34

12.1K 889 97
                                    

Ada baiknya untuk mengapresiasi karya penulis terlebih dahulu dengan cara vote ya kakak-kakak sekalian ❤️

.

.

.

.

.

Setelah menempuh perjalan yang dibilang sedikit lebih jauh akhirnya mereka sampai di rumah Ara dan keluar dari mobil panjang itu. Melihat rumah Ara dari luar berhasil membuat mereka menganga untuk kedua kalinya. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan juga merasa minder karena mereka sepertinya salah memilih teman. Tak lama Ara pun keluar dengan pakaian yang sangat santai yaitu menggunakan celana pendek dan juga hoodie hitam sambil menaiki hoverboardnya. Melihat temannya itu kini Olla dan dey semakin dibuat menganga karena memang benar teman merekalah yang mempunyai rumah sebesar dan semewah ini.

"Gua kangen sama kalian bedua," ucap Ara yang sambil memeluk sahabatnya setelah turun dari hoverboardnya.

"Raa sumpah demi apa ini rumah lo?" tanya Olla yang masih tidak percaya.

"Bukan, gua anak pembantu disini,"

"Kan gua bilang apa ga mungkin Ara yang anak yang punya nih rumah," ucap Dey dengan perasaan yang lega karena tidak merasa minder lagi.

"HAHAHAHAH, becanda guys, Gua anak yang punya rumah kok, tapi rumah ini emang bukan punya gua tapi punya bonyok gua,"

Dey kembali lemas mendengar ucapan Ara dan kembali minder dengan semua harta kekayaan Ara. Ara yang sudah paham pun langsng mengajak mereka masuk sebelum kedua sahabanya ini pingsan di luar dan membuatnya kususahan. Setelah berada di dalam Ara pun menceritakan semua alasan mengapa dia menutupi semua kehidupan pribadinya. Kedua sahabanya pun mengerti dengan semua penderitaan Ara, bahkan Dey sempat menangis saat mendapati banyak luka di lengan Ara. Dari situlah mereka memutuskan untuk tidak menjauh dari sahabatnya itu. Menurut mereka meskipun Ara dikelilingi oleh kekayaan dan kekuasaan yang begitu melimpah tapi hidupnya pasti terasa sangat kosong dulu, itulah mengapa mereka berdua memutuskan untuk tidak mengulang luka yang pernah Ara rasakan. Walaupun ada rasa minder karena begitu kayanya sahabatnya ini, tetapi mereka tetep akan terus disapampingnya.

Setelah mengobrol begitu serius akhirnya mereka bermain di ruang santai Ara sambil mengobrol santai.

"Jadi ini semua kekayaan bonyok lo Ra?" tanya Dey.

"Iyaa, kalo punya gua sendiri masih 40% doang,"

"HAHHHH?"

"Iya gua emang gamau ngerepotin orangtua ntar kalo udah lulus sekolah, makanya sebisa mungkin gua pengen bangun usaha gua sendiri pake hasil jirih payah gua sendiri dan akhirnya gua udah punya 40% kalo dibandingin sama kekayaan bonyok gua,"

Kedua teman Ara kembali terdiam, karena perkataan Ara. Seberapa kaya keluarga ini batin keduanya. Orangtuanya memiliki kekayaan sebanyak ini dan anaknya juga memiliki kekayaannya sendiri. Sunggu gila keluarga ini batin keduanya.

"Berapa nol nya tuh Ra di atm hahaha," canda Dey kemudian.

"Gatau lupa gua hahaha," jawab Ara.

"Bismillah lamborghini sian fkp 37," canda Olla asal.

"Mau La?" tanya Ara pasti.

"HEH GILA LO PAKE NAWARIN. YA KAGAK MAU LAH GUA 7,5 MILYAR LU TAWARIN," teriak Olla tak percaya.

Kamu, Milikku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang