Pertemuan+Perpisahan

14 4 4
                                    

Happy Reading.

Seorang gadis duduk sendiri di ayunan, ia hanya mengamati beberapa teman sebayanya yang asik bermain. Namanya Jiwa, Jiwa Raquella usianya 5 tahun, ia tumbuh di panti asuhan Jaya Bakti sejak lahir.

Jiwa suka dengan kesendirian, ia tak pernah mau bergabung dengan yang lainnya, entahlah hanya saja Jiwa merasa tak nyaman padahal mereka semua baik dan sering mengajaknya bermain bersama namun Jiwa selalu menolak dengan menggelengkan kepala.

"Hai" sapa anak laki-laki yang seusia dengan nya, Jiwa hanya menatap anak laki-laki itu dengan tatapan bingung.

"Aku anak baru disini" ujarnya duduk di ayunan kosong yang ada di sebelah Jiwa.

"Pantas, Jiwa baru liat kamu disini" sahut Jiwa, anak laki-laki itu tersenyum.

"Nama kamu Jiwa?" tanya nya, Jiwa mengangguk.

"Aku Raga" Jiwa menerima jabatan tangan Raga. Jiwa tersenyum manis pada Raga membuat Raga ikut tersenyum.

"Raga, kenapa Raga bisa ada disini?" tanya Jiwa, rasa nyaman hadir membuat Jiwa menghilangkan rasa canggungnya.

"Karena Raga ingin cari teman" jawab Raga, mata Jiwa beberapa kali mengerjap tak mengerti maksud Raga.

"Kenapa nggak ikut main sama mereka?" tanya Raga menunjuk beberapa anak panti lainnya.

"Nggak suka permainan begitu" jawab Jiwa, ia tak suka bermain bola atau berlari seperti yang lain.

"Mau main sama Raga?" tawar Raga, Jiwa nampak berfikir sebelum akhirnya ia mengangguk.

"Raga mau ajak Jiwa main apa?" tanya Jiwa kala Raga menggandeng tangannya.

"Gini, Raga jaga disini nah Jiwa sembunyi. Nanti Raga cari Jiwa sampe ketemu" jelas Raga.

"Kalo ketemu?" tanya Jiwa.

"Kalo ketemu artinya gantian Jiwa yang jaga dan cari Raga" jawab Raga.

"Kalo Jiwa nggak bisa Raga temuin gimana?" tanya Jiwa lagi.

"Raga bakal terus berusaha cari Jiwa sampai ketemu" jelas Raga, membuat Jiwa tersenyum dan mengangguk.

"Ayo hitung dari 1 sampai 10" Jiwa mengangguk patuh dan menghitung bersamaan dengan Raga yang menutup mata dengan kedua telapak tangannya menunggu hitungan selesai sampai ia bisa mencari tempat persembunyian Jiwa.

"Sepuluh, ayok cari Jiwa" suara itu sudah tak terdengar yang artinya Jiwa sudah jauh dari Raga.

Raga mengedarkan pandangannya ia mencari sosok Jiwa dan ia pastikan jika ia akan menemukan nya dengan cepat.

Jiwa bersembunyi di balik pohon, ia terkekeh kecil memperhatikan Raga yang masih berusaha mencari keberadaan nya. Jiwa merasakan sesuatu menyentuh kakinya, dan membuatnya menoleh seketika matanya membulat ia menutup rapat mulutnya dengan telapak tangannya.

H-achew!

Raga mendelik ia tersenyum senang, melihat gerak gerik dan asal suara dari balik pohon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JIWARAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang