2. Menunggu?

10 1 0
                                    

Setelah jam pelajaran Pak Dimas berakhir, para siswa dan siswi berlarian keluar kelas karena bel istirahat telah berbunyi yang menandakan perut mereka siap untuk diisi oleh makanan khas kantin sekolah.

Kantin sekolah itu terlihat penuh dengan banyaknya siswa dan siswi yang bergerumul untuk sekadar mengisi perut mereka. Di kantin ini, tersedia begitu banyak menu. Dimulai dari menu umum seperti bakso, nasi goreng, gado-gado, batagor hingga makanan restoran seperti ayam bakar, sate, dan spaghetti. Para siswa Garuda High School sibuk memilih makanan apa yang akan mereka makan untuk makan siang ini. Namun, diantara banyaknya siswa dan siswi itu, belum ada tanda-tanda Anna dan teman-temannya disana. 

Sementara itu, Anna dan Enzy menghampiri meja Keenan dan Dion serta meja Ben dan Mark yang bersebelahan dengan meja mereka. Anna tak bisa menyembunyikan senyumnya yang terus ia singgungkan di bibir manisnya itu saat melihat Dion.  "Kita benar-benar jodoh yah, setelah bertemu di lorong tadi sekarang bertemu di kelas ini lagi bahkan menjadi teman sekelas. Sebelum itu, kenalin aku Agatha Anna Rylie tapi kamu bisa panggil aku Anna." Ucap Anna sambil mengayunkan tangan kanannya kedepan untuk berjabat tangan dengan Dion. 

Bukan kesan yang hangat Anna terima, melainkan kesan dingin Dion. Ia hanya melirik sekilas lalu mengabaikannya dan berjalan menuju keluar kelas meninggalkan kelima orang itu dengan tatapan yang begitu tajam. Melihat hal itu, Keenan hendak mengejar Dion namun ditahan oleh Anna lebih dulu. Ben dan Mark yang melihat sikap sahabatnya itu merasa tidak enak dan segera menghampiri mereka bertiga.

"Hai, kenalin gua Ben dan pria disebelah gue ini Mark." ucap Ben dengan senyum lebarnya. Takut situasi semakin canggung, Enzy mengenalkan dirinya dan teman-temannya kepada Mark dan Ben. "Hai, aku Enzy sebelah kanan aku ini namanya Anna dan sebelah kiri aku ini namanya Keenan. Salam kenal kalian."Ucap Enzy penuh semangat dan tak lupa senyum manisnya. 

Ben dan Mark hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. "Kita bolehkan gabung ama kalian? Soalnya kita masih baru banget dan gua liat juga kalian itu anaknya seru-seru dan asik." Ucap Ben dengan penuh semangat. Enzy yang mendengarnya, ingin menjawab Ben namun ia kalah cepat dengan Anna yang lebuh dulu menjawab Ben dengan senyumnya yang manis. "Iya boleh kok, boleh banget malah. Kita seneng karna dapet temen baru lagi." Ucap Anna. "Yuk, kita kekantin" Ucap Enzy dan mereka semua menganggukkan kepala mereka.

Diluar kelas, Dion sedang duduk dengan earphone yang terpasang di telinganya sambil menutup matanya dan kepalanya bergerak mengikuti irama yang ada di HPnya. Anna dan yang lainnya berjalan keluar kelas sambil membicarakan makanan apa yang akan mereka santap siang ini. Mereka tak sengaja melihat ke arah Dion. Mereka tidak melihat, lebih tepatnya hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada obrolan mereka tadi. 

Anna, ia sedari tadi tidak mendengarkan obrolan keempat temannya itu dan hanya fokus melihat lelaki yang sedang duduk dan memakai earphone itu. Dia tampak mempesona dengan gayanya yang begitu keren. Anna hanya bisa tersenyum hangat dan kelihatannya sedang memikirkan sesuatu atau lebih tepatnya mengingat sesuatu.

Setelah mendiskusikan makan siang mereka, Ben melihat Dion sedang melakukan aktifitas rutinnya tiap jam istirahat sekolah. Ben dan Mark sudah hafal bahwa tiap jam istirahat sekolah, temannya itu akan duduk sekitar 10 hingga 15 menit untuk mendengar sesuatu yang ada di HP pria itu dengan earphonenya itu dan setelah itu mereka akan pergi ke kantin untuk makan siang bersama. 

"Dion, ke kantin yuk, laper nih gue" ucap Ben setengah berteriak dan sepertinya teriakan Ben berhasil masuk ke indra pendengaran Dion karena sekarang Dion tengah mengangguk lalu mulai menyalakan HPnya dan menghentikan sesuatu dari HP itu dan memasukkan earphonenya kedalam saku celananya dan berjalan santai kearah mereka berlima.

Seisi lorong sekolah tengah berbisik membicarakan keenam orang ini yang saat ini melewati lorong sekolah dan kelas-kelas lain untuk bisa sampai pada kantin yang mereka jadikan tujuannya. Anna, Enzy dan Keenan yang sering mendengarnya hanya diam dan fokus pada jalan mereka. menjadi bahan pembicaraan siswa-siswi di sekolah ini sudah seperti makanan sehari-hari mereka. Anna yang khawatir pada Dion dan teman-temannya menatap mereka karena mereka bertiga adalah siswa baru. Anna hanya takut mereka tidak biasa mendengarnya.

A.N.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang