TXT : T H R E E

9 4 0
                                    

-storytime

💙HAPPY READING MOA💙

+
×
+

FREEZE

Yeonjun mengambil beberapa kimchi menggunakan sumpitnya, mengambil potongan bawang, mengambil sedikit bumbu yang terasa pedas, dan potongan daging yang berukuran sedang. Dia memasukkan semua itu ke atas daun selada, membungkusnya. Dan tentu saja samgyeopsal itu sudah harus ada di dalam mulutnya.

Malam ini yeonjun makan dengan sangat lahap, Iya tenaganya habis karena bermain bersama teman-temannya siang tadi.

Di saat lahap-lahapnya yeonjun makan, ayahnya menatap dirinya dengan tidak santai, sedangkan ibunya acuh dengan keadaan makan dengan tenang.

"Lihatlah anakmu itu, cuma bisa makan dan bermain." Ucap ayah yonjun sinis melirik anaknya yang makan dengan lahap dengan mulut penuh.

"Apa salahnya, Kau kan bekerja untuk menafkahi keluarga. Kalu bukan untuk makan mau kau apakan uangmu itu?. Memberikanku kompensasi tindak kekerasan dalam rumah tangga?." Jawab ibu beomgyu menanggapi suaminya. Niat menyindir tapi sepertinya ayahnya sendiri yang merasa tersindir.

Yeonjun menahan tawa karena hal itu, tenang, dia tidak akan ketahuan karena mengontrol ekspresi adalah keahliannya.

"Kata-katamu menyinggungku." Balas ayah yeonjun.

"Di bagian mana. Aku berbicara apa adanya. Jangan merasa sok tersakiti hanya katena kata-kata seperti itu. Malulah pada dirimu. Melakukan kekerasan dalam keluarga, cih. Menjijikkan. Kenapa dulu aku sudi menikah denganmu" Ucap ibu yeonjun terpancing emosi.

Yeonjun berada di tengah tengah mereka lagi, dia bagaikan di dalam jurang yang dalam sedangkan kedua orang tuanya ada di tepi jurang dengan dengan arah yang berbeda. Yeonjun seperti harus memilih hendak memihak siapa agar bisa ditolong untuk keluar dari tempat gelap tersebut. Tapi sepertinya dia memilih berdiam diri, masih belum mempercayai mereka berdua.

"Sesuai dugaan. Kau mudah terpancing emosi. Baguslah, aku butuh pelampiasan karena pimpinanku memotong gajiku bulan ini, kau juga sepertinya marah besar dengan kata-kataku." Yeonjun mendengar semua itu, baru dia faham bahwa ayahnya memang sengaja melontarkan kalimat utama karena ingin ibunya terpancing emosi dan marah. Ayahnya tahu jika ibunya marah dia akan langsung memukul dirinya untuk melampiaskan kekesalan. Tentu saja itu diartikan bermain duel oleh ayahnya yeonjun. Laki-laki Vs perempuan. Lucu bukan?.

Yeonjun segera menyingkir dari ruang makan sambil membawa sepiring daging yang sudah ibunya masak untuk dibawa menuju kamarnya, dirinya tahu pertengkaran akan segera dimulai.

Sebenarnya jika kalian bertanya bagaimana perasaan yeonjun jika melihat pertengkaran tersebut?. Jawabannya adalah tentu saja hatinya sakit melihat orang yang melahirkan dan menafkahinya selama dia hidup bertengkar di hadapannya. Yeonjun juga sama seperti remaja kebanyakan ingin keluarga yang harmonis dan selalu lengkap. Membayangkan betapa bahagianya dirinya bermain raket dengan ayahnya di lapangan samping apartemen dengan ibunya yang duduk di area tribun menonton mereka berdua sambil mengupas buah peach dan menuangkan segelas minuman soda yang dingin. Bisa bersikap manja pada ibunya. Bisa kalian bayangkan? Sebuah khayalan yang indah tersebut benar-benar terjadi pada hidupnya?.

Iya itu semua khayalan yang di inginkan yeonjun setiap hari, berharap suatu hari nanti dia dan keluarganya melakukan hal seru tersebut. Dimana tidak ada kekerasan, tangisan, pekikan, dan dirinya yang selalu mengurung diri di kamar.

Yeonjun meletakkan piring daging yang semula penuh dan tinggal beberapa potong ke meja belajarnya, walaupun disitu tidak ada bukunya tetap saja itu namanya meja belajar.

Dia mengambil pisau yang biasanya digunkan untuk mengoleskan selai ke roti.

Dia membawa pisau itu ke arah pintu yang tertutup rapat didepannya. Mulai mengukir sebuah kata dengan perlahan agar setiap huruf terlihat jelas.

| L O S E R |

Yeonjun itu pecundang.

"Anak mana yang memilih mengurung dirinya di kamar saat tau orang tuanya bertengkar di luar sana yeonjun!!. Dasar pecundang!." Ucap yeonjun memaki dirinya sendiri. Tubuhnya yang bersandar pada pintu kamarnya merosot kebawah, mengakibatkan ukiran kata yang yeonjun buat terpampang jelas dari setiap sudut kamarnya.

"Dasar bodoh!." Tekannya sekali lagi, mencengkram kepalanya dengan kuat.

Prangg!!

Pertengkarannya sudah dimulai ternyata.

-tobecontinue

I KNOW I LOVE YOU || TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang