Bel tanda istirahat kedua pun sudah berbunyi. Semua murid langsung membereskan semua alat tulisnya dan segera bergegas ke kantin untuk menyantap makan siang karena memang hari sudah siang.
Ara, Dey, dan Olla juga segera bergegas menuju kantin untuk membeli makan. Saat keluar dari kelas Ara melihat Chika juga keluar dari kelasnya. Karena memang jurusan Bahasa hanya terdapat satu kelas saja, jadi semua kelas jurusan Bahasa terletak di lantai dua yang hanya terdapat tiga kelas. Mulai dari kelas X sampai XII semua berada di lantai dua. Hanya jurusan Bahasa saja yang memang terletak di lantai atas. Jurusan lain berada di lantai bawah dan memang ada lantai atas lainnya tetapi itu hanya dijadikan lab komputer. Atas dasar itulah anak-anak jurusan Bahasa sering disebut anak-anak "kayangan".
Punggung Chika terlihat dengan jelas di depan mata Ara. Olla dan Dey yang sadar akan keberadaan Chika pun langsung menggoda Ara.
"Tuh tuh tuh orang yang lu suka ikut keluar tuh," ucap Olla menggoda Ara.
"Acie.. cie.. ciee.." goda Dey setelah Olla.
"Hustt diem deh lo pada, kalo denger berabe gua," ucap Ara panik.
"Gua panggil nih gua panggil," ucap Olla semakin menggoda Ara.Ara yang begitu panik langsung saja membekap mulut Olla dan langsung disambung gelak tawa Dey yang tak kuasa menahan tawa karena melihat raut wajah panik Ara.
Mendengar kebisingan di belakang dirinya, gadis dengan muka cantik namun dingin itu menoleh. Tidak main-main, tatapan yang diberikan oleh gadis itu sungguh menyeramkan dan langsung membuat Dey yang tertawa heboh terdiam begitu saja. Sebenarnya gadis itu hanya menoleh biasa saja, namun banyak yang mengartikan raut wajahnya jika tanpa ekspresi itu sangat menyeramkan. Alhasil banyak anak di sekolah itu takut kepadanya. Hal itu pula yang menjadikannya terkenal di sekolah.
Ara yang melihat kedua temannya membeku seperti patung setelah ditoleh oleh Chika langsung terkekeh pelan. Jujur saja Ara sendiri juga takut dengan wajah Chika tadi, itulah mengapa dia hanya terkekeh pelan. Namun raut wajah itu tak merobohkan hatinya untuk mendekati kakak kelasnya itu.
Setelah Chika menoleh kebelakang dan melihat bahwa yang berisik dibelakangnya adalah adik kelasnya langsung mengabaikan sembari terus berjalan menuju kantin. Perut Chika sudah tidak bisa menahan lapar setelah mengikuti pelajaran Matematika yang sangat banyak memakan energinya.
Setelah jarak antara Ara dan kakak kelasnya itu sudah cukup jauh namun masih terlihat oleh mata, Dey langsung bertanya kepada Ara.
"Raa, ini lo yakin mau deketin tuh kakel?" tanya Dey.
"Kalo gua paling baru ngajak kenalan udah mati beku kali ye," celetuk Olla sembari menggidikkan kepalanya.
"Alay deh lu La pake segala mati beku. Kalo gua yakin yakin aja sih, soalnya hati gua ngomong kalo Chika tuh sebenernya anget plus manja gitu," ucap Ara tersenyum sambil terus menatap wajah Chika sebagian karena kakak kelasnya itu sedang berbicara dengan temannya.
"Heh inget kakak kelas lo itu, main Chika Chika aje lo," saut Olla membenarkan ucapan Ara.
"Serah gua, toh cuma beda setaun La gausah pake ribet," ujar Ara seenaknya.
"Di slebet tau rasa lo," ucap Dey sedetik kemudian.Tak perlu waktu lama mereka sudah samapi di kantin. Hanya tinggal berjalan turun tangga kemudian lurus melewati musholla lalu belok kiri dan berjalan beberapa langkah melewati musholla karena memang musholla berada di ujung belokan sampailah mereka di kantin yang berada di sebelah musholla.
Sesampainya di kantin, mata Ara masih terus saja mengikuti kemana kakak kelasnya itu berada. Hingga akhirnya Ara melihat kakak kelasnya itu duduk fisalah satu bangku kantin setelah memesan makanan. Ara yang melihat itu langsung memberikan uang kepada Olla dengan tujuan menitip untuk membeli makanan.
"Nih La beliin sama kek lo dah, gua cari duduk keburu rame," ucapnya dengan menyodorkan uang 20k.
"Dih bilang aje lo mau duduk deket kesayangan lo," sirik Dey.
"Tau aja sih neng," ucap Ara sambil mengedipkan salah satu matanya kepada Dey dan langsung berlari menuju meja yang berada persisi di sebelah Chika.
"Baru juga masuk sekolah, tuh anak dah jadi budak cinta aja," ucap Olla heran.
"Bukan bucin lagi kalo dia mah, bulol yang ada," ucap Dey kemudian.Dey dan Olla akhirnya pasrah dengan tingkah temannya itu. Selagi Dey dan Olla membeli makan, Ara sudah duduk di kursi kantin yang menghadap ke arah Chika. Ara terus saja memandang kakak kelasnya itu dan memperhatikannya dengan serius.
