Pendahuluan

674 104 81
                                    

written by strwchipsy •••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

written by strwchipsy
•••••

⛔️marriagelife, family, trauma, contract, perfectcharacter, conflict⛔️

*********



TAP-TAP...

Senyuman Eyang tak pernah luntur sama sekali, Madava Argana cucu pertama dari keluarga Argana segera memeluk eyang dengan senyuman menawan sebab Madava jarang mengekspresikan wajahnya orang melihatnya sebagai sosok menakutkan dengan raut wajah datar.

"Kenapa kamu baru pulang anak nakal?" ucap Eyang uti Madava.

Madava melepaskan pelukannya, "Saya baru mendapatkan cuti setelah menjalani kontrak perusahaan kita di Jerman," balas Madava.

Eyang Anita memukul pelan bahu cucunya bagi Mada itu tidak akan menyakiti dirinya karena tenaga Eyang.

"Kamu ini, umurmu sudah hampir tua. Menikahlah lagi, Sera sudah meninggal apa  sampai kapan kamu ingin melajang seperti ini? terlalu obsesi dengan pekerjaan juga tidak baik nak. Eyang juga ingin mengendong cicit eyang." ujar Eyang Anita memelas.

"Saya usahakan." seru Mada singkat.

Kini isi kepala Madava terlalu berisik hanya karena pertanyaan kapan menikah? hingga temannya juga sering menanyakan hal itu karena melihat Madava tidak berinteraksi pada perempuan selain Eyang maupun Ibunya.

Hal yang ditakutkan mereka jika ternyata Madava kelainan menyukai sesama jenis namun hal itu tidak benar Madava ini laki-laki normal ia juga ingin memiliki keluarga sendiri hanya saja Tuhan belum memberitahu dimana jodohnya sekarang.

Tanpa menyapa sosok pria tua yang sedari tadi berada diruangan keluarga Argana. Mada berjalan menuju kamarnya hanya meletakkan barangnya dan mengganti bajunya setelah itu dia akan turun menemui Ibu dan Eyang.

***********


Dia mengingat berita tadi sebelum dirinya perjalanan pulang ke rumah. Ia sempat berhenti disalah satu mall didalam sana begitu ramai sekali bahkan para pria berlarian menuju keramaian. Mada tipikal bodoamat membuat dirinya kembali memasukin salah satu toko perhiasaan tentu saja Mada ingin memberikannya kepada Anita.

Pelayan itu tersenyum melihat kedatangan pelanggan yang sering menjadi tokoh itu sebagai langganan keluarga Ardana.

"Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Pelayan wanita memandang dengan tatapan genit.

Mada menganggukan kepala. Pemilik toko perhiasan milik temannya sendiri jadi dia bisa memesan terlebih dahulu sebelum datang.

"Ini Tuan, pesanan ada bisa di cek terlebih dahulu jika tuan merasa tidak cocok." ucap Pelayan membungukkan badannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOUPINETTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang