200 vote + 450 Komen
Follow Wattpad dulu lah yaw!
Absen dulu gais! Jam berapa baca ini?
Ada yang mau nyembelih mantan hari ini? Sebut namanya disini!
"Kak Ri-Rimba, ini co-cokelat buat kakak," gadis perempuan berambut panjang dengan seragam modis menyodorkan sebuah cokelat Silverqueen besar ke arah Rimba yang menjulang tinggi di depannya.
Selalu begini. Setiap minggu selalu ada saja yang menyatakan perasaan padanya. Entah itu secara langsung ataupun diam-diam. Namun semua sama motifnya, berujung mengutarakan perasaan mereka yang jelas akan Rimba tolak.
Rimba menimbang, mengambil cokelat itu atau tidak.
"Ogah." Putus Rimba pada akhirnya.
Gadis itu terlihat lesu sembari menunduk. Tak berani menatap Rimba yang menatapnya tajam. Memang siapa yang berani menatap tajam Rimba kecuali Mentari?
"Kakak terima aja. Ka-kalo gak dimakan dibuang gapapa," ujar anak kelas 10 itu.
"Hm," sahut Rimba, sembari menyambar cokelat yang disodorkan padanya.
"Lumayan buat Ata. Biar tambah gendut tuh pacar kesayangan gue," gumam Rimba, yang jelas masih bisa di dengar oleh gadis yang baru saja menyatakan perasaanya untuk Rimba.
🍌🍌🍌
"Ta," Rimba menarik kursinya menuju bangku Mentari, memposisikannya tepat di ujung meja Mentari.
Mentari yang sedang menelungkupkan kepala diatas meja sembari menggambar dua gunung dengan matahari di tengahnya —di belakang buku itu membalikkan kepalanya menatap sang pacar.
"Apa, Baba?" Tanya Mentari.
Rimba menyodorkan cokelat dari anak kelas 10 tadi untuk Mentari, membuat gadis itu sontak bangun dengan mata berbinar cerah.
"Wahhh! Baba tumben so sweet banget!" Puji Mentari.
"Dapet dari fans gue! Gausah gr lo! Mana mau gue keluar duit buat lo!" Ketus Rimba, membuat Mentari melotot sebal.
"Sini! Dasar cowok gak modal!" Sindir Mentari sembari menyahut kasar cokelat itu, membuat Rimba mendelik.
"Yang nembak siapa?" Tanya Mentari sembari membuka bungkus Silverqueen.
Rimba menyenderkan punggungnya ke kursi, ia melipat kedua tangan di depan dada. Matanya menatap Mentari yang sedang membuka bungkus cokelat dengan rambut acak-acakan karena sehabis merebahkan kepalanya diatas meja.
"Adik kelas," jawab Rimba jujur.
"Cantik nggak?" Tanya Mentari lagi, membuat Rimba menaikkan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIMBA [END]
Teen FictionIni tentang Rimba, pria bucin dengan gengsi setinggi langit, seluas samudra dan sebesar angkasa. Hobinya menistakan Mentari- kekasihnya. Si gadis polos, bawel, cerewet, tapi bar-barnya minta ampun, suka banget malu-maluin Rimba, biar seisi dunia tau...