"Kemarin cantik padahal waktu ngedance, hari ini kamu kenapa makin cantik," ucap Ara ntah pada siapa karena dia memang sendirian di meja itu.
Tak selang beberapa waktu salah satu teman kakak krlasnya itu datang membawa makanan mereka. Pandangan Ara tetap saja terfokus kepada Kakak kelasnya itu.
"Baso ya? Apa makanan kesukaan kamu baso?" ucapnya lagi ntah kepada siapa.
"Senyum kamu manis banget padahal, kenapa kalo diluar dingin banget sih Chik?,"
"Bisa ga ya senyum itu ditujuin buat aku?"Ara terus saja melihat kakak kelasnya itu dan sesekali melihat ke arah lain agar tidak terlalu terlihat jika dirinya memperhatikan kakak kelasnya itu.
"Hayolohhh, dilitian mulu aja, diajak kenalan kapan?" tanya Dey setelah mengngejutkan Ara.
"Ya tuhan, untung jantung gua di model tanam sama tuhan. Coba kalo bongkar pasang, udah copot nih jantung Dey," ucap Ara sembari mengelus dadanya.
"HAHAHHA," tawa Dey yang langsung heboh karena perkatakaan Ara.
"Hustt diem Dey ya ampun diliatin sekantin heh," ucap Ara panik karena satu kantin sekarang sedang fokus ke meja Ara dan teman-temannya.Dey yang melihat keadaan sekitar setelah mengontrol tawanya langsung sedikit membungkuk ke seluruh arah dan meminta maaf.
"Lo ngadi-ngadi sih Dey," ucap Olla kemudian.
"Ara tuh," ucap Dey tak mau kalah.
"Heh kok gua, orang lo yang ngagetin gua kok malah nyalahin orang," Ara pun juga tak mau kalah.
"Dah dah dah cukup ribut mulu, nih makan dah gua beliin," ucap Olla sembari menaruh makanan yang sedari tadi dipegangganya.Diletakkannya gado-gado dan susu kotak rasa coklat. Ara yang melihat susu kotak itu merasa tidak asing dan sedikit berfikir. Matanya langsung sedikit malas karena melihat susu kotak itu.
"Yaelah susu ini mah dah sering gua minum dirumah juga banyak banget sampe bosen gua, orang produknya ayah gua yang punya," batin Ara.
Namun matanya kembali berkilau kala dia melihat gado-gado yang cukup menggiurkan. Dengan cepat Ara melahap gado-gado yang dibeli oleh temannya itu. Akhirnya mereka bertiga makan siang dengan santai di kantin sekolah mereka.
Setelah selesai memakan habis gado-gadonya Ara merasa mulutnya sangat berminyak. Namun, minuman yang dibeli temannya ini malah susu kotak yang sudah bosan dia minum. Ara melihat ke arah Chika dan disana tepat di depan baso milih Chika terdapat air mineral. Ara menunggu hingga pemilik air mineral itu meminumnya. Tujuannya untuk memastikan siapakah pemilik air mineral itu. Benar saja bahwa pemilik air mineral itu adalah Chika. Ara langsung berdiri dengan membawa susu kotak rasa cokelat miliknya dan berjalan menuju meja kakak kelasnya itu.
"Kak tukeran minuman ya sama aku," ucap Ara bersamaan dengan tangannya yang mengambil air mineral milik Chika dan meletakkan susu kotak rasa cokelat yang belum dibuka di tempat air mineral itu berada.
"Ha?" Chika terheran-heran dengan apa yang diperbuat oleh salah satu murid sekolahnya ini.Tanpa berkata apa-apa lagi Ara hanya tersenyum kepada kakak kelasnya itu dan langsung berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang melongo melihat kelakuannya sambil meneguk air mineral milik Chika itu.
"Yuk balik," ucap Ara santai di depan teman-temannya dan langsung diiyakan oleh kedua temannya itu.
Mereka bertiga akhirnya meninggalkan kantin dan terus ditatap heran oleh Chika dan teman-temannya. Setelah Ara merasa sudah tidak akan terlihat lagi oleh kakak kelasnya itu, tiba-tiba kakinya serasa tidak memiliki kekuatan untuk melangkah. Olla dan Dey yang sedari tadi menatap Ara dengan pandangan takjub akan keberanian Ara mengajak bicara ratu ular eh maksudnya ratu es itu seketika tertawa terbahak-bahak saat melihat Ara yang lemas lunglai tak berdaya. Akhirnya Olla dan Dey membopong Ara hingga menuju kelas sambil tertawa.
~~~
Selamat membaca ya ✌🏻
Jangan lupa vote sama komennya
Aku update kalo votenya udah sesuai sama target aku ya ✌🏻
2ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Milikku [END]
Ficção AdolescenteChika, seorang murid yang sangat ceria jika bersama temannya dan akan berubah 180⁰ saat bertemu dengan orang baru. Ara, murid baru yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan kakak kelasnya Chika. Apakah Ara berhasil mendapatkan hati kakak kelasn...