1// Reinkarnasi

411 61 2
                                    

Harry bersandar di dinding Potter Manor, dia sangat frustasi sekarang, baik keluarganya maupun KeluargaWeasley telah berakhir. Pria berambut hitam itu menatap tubuh dingin tak bernyawa di sampingnya, Ron telah mengorbankan nyawanya untuk Harry sampai akhir.

Harry mengusap wajahnya frustasi, di luar sana, banyak penyihir pengikut Dumbledore yang masih mencarinya.

"Sialan," umpat Harry putus asa.

Air mata Harry tumpah, menatap wajah dingin nan damai sahabatnya, Harry teringat kejadian 1 jam yang lalu, ketika Ron datang dengan mata bengkak, mengatakan kalau Dumbledore telah mencuri sebagian besar warisan keluarganya. Dan kemudian, anggota Orde datang menyergap, menghabisi Ron dengan satu kutukan, dan sekarang telah tersisa Harry, bersandar sendirian di dinding manor yang dingin, menunggu ajalnya.

Sudah cukup, seorang Harry Potter lelah.

Harry akhirnya menyerah, dan membiarkan para Auror menangkapnya, lalu melemparkannya ke selubung, sama seperti yang terjadi pada ayah baptisnya.

Hanya butuh waktu 5 menit, sebelum Harry Potter bereinkarnasi.

_________________

Mata hijau itu terbuka, bertatapan dengan mata biru cerah yang menatapnya penuh kejenakaan.

Harry terperanjat dan berjalan menggunakan tangannya, menjauh dari mata biru itu. Lalu, kekehan khas dari si kembar membuat Harry menghela napas lega.

Dia, bersama dengan enam anak laki-laki Weasley berada dalam suatu ruangan putih, dan si kembar, terkikik geli menatapnya yang sangat terkejut.

"Hai Harry!" kata Fred riang.

"Selama bertahun-tahun mengenalmu, dan aku baru punya kesempatan untuk melihat wajah tidurmu yang sangat imut," kata George.

"Oh kalian, hentikan itu," kata Harry.

Mata hijau itu menatap ke arah sahabatnya, Ron berdiri di sana tersenyum lembut.

"Kau baik-baik saja?" tanya Harry.

"Lebih baik dari sebelumnya," jawab Ron.

"Bill?"

"Apa?"

"Kau baik-baik saja? Maksudku, mereka memcuri dari kalian," kata Harry.

"Baik, aku tak mempermasalahkan itu, tapi sedikit membalas mereka, tampaknya seru juga," jawab Weasley tertua itu.

"Kuharap kita punya kesempatan untuk merubah," kata Charlie.

"Mungkin itu maksud kita ada di sini?" tanya Percy.

"Kau cukup pintar, untuk ukuran seorang manusia," suara berat itu mengejutkan mereka.

Enam kepala merah sekaligus sebuah kepala hitam menoleh menuju kearah suara, di mana sesosok berjubah, dengan kepala tertutup kerudung berdiri di sana.

"Kau siapa?" tanya Harry.

"Entahlah, Fate, Destiny, Death, terserah kau ingin memanggilku yang mana," jawab sosok itu.

Tak ada jawaban.

"Aku memberikan kesempatan kepada kalian, untuk memperbaiki segalanya, kehidupan keluarga Weasley, dan takdir dari masing-masing kalian,"

Ketujuhnya masih menyimak.

"Kalian akan terlahir kembali, dengan nama berbeda, dengan orang tua yang berbeda,"

"Kalian bisa memilih, tetap mati tanpa merubah keadaan, atau kembali ke masa lalu, dan membantu keluarga Weasley mengetahui tentang warisan mereka, sebelum Albus Dumbledore menghabiskan semuanya,"

Keenam pasang mata biru menatap Harry.

"Itu pilihan kalian, kalianlah korban ketamakkan Dumbledore," jawab Harry.

Keenamnya mengangguk mantap, lalu memegang jubah Death, dan Harry menggenggam tangan Ron, tak ingin berpisah dari sahabatnya lagi.

"Kuingatkan kalian, kalian tidak akan saling mengenali, sampai tiba waktunya,"

"Kami mengerti,"

"Okay, good luck!"

Dengan itu, ketujuh pria itu menghilang.

____________________________________

William Weasley tak menyangka ada orang yang akan memanggilnya Liam, dia tumbuh dengan panggilan Bill selalu. Tapi anak laki-laki itu, Lean Foustrace, adalah orang pertama yang memanggilnya Liam, dengan alasan "aku bukan orang-orang yang memanggilmu Bill,"
.
.
.
.
.
.
Charles Weasley mencintai Quidditch, dan suatu saat nanti akan menjadi pemain Quiddotch nasional kalau bisa, tapi anak laki-laki itu, Levin Hilphenox mengatakan mepadanya kalau mengendarai dan mengejar naga lebih menyenangkan dibandingkan mengendarai sapu dan mengejar Snitch, dan mendengar hal itu membuat seorang Charles Weasley mengubah impiannya.
.
.
.
.
.
.
.
Percy Weasley lebih suka belajar dibandingkan hal apapun di dunia ini, tapi anak laki-laki itu, Arthur Cerlead, telah mengajarkan kepadanya betapa pentingnya keluarga dibandingkan belajar, dan mendengar hal itu, Percy mengubah sikapnya, dan belajar menjadi hangat dan dekat dengan keenam saudaranya yang lain.
.
.
.
.
.
.
.
Fred dan George Weasley, selalu suka berbuat onar dan melakukan keisengan di manapun, tapi kedua anak laki-laki itu, Addison dan Aylon Cerlead, mengajarkan kepada mereka, bahwa terkadang, lelucon yang mereka hasilkan bisa berakibat buruk bagi orang lain, dan Fred dan George mengetahui hal itu, dan mereka mencoba untuk membuat lelucon yang lebih aman.
.
.
.
.
.
.
.
Ronald Weasley mengira dirinya tak berharga, dibandingkan saudara-saudaranya yang lain, tapi anak laki-laki itu, Damian Cerlead mengajarkan kepadanya bahwa dirinya sangat berharga, bahwa dirinya adalah yang paling rendah hati dibandingkan keenam saudaranya yang lain. Dan Ron mencoba untuk menghargai dirinya lebih daripada apapun.
.
.
.
.
.
.
.
.
Harry Potter adalah anak yang terbuang, ya, tapi dia tahu dia tidak seperti itu sejak anak laki-laki itu, Altair Black bertemu dengannya di taman bermain. Altair mengajarkan kepadanya betapa terkenalnya Harry di dunia mereka, dunia sihir, dan Harry mulai mencoba untuk mempelajari dunianya lewat buku-buku yang dikirimkan Altair setiap bulan tanpa diketahui oleh Keluarga Dursley.

Saviors Of WeasleysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang