ketigapuluhsatu

4.9K 407 27
                                    

Terkadang ada baiknya kita berduka
Agar terasa betapa gembira
Pada saatnya kita bersuka

Terkadang ada baiknya kita menangis,
Agar terasa betapa manis
Pada saatnya kita tertawa

Terkadang ada baiknya kita merana
Agar terasa betapa bahagia
Pada saatnya kita bahagia

Dan jika sekarang kita berpisah
Itupun ada baiknya juga
Agar terasa betapa mesra
Jika pada saatnya nanti
Kita ditakdirkan bertemu lagi

Pagi hari ini matahari telah menampakkan sinarnya, memberi penerang seluruh alam semesta, sayup sayup angin yang berhembus menambahkan kesejukan dan kesegaran.

BETH KESEGARAN THERESIA, hotel dengan bangunan megah, dan taman yang luas memberi kesan ibarat rumah seorang sultan.

"Hoammmmm" manda berusaha membuka mata, menyadarkan dia dari mimpi mimpinya, matanya terasa berat, kepala sedikit pusing dia merasa aneh pada dirinya.

Dengan cepat dia bangun, mengambil hpnya, lalu membuka aplikasi camera, mencoba mencari jawaban kenapa matanya terasa berat

Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat wajahnya berada di kamera, matanya sembab, sembab banget, untuk membuka mata pun tidak bisa sempurna,al hasil cuma bisa terbuka setengah. Ia baru sadar jika dirinya menangis sampai subuh dan itu pasti karna kesalah pahaman antara dirinya dan kekasihnya.

Manda mengacak rambutnya kasar, bagaimana dia shooting hari ini jika matanya seperti habis kena bogem preman.

Tanpa mengetuk pintu tiba tiba ichan masuk, seperti biasa dia akan menyiapkan semua keperluan shooting bosnya itu.

Menyadari ichan masuk, dengan cepat manda menutup mukanya dengan boneka babi bunga matahari kesayangannya.

Menyadari tingkah bosnya yang aneh ichan pun heran

"Kenapa nok mukanya di tutup gitu?" Tanya ichan

"Gak apa apa, pengen aja gini" jawab manda. Sebenarnya manda juga sadar kalo ichan akan segera mengetahui apa yang terjadi pada matanya, tapi manda begitu malu untuk mengakuinya.

"Yakin nok? Gak sembab kan?" Tanya ichan meyakinkan. Sebenarnya dia tau kebiasaan bosnya itu jika bersedih maka akan meluapkan dengan tangisannya.

Manda yang sudah tidak berkutik melepaskan boneka yang menutupi mukanya, kepalanya menunduk, rambutnya jatuh menjuntai ke depan sedikit menutupi wajahnya.

Ichan yang melihat mata manda di sela sela rambut, langsung kaget

"Ya allah nok, kenapa jadi begini?" Tanya ichan mencoba meminggirkan rambut manda yang sedikit menutup mukanya lalu menyimpannya di balik telinga manda.

"Ya biasalah chan" jawab manda singkat

"Tapi ini terparah loh dari sebelum sebelumnya" kata ichan

"Rasanya hati gue uda mati chan" jawab manda

"Ssssttttt gak boleh ngomong gitu, sekarang mandi, nanti aku bantuin kompres sama air hangat ya, biar sedikit berkurang sembabnya" kata ichan

"Ya uda aku mandi dulu ya" pamit manda sambil berlalu ke kamar mandi.

Sedangkan ichan menyiapkan keperluan shooting manda hari ini, ia juga tak lupa menyiapkan air hangat dan waslaf untuk mengompres mata sembab bosnya itu.

30 menit berlalu akhirnya manda keluar kamar mandi dengan handuk yang masih melilit di kepalanya.

"Nok, uda kamu duduk, gue kompresin matanya, tapi kamu pegangin ya waslafnya biar aku bisa ngeringin rambut kamu" kata ichan

Di Balik Layar Ikatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang