0.1

20 4 0
                                        

Sesungguhnya aku tidak pernah merencanakan sebuah pertemuan.
-
-
-
-
-
-

----❛🦋¡!

POV Main Cast. Mode on.

"Dapettt, hap!" Aku memeluk tubuh Genta.
"Aaaaa Onty curang mainnyaaa," Rengek anak kecil berusia 6 tahun itu.
Aku melonggarkan pelukanku, "Huuu Genta kalahhhh," Ledekku padanya.

Genta memajukan bibir bawahnya, menjadi bibir manyun yang menggemaskan ala anak kecil. "Ah Genta gak mau main kejar kejaran lagi, ketangkep mulu sama Onty! Onty curang wleeeee," Ia menjulurkan lidahnya padaku.

Aku telah sampai di Rumah Seza beberapa menit lalu sebelum hujan semakin deras. Kini pukul 16.00 tetapi langit sudah sangat gelap, mungkin karna cuaca yang sangat mendung.

Seza sibuk dengan laptopnya. Suara keyboard yang ditekan terus berbunyi tidak berhenti, entahlah ia terlalu bersemangat atau ingin pekerjaannya cepat cepat selesai. Seza Putri Alaidrus, merupakan sahabatku sejak SMA sekaligus menjadi rekan kerjaku saat ini. Kami beruntung karna dapat menjalin persahabatan yang cukup terbilang lama.

Dulu, saat pertama kali kami berkenalan, Seza sangat pemalu. Aku tertawa ketika mengingat seragam yang dikenakannya waktu itu, begitu culun. Namun dihitung seminggu setelah kami berkenalan, kami menjadi cukup dekat. Dan sejak itu pula Aku dan Seza menjalin persahabatan hingga sekarang.

Mari selesaikan perkenalan tentang Seza. Aku belum sempat berkenalan denganmu. Perkenalkan namaku Alodya Parvana dan panggil aku "Al" bukan Alod/Lod/Dya cukup dua huruf dari nama pertamaku, mengerti?

Usiaku telah menginjak 20 tahun bulan lalu. Menginjak usia kepala 2 membuatku merasa semakin tua, tetapi apa boleh buat? Waktu tidak pernah berhenti. Aku akan menyudahi perkenalan ini. Kembali ke cerita.

Sudah hampir satu setengah jam lebih aku berada di rumah Seza. Aku harus pulang, mengingat lampu apartemenku yang belum menyala sejak tadi pagi.

"Za, kayaknya gue pulang sekarang deh, gapapa kan?" izinku pada pemilik rumah.

"Buru buru banget lo,"
"Apart gue ga keurus nih dari pagi, lo udah mau kelar kan? Itu si Genta juga udah tepar di sofa," jelasku seraya menunjuk ke arah sofa panjang dengan dagu.
"Oh gituuu, yaudah deh Al. Thanks ya, hati-hati di jalan jangan ngebut, lagi deres ujannya,"
"Iya za sama sama, gue cabut ya Bye,"
"Bye."

Aku keluar dari rumah Seza dan mengeluarkan mobil dari garasi. Aku masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin, menunggu selama 2 menit. Setelahnya aku menancap gas, membelah sunyi jalanan, juga menembus deras hujan petang ini.

POV Main Cast. Mode off.

-----❛🦋¡!

POV Author. Mode On.

Laki laki itu membanting setir ke kiri setelah mendapat bunyi klakson dari arah depan.

"Sialan!" umpatnya seraya memukul setir.

Rambut yang tidak tertata dengan rapih. Kemeja putih dengan kancing atas yang terbuka. Penampilan laki laki itu sangat kacau dan berantakan, entah apa penyebabnya namun raut wajahnya terlihat sangat lelah.

Samudra Rakha Pangestu. Laki laki bertubuh tinggi jangkung nan tampan. Anak bungsu dari keluarga terpandang dengan marga Pangestu. Usianya 21 tahun mahasiswa fakultas kedokteran di universitas ternama Jakarta. Ia menjalani semester 5 tahun ini.

Selang waktu 2 menit setelah insiden banting setir, mobil mpv yang dikendarai Rakha tidak bisa dikendalikan. Berulang kali ia menginjak pedal rem namun roda mobil tak berhenti.

Detak jantung Rakha berdetak sangat cepat,  pikirannya sudah tak tentu arah. Dari dahi sampai telapak kakinya berkeringat. Mobil yang dikendarai Rakha benar benar sudah lepas kendali. Laki-laki itu hanya bisa pasrah dan berdoa kepada yang maha kuasa.

Benar saja beberapa detik setelahnya, kendaraan beroda empat itu menabrak pohon besar di luar pembatas jalan. Satu meter saja mobil itu mundur, mungkin ia akan segera jatuh ke jurang.

Sangat disayangkan pada keadaan genting seperti ini, jalanan cukup sepi. Karna hujan deras yang mengguyur kota, kebanyakan orang memilih untuk tetap tinggal di rumah sampai hujan reda.

Pelipis Rakha mengalir darah segar. Kemeja putihnya ternodai oleh cairan merah. Laki laki itu sudah tidak sadarkan diri.

Petir menyambar di udara, langit semakin gelap. Namun tak kunjung ada pertolongan yang datang, usai kecelakaan yang menimpa Rakha.

POV Author. Mode Off.

-----❛🦋¡!

Pov Main Cast. Mode on.

Aku menepi ke pinggir jalan setelah melihat mobil silver yang terletak di luar pembatas jalan. Aku segera keluar dari mobil, berniat membantu seseorang di dalam sana. Asap yang keluar dari mobil itu menandakan bahwa kecelakaan baru saja terjadi.

Dari jendela mobil terlihat jelas ada seseorang di dalam sana. Aku mencoba membuka pintu mobil namun hasil nihil. Terpaksa, ku ambil batu sebesar kepalan tangan dan memukulkannya sedikit kencang pada bagian ujung kaca mobil.

Dengan susah payah, aku mengambil kunci mobil yang masih tertancap pada tempatnya. Berhasil. Aku membuka mobil kemudian membantu pemilik mobil tersebut keluar.

Waktu seakan di jeda setelah aku melihat dengan jelas lekukan wajah ini.

"Rakha?!,"

Pov Main Cast. Mode off.

-----❛🦋¡!
-
-
-
See you in the next part!

Samudra dan Kupu-kupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang