Part 7 | The Hengkara's

362 67 25
                                    

Cherryl menatap pantulan dirinya di cermin. Hanya satu kata yang bisa mendeskripsikan penampilan gadis itu malam ini, Cantik. Rambutnya ia biarkan tergerai dengan sedikit bergelombang. Dress yang digunakan sangat cantik di tubuh gadis itu.

Gadis itu menghela nafas, lalu duduk di bangku meja riasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu menghela nafas, lalu duduk di bangku meja riasnya. Tidak ada yang cacat dari penampilannya malam ini, hanya saja dirinya merasa gelisah.

Ketukan di pintu membuyarkan lamunan gadis itu. Cherryl membalikan tubuhnya kearah pintu kamarnya. Bianca, sang Ibu tersenyum hangat kearah putrinya.

"Cantik banget anak Mama." Ujarnya sambil berjalan kearah Cherryl.

Cherryl hanya tersenyum kecil menanggapi pujian sang Ibu. "Yuk Chey, Kamu udah selesai belum? Papi sama Mamu udah selesai." Saut Bianca mengelus rambut putrinya itu.

Cherryl menganggukan kepalanya, lalu ia bangkit dari duduknya dan menghadap sang ibu. "Udah kok, ini tadi baru mau keluar." Gadis itu berjalan kearah tempat tidurnya untuk mengambil Tas yang akan ia gunakan malam ini.

"Yauda yuk jalan, ga enak yang lain udah nunggu." Ujar Bianca sambil berjalan kearah pintu kamar Cherryl.

"Iya Mami ini jalan." Cherryl terkekeh kecil karna Mamanya ini tidak pernah sabaran. Ampun deh!

●●●

Cherryl menatap Mansion yang terlihat sangat indah di depannya. Mansion bergaya klasik dengan campuran modern itu selalu membuatnya kagum setiap melihat bangun tersebut.

Memang tidak heran Rumah Omahnya ini selalu masuk ke dalam list 'Rumah Impian', Omahnya itu selalu memiliki Ciri Khasnya sendiri. Wanita itu sangat menyukai kemewahan dan sedikit gaya klasik.

Cherryl pernah bertanya ke Papinya, Kenapa Omahnya tidak ingin tinggal di Rumah yang lebih nyaman dan lebih menyatu dengan alam di banding lingkungan yang sangat berpolusi ini. Dan jawaban Papinya membuat dirinya tercengang. Katanya, Omahnya itu lebih menyukai Ibukota di banding daerah Pergunungan. Omahnya menyukai Rumah yang Mewah dan Elegant di banding Villa yang terkesan sederhana.

"Cherryl yuk masuk sayang" ajak sang Ayah yang membuat Cherryl terkesiap.

Adrian, Bianca, dan Cherryl memasuki Mansion milik 'Teresia Widakdo Hengkara'. Nyonya Besar Hengkara yang memiliki Pengaruh yang sangat besar di Indonesia. Namanya bersinar dimana-mana pada jamannya. Menjadi salah satu Pengusaha Wanita tersukses dan Istri dari Yohanio Jared Hengkara, membuat Wanita itu makin dikenal di kalangan kelas atas.

Sambutan dari para pekerja Mansion ini membuat Cherryl tersenyum. "Selamat datang Pak Adrian, Bu Bianca dan Nona Cherryl" saut salah satu dari pelayan wanita sembari tersenyun sopan yang berdiri di depan pintu Mansion tersebut.

ATHANASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang