakan hal tersebut lalu menghilang begitu saja, ia sedikit heran namun juga senang sebab seseorang yang mengeluarkan kata kata tersebut ialah seseorang yang memang ingin ia kenal jauh lebih dalam.

Akutagawa kini masih memikirkan kata kata yang ia ucapkan kepada Atsushi, saat mengingat kembali ia terlihat begitu malu. Bagaimana tidak, kata kata itu di balas senyuman manis yang memang tidak pernah ia sangka terdapat pada seseorang yang memang awalnya ia kira seseorang tersebut akan membalas nya dengan tatapan datar miliknya.

Saat itu juga Akutagawa mencoba untuk menenangkan diri, ia akan mencoba berbicara kembali kepada Atsushi soal kata kata yang ia ucapkan.

.
.

Cahaya yang begitu terang menyinari seorang manusia yang terlihat begitu manis ketika ia mulai membuka satu persatu manik kuning bergradasi ungu miliknya, kini ia bangun jauh lebih pagi dari sebelumnya.
Saat hendak bangun dari tidurnya, bagian dada nya terasa sangat sakit, ia mencoba untuk tetap tenang namun, saat ingin mengambil obat, dadanya terasa sangat sakit ia sudah tidak kuat untuk bangun, tubuhnya juga terasa lemas.

"Tubuhku lemas".

Ucapnya dengan nada sedikit ter engah-engah. Satu ketukan didapat pada pintu milik Atsushi, ia hendak mencoba untuk berbicara namun rasa sakit yang ia rasakan sudah tidak dapat ia tahan.

"Atsushi kau sudah bangun?".

Ucap sang ibu, karna tidak ada balasan, ibunya mencoba untuk membuka pintu milik sang surai silver.

Betapa terkejut nya sang ibu, ia melihat anaknya terbaring lemas di lantai kamar milik sang anak. Saat Atsushi mencoba bersuara, sesuatu terjadi padanya.

Over | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang