O7

182 29 6
                                    


Selamat membaca...

TAY POV

“Auu, Chimon kemari” panggil ku pada anak kecil yang sedang bergandeng dengan ayah nya.

Aku melihat wajah kesal Off dan tentu wajah tegang Gun.

Aku ingin bermain-main sedikit dengan suasana ini.

Chimon melepaskan genggaman tangan nya dan berlari pada ku, dan tentu saja aku langsung menangkap lalu menggendong nya.

“Gun, lihatlah dia sangat manis bukan?” Tanya ku membuyarkan lamunan Gun.

“Ah iya, hai Chii” sapa Gun sambil mengelus pipi gembul Chimon.

Aku yakin saat ini Off sedang kesal karena putra nya disentuh Gun, tapi aku tidak peduli karena Off tidak bisa berbuat kasar pada Gun jika ada aku maupun Chimon.

“Sampai kapan kita berdiri disini?” Tanya Off mengendalikan suara nya.

“Ayo masuk, Gun ayo” ajak ku dan Gun langsung mengangguk.

Dan berakhirlah kami berempat duduk bersama.

“Jadi Off, bukankah kau tidak suka makanan China?” Tanya Ku pada Off.

“Putra ku sangat menyukai masakan China” jelas Off, yang membuat ku sedikit bingung adalah baik Chimon dan ayah berengsek nya itu tidak melepaskan pandangan nya pada Gun.

“Ada yang salah dengan wajah Gun?” Tanya ku membuat Off langsung menoleh menatap ku.

“Tidak” jawab Off.

“Paman cantik yang nolongin chi kan?” Tanya putra kecil itu pada Gun.

Apa mereka sebelum nya pernah bertemu?

“Iyaa bagaimana kabar mu? Jangan suka berlari nanti kau akan tersandung” ujar Gun.

“Eumm, chi gak bakal lari-lari lagi” angguk si kecil, aku tersenyum melihat interaksi mereka berbeda dengan Off yang menatap sinis pada Gun.

Pesanan kami sudah matang dan tertata rapih di meja makan kami, kami menikmati makan siang kami dengan cerita gembira namun terkesan acak dari bocah umur tujuh tahun ini.

Tawa ku terhenti melihat ruam merah di leher Gun.

“Gun, apa kau merasa gatal?” Tanya Ku sambil mengusap bagian leher Gun.

“Eum sedikit gatal” jawab Gun menggaruk leher nya.

Aku lihat sekitar dan benar sop udang, Gun alergi pada udang.

“Siapa yang menyuruh mu memakan soup udang hah?” kesal ku.

“Aku bahkan tidak tau itu soup udang” jawab nya, astagah kebodohan macam apa lagi yang tertanam pada diri nya.

“Jangan membentak nya, jika kau khawatir kau bisa membawanya ke rumah sakit” sahut Off terlihat kesal karena aku memarahi Gun.

“Apa peduli mu?” jujur melihat wajah nya yang tidak terima aku memarahi Gun sangat membuatku kesal.

“Aku tidak peduli dengan urusan hubungan suami istri kalian, yang aku pikirkan putra ku harus melihat kau membentak orang lain!” jawab Off dengan nada tinggi.

“Cukup” ucap Gun saat melihat aku ingin membalas omelan Off.

“P’Tay, ayo pulang… aku punya salep di rumah jadi tidak perlu ke dokter” jelas nya, Gun menarik tangan ku lalu kami melangkah pergi dari restaurant itu.

💚

Off POV

Sial, kenapa aku harus menyaksikan pertengkaran mereka disini. Entah mendengar Tay membentak nya membuat aku tidak terima.

Dan juga mengapa dia harus menggandeng Tay apa Tay tidak bisa bangun dan berjalan sendiri?

Yang boleh membentak atau memarahi nya hanya diriku.

“Apa kau sudah kenyang? Ayo kita pulang juga” ajak ku pada putra kecil ku.

“Ayo Dad” jawab nya. Aku menggendong putra ku dan melangkah keluar dari Mall besar ini.

“Daddy, kenapa paman itu cantik?” Tanya Chimon membuat ku sedikit bingung.

“Paman yang kamu maksud itu adalah Gun?” Tanya ku pada nya.

“Paman cantik yang tadi bersama paman Tay, dad” jelas nya.

Benar yang dia maksud adalah Gun.

“Lalu kenapa kalau dia cantik, heum?” Tanya ku mengelus rambut nya.

“Chi suka” jawab nya. Mendengar itu cukup membuat ku terkejut.

“Astaga… apa yang kau katakan jagoan” kaget ku namun aku rasa wajar putraku menyukai nya karena anak kecil hanya menyukai hal yang menurut mereka cantik.

“Hehehe, daddy ayo kapan-kapan kita ajak paman Tay sama paman cantik makan di rumah” pinta nya.

Permintaan yang sulit namun aku tidak bisa menolak nya.

“Baiklah, lain kali daddy akan menelpon paman Tay untuk makan bersama kita” jawab ku membuat Chimon senang, melihat putraku tersenyum senang saja sudah membuat ku cukup bahagia.

💚

Gun POV

Sesampai nya dirumah P’Tay mengolesi beberapa bagian tubuh ku yang terkena alergi.

“Bagaimana bisa kau berani membentak ku phi?” Tanya ku dengan nada jengkel.

P'Tay tidak pernah membentakku baik dirumah naupun di luar rumah.

“Bagaimana kau begitu ceroboh memakan makanan yang kau bahkan tidak bisa makan? Apa karena ada Off?” Tanya balik P’Tay dengan tatapan tajam nya.

Jujur saja, makan bersama P’Off aku bahkan tidak bisa mencicipi rasa makanan kesukaan ku.

Bagaimana aku tahu itu adalah soup udang atau bukan.

“Aku sangat lapar phi, itu sebab nya aku makan sangat begitu lahap” jawab ku dengan asal.

“Alasan macam apa lagi yang ku dengar” sahut P’Tay masih terlihat kesal.

“Uii~ Phi Tay~ janga marah terus naa lihat sudah banyak kerutan di wajah mu jika kau terus marah pada ku” goda ku dengan nada sedikit lembut, aku memeluk lengan kekar nya.

“Bersikap manis hmm?” Tanya nya melirik ku dengan ekor mata.

“Jadi Phi mau memaafkan aku?” Tanya ku. Bersikap manis adalah jalan terbaik untuk meredakan amarah pak tua ini.

“hmm” jawab P’Tay dengan wajah cembertu nya.

Aku tidak peduli, inti nya P’Tay sudah memaafkan ku itu sudah cukup.

“KAu sudah memaafkan ku kan, sungguh?! Yeheeey” ujar ku riang segera ku peluk erat P’Tay.

“Baiklah, lepaskan aku anak nakal” sahut nya sedikit mendorong tubuh ku, namun P’Tay berhenti mendorongku ketika mata kami bertemu.

Mata kami terlalu lama saling menatap, sampai aku tidak sadar telapak tangan kasar P’Tay sudah  berada di leher belakang ku.

“Nong Gun, bolehkah aku mencium mu?” Tanya P’Tay denga suara lembut nya.

Dan jujur saja saat ini jantung ku berdetak lebih kencang dari biasa nya.








To be continue....

Haii, maaf lama update nya huhuhu

Semoga kalian suka sama ceritanya

And have a nice day ♡

Dream EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang