Bagian 2 : Berpikir

1 0 0
                                    

Ponsel ku bergetar.

Dengan mata masih tertutup, aku meraba lokasi ponsel dengan tanganku.

Mengusap layar dan menempelkan benda pipih tersebut ke pipi.

"Halo" sapaku dengan suara serak. Aku bahkan tak yakin aku mengucap kata 'helo' dengan nada yang jelas di dengar.

"Heh, bangun! Ayo! Kita jadi pergi!"

"Hah?"

"Ayo. Tak tunggu jam 8 di Trenggalek."

"Oke"

Panggilan terputus.

Aku membuka mataku dengan sangat berat.

Bagaimana tidak? Sekarang pukul 7 dan aku baru tidur pukul 3 pagi! Durasi tidur ku masih 4 jam.

Jujur aku bingung siapa yang menelepon karena setelah di cek, aku belum menyimpan nomornya.

Aku menelepon Febby.

"Feb"

"Hoi"

"Tadi gue ada yang bangunin. Kira-kira siapa ya yang nelpon?"

"Si Farel mungkin. Dia emang bangunin semua orang pagi ini."

"Oh"

Kalau Farel aku memang udah kenal meskipun beda kelas. Karena kita pernah belajar di tempat bimbingan belajar yang sama ketika kelas 3 SMA.

"Btw ini beneran jadi?" tanyaku memastikan.

Tujuan ku memastikan adalah karena rumah ku berjarak sekitar 1 jam dari rumah mereka semua.

Rumahku dekat pantai. Sedangkan, mereka semua berada di kota Trenggalek.

Maksudku, kasihan akunya kan kalau udah jauh-jauh tapi gak jadi.

"Lo bisa gak?"

"Duh sebenernya gue ada tugas Filsafat besok. Terus belum nyiapin bahan buat ngajar di hari selasa juga."

"Terus gimana? Bisa gak?"

"Tapi, masalahnya. Kapan lagi kita punya kesempatan ke Pacitan."

"Nah itu tahu."

Duh jawaban Feby bener-bener bikin tambah galau. Aku sebenarnya bukan cewek nerd yang mementingkan pendidikan.

Tapi, masalahnya ini tugas kelompok. Sungkan sama anggotaku yang lain kalau aku telat ngumpulin.

Kalau tugas sendiri. Gue kerjain besok juga bodo amat.

Duh, bingung!

"Gimana, yer?"

"Menurut lo gimana? Gue bingung ini."

"Emang kerjain nanti malam gak bisa?"

"Bisa sih. Cuma sungkan sama anggota kelompok gue yang lain. Mereka mau gunain ppt sama materi nya buat belajar sebelum presentasi soalnya." Aku menyampaikan pertimbanganku.

"Bilang aja lo ada urusan keluarga dan baru bisa ngerjain tengah malem. Lagian jam berapa sih presentasinya?"

"Jam 1 siang sih."

Febby mendesah. "Ya ampun plis, yer! Itu waktunya lama banget dan udah lebih dari cukup. Kalaupun lo ngirim nya tengah malem, mereka masih punya waktu 12 jam buat belajar. Dah lah, gas aja!"

"Yaudah deh. Gue siap-siap dulu terus jemput Vienny."

"Nah, gitu dong. Gue tunggu ya!"

"Oke."

"See ya!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Visit PACITAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang