Chapter 4

297 48 1
                                    

Happy reading^^~








Jisung jatuh pingsan setelah membatin yg begitu lirih. Entah apa yg bisa membuat nya pingsan tanpa sebab.

Beruntung dua penjaga cctv di fakultas itu segera menghampiri rooftop karna mereka melihat kejadian banyak siswa yg berlari lari di koridor kampus. Hingga mereka melihat seorang pemuda yg jatuh pingsan di rooftop.

"Permisi, saya lihat di cctv ada seorang pemuda yg pingsan disini" ucap dari salah satu penjaga itu. Satpam dengan nametag Kim Xiumin itu seperti memasang wajah panik. Sedang satpam yg satu nya terlihat masih ngos-ngosan karna terlalu lelah berlari.

"Benar, itu teman kami. Tapi kami tak bisa kesana karna pintu nya dikunci olehnya" Bangchan mewakili si kembar dan juga yg lain untuk berbicara. Ya hitung hitung dirinya yg paling tua disana dari teman teman nya.

"Heh bulan, cari kunci buat ni pintu rooftop cepet!" Suruh pak Xiumin pada rekan kerjanya. Dengan nametag Moon Taeil.

'pantes aja tadi disebut bulan. Nama sama muka nya aja udah kek bulan'-scb

"Bentar njem! Gak tau gw capek apa?!" Udah mah tua masih bisa pake bahasa gaul.

Cuman pak Xiumin sama pak Taeil doang memang.

Yg lain mah malah natap datar kearah pak satpam yg kalo boleh pengen mereka umpatin. Bahkan Felix sama Chaewon aja masih sesenggukan tapi dalem hati udah pengen banget geplak kepala nya dua satpam itu.

Soalnya dari tadi mereka udah cemas banget sama kakak nya.

~~__________________~~

Sekarang Jisung udah di baringin di kasur UKS fakultasnya. Dirinya masih belum sadar, maka si kembar harus menunda untuk pulang bersama. Chaewon maupun Felix juga, mereka sama sama tidak memberi tahu kan orangtua mereka atau pun orangtua dari calon kakak ipar nya. Mereka masih punya nyali untuk tidak memberi tahu kelakuan putra dari tuan Lee itu.

"Kak.. Ini beneran kita gak bilang sama orangtua nya kak Minho dulu? Kan kak Minho udah keterlaluan kak.." Ujar si bungsu menatap sendu ke arah kakak kembar kedua nya itu.

Felix menggeleng pelan, dirinya tak setuju dengan pendapat dari sang adik.

Ia tau bahwa calon kakak ipar nya itu sudah mulai mempermainkan kakak nya, namun Felix tidak mau memperbesar masalah dulu.

Ia juga tak berhak mengikuti campuri urusan kakak nya.

"Jangan dulu Chae.. Waktu nya belum tepat untuk bilang semua ini. Biar mereka nanti yg beresin semua masalah mereka" Chaewon hanya bisa mengangguk. Dirinya pun mulai mengerti jika ia tak boleh mengikut campuri urusan kakak nya.

Tak berselang lama, lenguhan pelan keluar dari mulut si tupai manis. Seketika yg ada diruangan itu pun menolehkan kepala nya kearah asal suara.

"Kakk.. Kak Jisung.." Chaewon yg memang sedari awal duduk di samping brankar yg di tiduri sang kakak pun segera menggenggam tangan kakak kembar pertama nya.

Jisung mengucek mata nya dengan satu tangan yg lainnya yg tak di genggam Chaewon. Mata nya mengerjap ngerjap pelan. Guna menyesuaikan penglihatannya yg sempat memburam.

Setelah jernih kembali, dirinya menatap langit langit kosong berwarna putih.

Tapi sepertinya ini bukan di rumah sakit. Sayup sayup dirinya mendengar kebisingan dari luar ruangannya. Sudah di tebak dari benak Jisung jika dirinya sedang tidak di rumah sakit.

Remember Me When I'm Gone [Minsung]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang