TXT : T W O

15 5 0
                                    

-storytime

💙HAPPY READING MOA💙

+
×
+

FREEZE

Yeonjun membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah sebuah tongkat baseball dengan warna hitam di bagian pegangannya, dan warna merah di bagian bawahnya. Seingatnya dia tidak pernah membeli kongkat tersebut, lalu kenapa benda itu ada di atas nakasnya?.

Rasa bingung melanda dirinya tangannya bergerak mengambil tongkat tersebut melihat detail corak gambar di tongkat itu. Yeonjun bangkit dari tempat tidurnya sambil membawa tongkat misterius itu keluar kamarnya, ia hendak menanyakan kepada satu persatu temannya mungkin saja milik salah satu dari mereka.

Yeonjun keluar kamarnya, lagi-lagi dia dibuat terkejut. Ternyata dia melihat ke empat remaja di depan tv dan sedang memainkan play station miliknya. Kamar yeonjun itu disebelah kiri dimana sebalah kanannya adalah ruang keluarga yang terdapat tv.

"Lagi-lagi kalian ada dimana-mana." ucapnya menghampiri mereka. Yeonjun pun duduk dibawah, lebih tepatnya dilantai disebelah kiri soobin.

"Apa itu?." tanya soobin saat yeonjun meletakkan sebuah tongkat didepannya.

"Ini tongkat." jawab yeonjun menatap soobin.

"Iya. Aku tahu itu tongkat, tapi tongkat apa?."

"Tongkat, baseball sepertinya. Aku juga tidak yakin." Jawab yonjun mengalihkan tatapannya ke arah tv, melihat bagaimana beomgyu dan heuningkai sedang berduel.

"Taehyun-ah, tongkat ini punyamu?." Taehyun yang duduk di sofa menunduk melihat yeonjun di bawahnya.

"Aku tidak pernah punya tongkat seperti itu." Ucapnya.

"Aku juga tidak pernah membeli tongkat apapun. Kenapa tiba-tiba benda ini ada di atas nakas kamarku? kukira punya kalian."

"Jadi itu bukan punya hyung?." Tanya heuningkai, mempause bermain play station dengan beomgyu.

"Sudahlah lupakan saja. Kita pakai saja untuk bermain, bagaimana?." Sela beomgyu membanting stick game pc di sofa.

"Bolanya?, Bagaimana?." Tanya kai yang ikut-ikut saja sengan usul beomgyu.

"Aku sepertinya punya satu. Ayo keluar aku akan mengambilnya, kalian kelapangan saja dulu." Ucap taehyun berdiri pergi ke apartemennya mengambil bola.

Beomgyu segera mengambil alih tongkat yang yeonjun bawa dan mengikuti taehyun diikuti kai, soobin, dan yeonjun di belakang mereka.

Taehyun sudah sampai di depan pintu apartemennya, tapi dia heran, bukankah tadi dia mengatakan agar mereka ke lapangan terlebih dahulu dan dia akan segera menyusul setelah mengambil bola.

"Kenapa malah mengikutiku sih? Kan aku bilang kalian kelapangan dulu dan aku menyusul. Sana pergi." Usir taehyun lalu masuk ke apartemennya, tanpa ke empat temannya tentunya.

"Ayo kelapangan." Ucap yeonjun setelah diam ditempat beberapa detik saat taehyun menutup pintu apartemennya.

Untuk informasi di sebelah kanan gedung apartemen mereka ada sebuah lapangan yang memang sudah tidak di gunakan tapi masih terjaga, dan hanya mereka berlima yang sesekali memakai lapangan tersebut.

"Lama sekali sih?!." Sentak beomgyu saat melihat taehyun menghampiri mereka yang duduk di tribun.

"Gausah protes." Balas taehyun yang ikut kesal dengan nada bicara beomgyu yang naik.

"Ayo tentukan team dulu, satu orang harus jadi wasit." Kata kai.

Tidak lama teampun sudah terbentuk. Heuningkai dengan taehyun, dan yeonjun dengan beomgyu. Sedangkan soobin? dia mengalah dan mau menjadi wasit. Mau bagaimana lagi jika dia tidak mengalah, mereka tidak akan jadi bermain baseball dan masih berdebat karena sibuk memilih orang yang harus menjadi wasit dan berakhir bertengkar.

Bermain baseball hanya dengan dua anggota memang sulit sih, mereka harus berusaha ekstra menangkap, memukul bola dan berlari agar mencetak angka.

Sejam sudah mereka bermain. Hari sudah sore, puas bermain mereka memutuskan memainkan permainan yang lain. Petak umpet.

"Petak umpet? kau mau bermain sedangkan hari sudah mulai gelap?." Tanya yeonjun tidak percaya dengan usulan soobin.

"Aku belum bermain dengan kalian kalau kalian lupa, setidaknya jika bermain petak umpet aku bisa ikut bermain bersama kalian." Jawab soobin.

"Oke, kita tentukan dulu yang jaga." Ucap yeonjun akhirnya setuju saat mendengar alasan soobin yang mengajak mereka bermain petak umpet.

"Tidak usah. Hyung saja yang jaga bagaimana? Ayolah. Ya?." Ucap beomgyu ber aegyo menatap yeonjun.

"Terserah kalian sajalah. Cepat sembunyi, aku akan berhitung sampai 35 dan langsung mencari kalian." Ucap yeonjun pasrah saja. Walaupun kesal.

Yeonjun menutup matanya dan menggunakan kedua tangannya untuk menutupi wajah. mulai menghitung dari satu sampai 35. Bisa dia dengar suara langkah kaki yang sangat cepat. Ah, sepertinya mereka berlari mencari tempat untuk sembunyi.

"33."

"34."

"YEONJUN-AH."

"YEONJUN." Belum selesai berhitung yeonjun langsung membuka matanya dan menurunkan tangan dari wajah, mengedarkan pandangan mencari siapa yang meneriaki namannya.

"Eomma?." Gumam anak itu saat melihat ibunya berjalan menghampirinya.

Kening anak itu berkerut, ada apa ini?.

"Sedang apa disini? ini hampir malam. Cepat pulang. Ayo." Yeonjun segera di gandeng ibunya meninggalkan lapangan.

"Tunggu. Teman-temanku bagaimana?." Ucapnya panik teman-temannya sedang menunggunya untuk mencari mereka.

"Teman?. Apa maksudmu?." Ucap ibu yeonjun bingung.

"Kami bermain petak umpet, mereka masih bersembunyi aku harus mencari mereka dulu." Ucap yeonjun menjelaskan.

"TEMAN-TEMANNYA YEONJUN. YEONJUN SUDAH HARUS PULANG. SEBAIKNYA KALIAN JUGA." Teriak ibu yeonjun, bermaksud teman teman yang dimaksud yeonjun mendengar dan berhenti sembunyi lalu pulang kerumahnya masing-masing.

-tobecontinue.

I KNOW I LOVE YOU || TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang