16. Cek Kesehatan

2 0 0
                                    

Ternyata rencana Jihan kemarin tidak sepenuhnya gagal, meski senjata makan tuan, namun kejadian kemarin tetap memberi keuntungan bagi Jihan. Ares yang sudah terlampau kesal, memutuskan untuk mundur dari menjadi guru les Juno. Jadi, betapa bersyukurnya Jihan setelah mengetahui hal tersebut.

Juno juga sudah berulang kali meminta maaf kepada Jihan gara-gara menyesal atas kejadian kemarin yakni telah membuat Jihan mimisan, bahkan Juno rela kalau Jihan akan membawa permasalahan tersebut ke jalur hukum. Jihan sendiri memilih untuk memaafkannya saja daripada ambil pusing, ia paham dengan sikap Juno yang sering tidak enak hati tersebut. Bahkan Juno sampai sakit gara-gara khawatir Jihan tidak akan memaafkannya.

Imbas kejadian kemarin pun membuat Jihan tak henti-hentinya mimisan, jadilah hari ini hidung Jihan kembali disumbat tisu. Sebenarnya emak Jihan sudah menyarankan agar Jihan memeriksakan diri ke dokter, kalau-kalau mimisan Jihan bukan mimisan biasa. Namun, gara-gara Jihan yang keras kepala, Jihan enggan menuruti ucapan emaknya.

Jihan melirik jam dinding yang tergantung di depan kelas. Waktu sudah menunjukkan setengah delapan lebih lima belas menit, namun Pak Sam tak kunjung tiba. Padahal hal yang hampir mustahil jika Pak Sam memberi jam kosong. Beliau akan tetap datang ke kelas meski harus menembus hujan badai atau angin gelut sekalipun. Maklum, guru matematika.

Tak lama, terlihat Pak Sam berjalan memasuki kelas dengan langkah gontai. Di lehernya, terlilit syal putih polos. Sementara tubuhnya terbalut jaket tebal. Dari penampilannya, jelas keadaan Pak Sam sedang tidak baik-baik saja, apalagi beliau mengenakan masker pula.

"Selamat pagi, anak-anak. Maaf saya terlambat, saya agak sedikit, uhuk ... uhuk ..., tidak enak badan," ucap Pak Sam.

Sumpah, sedikit tidak enak badan apanya. Pak Sam terlihat benar-benar tidak enak badan kalau itu mah. Murid-murid pun hanya bisa mengangguk maklum melihat Pak Sam yang tetap memaksakan diri untuk tetap mengajar meski sedang sakit. Beliau benar-benar guru idaman, bukan? Andai semua guru di Indonesia kayak Pak Sam, pasti tidak ada tuh yang namanya pengangguran setelah lulus sekolah.

Sebenarnya, tak hanya Pak Sam yang tengah sakit di kelas tersebut. Selain Pak Sam, ada Juno yang katanya sakit pula, Jihan yang terus-menerus mimisan, juga Ares dengan wajahnya yang pucat akibat sakit perut. Kalau Ares sih sudah pasti maag gara-gara tidak makan demi menabung, benar-benar bakal mati sugih dirinya.

Revan, Lim, dan Farkas juga sama halnya. Mereka demam gara-gara kemarin main hujan-hujanan untuk syuting ala-ala drama India untuk di-posting di channel YouTube-nya Revan. Revan sendiri sedang mabuk filmnya Shah Rukh Khan, jadi ia sengaja bikin parodi Kuch Kuch Hota Hai.

Sementara murid-murid lain juga sakit gara-gara keseringan begadang. Entah maraton film, push rank, nge-TikTok, overthinking, atau ngambis belajar. Alhasil, pelajaran hari itu penuh dengan suara gemuruh batuk juga bersin dan beleran.

"Jadi, bilangan cacah itu...."

"Hatchiii!"

"Uhuk!!! Uhuk!!!"

"Slrppp."

"Bilangan cacah itu dimulai dari...."

"Uhuk!!! Uhuk!!!"

"Dari...."

"Slrppp."

"Dari nol!" seru Pak Sam geram karena dari tadi ucapannya terus terjeda. "Kalian ..., uhuk, uhuk, kenapa bisa sakit, sih?"

"Anu, Pak. Saya enter wind," jawab Revan lebih dulu yang kemudian disusul oleh Lim.

"Betul, Pak. Our body is not daijoubu."

"Yang lain juga sama?"

"Saya anemia," sahut Jihan karena badannya begitu lemas dan pandangannya juga berkunang-kunang.

HEART CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang