Waktu berlalu dengan sangat indah di hidup Ara. Bagaimana tidak? Rasa cintanya kepada Chika yang sudah dia perjuangankan selama hampir 6 bulan ini terbalaskan. Ara begitu sayang kepada Chika begitu juga sebaliknya.
Setiap hari Ara selalu masuk ke dalam kelas Chika disaat waktu istirahat dan pulang sekolah untuk menemui kekasihnya itu. Bahkan teman-teman Chika sampai bosan melihat pasangan ini yang selalu bermesraan dikelasnya.
"CHIKA KANTIN YUK LAPER," teriak Ara yang sudah masuk ke dalam kelas Chika saat istirahat.
"Husttt," ucap Chika sambil melirik tajam ke arah Ara.
"Kenapa ih, kan cuma ngajak makan," rengek Ara dengan memasang muka sedih.
"Iya tapi gausah teriak ih, udah dua minggu kamu teriak-teriak mulu di kelas aku," ucap Chika sambil berdiri dan mulai berjalan keluar kelas.Ara masih saja cemberut sambil mengikuti Chika. Diperjalanan menuju kantin Chika melihat bahwa kekasihnya itu sedang cemberut dan itu membuat Chika gemas melihatnya. Tak butuh waktu lama Chika langsung saja menggandeng tangan Ara dan pemilik tangan itu sontak kaget dengan apa yang dilakukan Chika. Namun sedetik kemudian Ara sudah kembali ceria dan tersenyum seperti biasanya.
"Lain kali jangan teriak-teriak ya? Kalo mau ajak ke kantin ya ngomong biasa aja ok?" tanya Chika yang dibalas anggukan oleh Ara.
"Eh Chik habis ini character camp ya?"
"Iyaa ih, seru banget tau Raa, ntar kita tinggal di desa gitu 3 hari 2 malem. Tapi berhubung kita beda kelas apalagi beda angkatan pasti gamungkin kita serumah,"
"Ih iyaa, katanya pak Jo juga gitu, sekelas dapet 4 rumah. Yang cewe dapet 2 rumah cowonya juga dapet 2 rumah,"
"Ya dari jaman aku dulu juga gitu Raa. Eh Raa nanti kalo jarak rumah kita jauh gimana dong, jadi jarang ketemu kamu," ucap Chika sambil menekuk mukanya.
"Gabakal terjadi itu mah, ntar aku yang nyamperin kamu. Percaya deh sama aku," ucap Ara dengan percaya dirinya.
"Awas aja ya sampe ngga nyamperin," ucapnya sembari mempoutkan bibir.
"Ih kok gitu mukanya,"
"Takut jarang ketemu kamu ntar pas character camp,"
"Ih dibilangin ntar aku samperin kok,"
"Iya iya,"
"Yaudah buat sekarang beli es krim dulu yuk," ajak Ara.
"Es krim? Mauuu," jawabnya semangat.Akhirnya pasangan itu berjalan dengan riang ke kantin untuk membeli makan dan juga es krim.
Ketika sudah sampai dikantin, Ara menyuruh Chika untuk mencari tempat duduk dan dirinya yang membeli makanan. Setelah sudah selesai Ara langsung mencari keberadaan Chika dan sudah pasti dengan cepat dirinya tau keberadaan Chika. Ara berjalan ke meja yang saat ini sednag Chika duduki.
"Nih makan dulu aja ya eskrimnya nanti abis makan," ucap Ara sambil meletakkan makanan mereka di meja.
"Ih maunya es krim dulu Ra," rengek Chika yang membuat Ara tersenyum karena begitu menggemaskan.
"Makan dulu sayang, eskrimnya habis makan aja," ucapnya menenangkan Chika sambil mengelus pucuk kepala Chika.
"Yaudah iya tapi beneran nanti beli es krim yaa,"
"Aku beliin sepabriknya juga bisa kok, mau?" tawar Ara.Chika yang belum tau jika Ara adalah anak orang yang sangat-sangat kaya hanya bisa tertawa akan ucapan adik kelasnya itu.
"Lah malah ketawa nih anak," ucap Ara sambil menggelengkan kepalanya.
"Sekolah dulu Ra yang bener terus kerja, habis itu baru beliin aku pabrik es krimnya," ucap Chika diikuti tawa."Belum tau aja kalo saham gua di perusahaan ayah 30% punya gua sendiri dan dibeli pake uang gua sendiri," batin Ara.
"Eh Chik, bunda aku ngajak kamu makan malem bareng dirumah mau ngga? Sekalian bantuin aku nyiapin keperluan buat CC,"
"Boleh aja sih, tapi kalo pulangnya malem takut dimarahin papa sama mama,"
"Nginep aja sekalian gimana?"
"Jangan Ra, aku belum siap,"
"Apasih Chik ih,"
"Hehehe maafin bercanda Ara,"
"Gimana mau?"
"Bentar aku telpon papa dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Milikku [END]
Fiksi RemajaChika, seorang murid yang sangat ceria jika bersama temannya dan akan berubah 180⁰ saat bertemu dengan orang baru. Ara, murid baru yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan kakak kelasnya Chika. Apakah Ara berhasil mendapatkan hati kakak kelasn...