"ternyata rumah lu gede juga ya."
Kak David melihat ke arah rumah Brisa dan memasukkan tangannya kekantong celananya.
"Iya.."
"Tapi lu kok gak pake mobil?"
"Emang orang kaya gak boleh pake motor?"
"Oh..kalo gitu lu kok gak mau ganti rugi ya?" Kak David pun membalikkan badannya dan menatap Brisa.
"Oh anu kak.. sebenarnya gue mau ganti rugi tapi gue masih minta uang sama mama gue, nanti kalo gue minta banyak pasti mama nanya itu uang buat apa, gue kan jadi gak bisa bohong."
"Jujur aja apa salahnya?"
"Takut.."
"Biar gue aja yang beritau."
"Eh jangan kak!!"
Kak David pun langsung berjalan duluan ke depan pintu rumah Brisa dan Brisa tertinggal dibelakang.
Sesampainya Brisa di depan pintu rumahnya.
Lalu ibu Brisa melihat Brisa pulang, ibu Brisa pun langsung memeluk Brisa.
"Haii sayang.. kamu sudah pulang.."
"Iya bu.." Brisa membalas pelukan ibunya.
Kak David tersenyum melihat kedekatan Brisa dengan ibunya Brisa.
"Eh ini siapa Brisa.." ibunya Brisa melihat ke arah kak David.
"Saya David tante, kakak kelas nya Brisa."
"Oh..ganteng ya.."
Brisa pun memalingkan muka nya.
"Ah iya ayok masuk."
Brisa dan kak David pun masuk ke dalam rumah.
"Nak David minum apa?"
"Air putih aja tan.."
"Beneran cuman air putih aja?"
"Iya tante.."
"Oh yaudah biar tante ambilin bentar."
Kak David dan Brisa pun duduk di sofa.
"Kak.."
"Hm?" Kak David melihat ke arah Brisa.
"Em..kakak masih pengen kan ngajarin gue fisika?"
"Bukannya lu udah belajar sama Jaemin?"
"Iya tapi gue masih belum sepenuhnya paham.."
"Gak."
"Hah?"
"Belajar aja sama Jaemin."
"Kak.. plis.." Brisa langsung menyentuh tangan kak David.
"Ya." Kak David pun tersenyum paksa kepada Brisa.
"Yess!!"
Ibu Brisa pun datang mengantarkan air putih.
"Nah diminum ya nak David.."
Ibu Brisa duduk di sofa.
"Jadi, ada kepentingan apa sampai datang ke sini?"
"E-engga kok tan.. saya cuman mau nganterin Brisa."
"Oh.. tapi kan Brisa pakai motor.."
"Ma motor Brisa tadi dipake sama Jefri." Brisa pun langsung menjawab karna takut kak David mengatakan sesuatu.
"Lalu kenapa gak pulang sama Jefri?"
"Em.."
Brisa pun terdiam dan bingung mau jawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
Fanfictionbumi dan alam semesta mungkin menyukai kita, tetapi apakah takdir akan menyatukan cinta kita berdua? takdir yang sudah di tulis sebelum kita lahir ke dunia oleh Sang Pencipta mungkinkah kita bisa mengubahnya? #106 aku #144 kamu #42 janji #36 bersama...