Bagian 1.

9 0 0
                                    

Sering kepala ini bertanya, kemanakah langkah seharusnya yang tertapak -Senja

🍂

Seorang gadis beranjak dewasa terlihat duduk dengan tatapan kosong mengarah ke langit. Dengan kaki berlapiskan flatshoes yang terus ia gerakkan kesana-kemari di atas rerumputan. Entah apa yang ia pikirkan, hingga ia tidak menyadari matahari beranjak kembali ke tempatnya, udara yang semakin terasa dingin di pipi dan angin yang semakin berhembus dengan kuat mengenai hijab warna peach yang sedang di pakainya. Namun, itu semua tidak mengusik gadis tersebut seidikitpun untuk beranjak dari kursi coklat yang didudukinya. Pikirannya semakin berkelana ke berbagai hal yang selama ini tidak ia tunjukkan kepada siapapun. Ya, gadis itu adalah Aruna Senja atau biasa dipanggil dengan Senja. Ia merupakan seorang mahasiswa semester akhir dengan jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis di salah satu universitas negeri di Indonesia.

Semenjak keluar dari kelas Manajamen Pemasaran, Senja memutuskan untuk mengunjungi suatu tempat yang selama ini ia jadikan tempat meredakan hiruk-pikuk pikirannya. Dan ya, Senja memiliki kebiasaan yang jarang diketahui oleh orang-orang terdekatnya ketika ia menyadari kalau dirinya sedang 'lelah', maka ia akan mengunjungi tempat ini. Tentunya tempat itu jauh dengan kebisingan aktivitas manusia, yaitu sebuah danau asri yang sangat menenangkan. Hamparan pohon berwarna hijau, air yang tenang, dan udara yang sejuk membuat ia betah untuk berlama-lama di danau tersebut.

Entah sudah berapa lama Senja duduk disana, yang pasti lama sekali. Namun, itulah yang dapat Senja lakukan untuk tetap menjaga jiwanya dari perasaan tidak menentu yang tengah ia rasakan. Banyak yang tidak mengetahui, bahkan menurut Senja tidak penting untuk orang-orang mengetahui pula, Senja memendam berbagai permasalahan yang menghampirinya selama ini. Mulai dari permasalahan keluarga, pendidikan, peran anak pertama, dan masa depan. Ya, Senja bukanlah anak yang lahir dari keluarga utuh. Dengan kata lain, ia adalah seorang anak broken home. Ah, Senja tidak bisa memungkiri kalau hatinya terasa nyeri ketika mendengar kata-kata itu. Dan mungkin akan rumit dan panjang jika menceritakannya ke orang terdekatnya. Jadi, biarkan Senja memendam ini sendiri.

Namun, satu hal terlewati yang mungkin nantinya menambah kompleksitas permasalahan pada dirinya, yaitu permasalahan hubungan percintaan. Senja rasanya tidak ingin memikirkan hal ini, karena menurutnya permasalahan yang sudah ada cukup membuatnya lelah. Jika bertambah, ia tidak tahu harus terus berjalan dengan kaki dan bahu seperti apa. Mungkin saat ini ia bisa tidak memikirkan, tetapi siapa tahu ketika semesta sudah menggiringnya untuk melewati permasalahan yang satu ini.

Setelah menyadari udara semakin tidak baik bagi kulitnya, Senja memutuskan untuk beranjak dari kursi tempat tersebut dengan memeluk tas laptop yang dibawanya.

"Kuatkan bahumu ya cantik, kamu bisa melewati ini semua dengan baik. Kamu hebat dan aku bangga kepadamu", mantra yang selama ini Senja ucapkan pada dirinya sambil melangkahkan kakinya menuju luar danau.

Kemudian ia memasuki sebuah mobil yang terpakir sendiri, dan mulai menjalankan secara pelan bergabung dengan kendaraan-kendaraan lain di jalanan. Dan tanpa Senja sadari, terdapat seseorang yang memperhatikannya mulai dari bangkit kursi hingga memasuki mobil. Seseorang yang penasaran akan kehadiran Senja di tempat itu hingga matahari hampir tenggelam seluruhnya.

"Apa yang selama ini menjadi bebanmu, Senja ?", ucapnya sambil terus menatap kepergian Senja.

Ya, seseorang tersebut adalah Awandro Pratama atau biasa dipanggil Awan. Seseorang yang memperhatikan Senja sejak bertahun-tahun lalu, tetapi tidak berani mendekati Senja meskipun sekedar untuk menyapa dan tersenyum.

🍂

Happy reading all ✨
By : @ellyarahma.pa

Kehadiran Awan dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang