CHAPTER - 10

19.6K 2K 97
                                    

Selamat membaca🍁

Selamat membaca🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kalo gak kuat jangan di makan atuh."nasehat Gio pada Hana yang terlihat kepedasan.

Hana dengan percaya diri menantang Gio untuk berlomba makan bakso dengan extra pedas. Sayangnya Hana sudah kepedasan duluan.

Hana menggeleng, dengan wajah yang memerah karena pedas, Hana berkata,"Jangan nyerah sebelum berhasil!"ucap nya menyemangati diri nya.

Gio menggeleng, masih sempat-sempatnya Hana mengatakan hal bijak.

Hana tak pantang menyerah, padahal Gio sudah habis duluan yang artinya Gio lah yang menang. Namun, Hana masih gigih untuk menghabiskan bakso nya.

Gio mengambil beberapa lembar tisu dan mengelap keringat di dahi Hana yang sedang kepedasan. Ia menatap Hana khawatir,"Udah sini, entar lo sakit perut."Gio meraih paksa mangkuk bakso Hana.

Hana menidurkan kepala nya dimeja. Tangannya menepuk-nepuk perutnya yang terasa mulas. Gio yang melihat itu langsung berdiri,"Gue beli susu dulu."

Tak lama Gio datang dan memberi Hana sebotol susu Vanilla pada Hana. Hana pun menerima nya dan menenguk nya,"Thanks yo, maaf ngerepotin."ucap Hana ketika perut nya mulai membaik.

"Apa sih yang enggak buat mantan tercinta."jawab Gio tersenyum jahil.

"Enggak lagi deh kayak tadi."

"Sok-sokan sih nantang-nantang."

Clang.

Suara pecahan kaca terdengar oleh Gio dan Hana. Keduanya menoleh keasal suara. Dan di sana Zara tersimpuh di lantai dengan pecahan kaca disekelilingnya. Nevan berlari kearah Zara, Nevan menatap nyalang seorang siswa yang menyenggol Zara hingga terjatuh.

"Lo kalo jalan liat-liat dong!!"gertak Nevan menatap tajam kearah siswa itu.

Siswa tersebut tampak sedikit bergetar, Namun tak urung ia mencoba membela diri nya sendiri,"Gue minta maaf, tapi gue gak salah karena yang duluan nyenggol itu dia."tunjuk nya pada Zara yang masih bersimpuh.

Siswa-siswi yang masih di kantin pun memfokuskan perhatian mereka pada Nevan. Mereka menonton nya seolah-olah itu adalah sebuah drama.

"Alah kalo salah ya salah jangan asal nyalahin Zara!!"ucap Nevan tak terima kekasih nya di Salah kan.

Siswa tersebut tampak mulai terpancing,"Kalo bukan gue yang salah gimana Hah?! Gue harus ngaku gitu?!"sentak nya tak terima.

Nevan maju dan mencengkram kerah siswa tersebut, matanya memerah karena emosi. Namun Sebuah tangan melingkar di perutnya, Nevan menatap tangan yang berada di perutnya.

"Nevan, udah. Aku gak Apa-apa."lirih Zara sambil memeluk Nevan dari belakang.

Perlahan Nevan melepaskan cengkraman nya, kemudian ia berbalik dan membalas pelukan Zara. Tanpa mempedulikan sekitarnya.

Hello AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang