1

1.4K 174 0
                                    

The world only exist in your eyes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The world only exist in your eyes. You can make it as big or as small as you want.
— F. Scott Fitzgerald

– Day 1

Jeffrey, laki-laki berusia 25 tahun, seperti biasa melakukan aktivitas setiap harinya. Ia berjalan sedikit ke belakang rumahnya, tempat dimana ia biasa menaruh benda-benda dan peralatan memancingnya. Memancing adalah hal yang ia sukai, terlebih tinggal di desa yang jauh dari pusat kota. Ia juga laki-laki yang suka menghabiskan waktunya untuk berbaur dengan alam.

"Sial, dimana alatku? Ini pasti ulah si Krystal." kesalnya lalu kembali lagi ke rumahnya dan menemui kakak satu-satunya itu.
"Hei, dimana kau letakkan alat pancingku?!" tanya Jeffrey tegas saat melihat kakaknya sedang asyik mendengarkan mendengar radio.

Krystal yang merasa terintimidasi pun langsung membalas. "Menurutmu? Semalam kau pulang dengan keadaan sangat mabuk, meletakkan alat pancing di atas sofa."
"Memangnya aku seperti itu semalam?" tanya Jeffrey.

Krystal memutar bola matanya malas, lagi-lagi adiknya menganggunya di pagi hari. Ia langsung beranjak dan menunjukkan letak alat pancing Jeffrey yang berada di dekat mobil mereka.

Jeffrey yang melihat itu langsung tersenyum bodoh. "Oh, disitu rupanya."
"Oh, disitu rupanya." ulang Krystal mengejek.
"Jangan mabuk!" pekik Krystal begitu Jeffrey pergi.

Jeffrey tak mendengarkan kakaknya, ia langsung saja pergi berjalan kaki ke Danau Greenwich. Tempat dimana ia selalu memancing. Danau yang memiliki sedikit ikan namun Jeffrey tetap bersikeras memancing disana karena pemandangan alamnya tidak main-main.

Bagaimana tidak, begitu duduk didepan danau, kita tidak hanya disuguhkan dengan pemandangan danau begitu saja, tapi juga dua pegunungan salju yang mengapit danau. Walau musim panas pun, salju di atas gunung itu tetap setia dan tidak pernah pergi.

Dengan jaketnya, Jeffrey melangkahkan kakinya ke Danau Greenwich. Perjalanan dapat ditempuh dengan kaki hanya dengan waktu lima belas menit. Mempunyai rumah dekat dengan alam adalah suatu hal istimewa yang tidak semua orang miliki.

Jeffrey melewati kebun dan peternakan, beberapa orang disana mengucapkan selamat pagi untuk Jeffrey. Seperti itulah suatu cerita di desa yang ada di negara dingin ini.

Begitu sampai, ia mulai menyiapkan alat pancing.

Danau Greenwich ini selalu sepi, bahkan terkadang hanya ada Jeffrey yang memancing. Penduduk desa ini tidak banyak, dan tidak mempunyai waktu untuk bersantai di depan danau.

Ia juga melihat keadaan sekitar seperti biasa.

Lalu mata Jeffrey menangkap satu perempuan yang mengenakan topi sedang duduk melamun di kursi sebelah kirinya. Jarak mereka cukup jauh untuk berbicara. Jeffrey tak pernah melihat perempuan itu sebelumnya.

Desa ini terlalu kecil, semua warga saling mengenal. Jeffrey pun sudah tinggal selama sebelas tahun di desa kecil ini.

Perempuan itu hanya memandangi danau di depannya.

Tetapi Jeffrey kembali tidak peduli, mungkin saja itu hanya orang yang berkunjung, pikirnya. Atau salah satu keluarga penduduk desa ini.

Jeffrey mengeluarkan sesuatu dari ranselnya, buku.

Ia juga suka membaca buku, terutama saat menunggu ikan meraih umpan pancingnya. Berjam-jam ia habiskan waktu di depan danau setiap harinya.

Untuk memancing dan membaca buku.

To be continue.

[✔] seven days only ; jaehyunroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang