xiaother !

431 36 5
                                    

Aether itu orangnya ga percaya diri, pake banget. Dia selalu membandingkan dirinya dengan seseorang, entah kepintaran atau penampilan seseorang. Aether merasa adiknya, Lumine, lebih hebat darinya. Semacam heather lah.

Setiap malam Aether nangis sambil dengerin lagu Conan Gray - Heather, dan lagu Olivia Rodrigo - Jelaous. Relate banget sama kehidupan Aether. Lumine selalu diperbolehkan keluar hingga malam, teman-temannya pun banyak, ia populer. Aether iri.

Lumine punya wajah yang cantik, mulus. Tidak seperti Aether, ada sebuah luka yang disebabkan kecerobohannya waktu kecil. Iya, jatuh dari sepeda. Aether juga punya bintik-bintik cokelat diwajahnya. ia malu, sangat malu.

Omong-omong, Aether punya sebuah rahasia, dia punya suatu perasaan kecil kepada kakak kelasnya, Xiao. Perasaan yang membuat hatinya senang, gembira. Serasa ada kupu-kupu diperutnya. Ia suka perasaan itu.

Xiao punya banyak penggemar, Aether hanya bisa melihat Xiao dari jauh. Takut, perasaan itu kembali. Ia tidak suka. Ia benci, sangat benci dengan dirinya sendiri. Kenapa? kenapa aku tidak bisa melangkah lebih jauh? ah, sialan. Sampai hari itu datang, semuanya berubah.

Hari ini sama saja seperti kemarin, Lumine yang digemari oleh semua orang, Bennet yang sangat berisik dikelas, Xingqiu yang mendapat nilai 100 pada ujian kemarin, dan Aether yang masih saja malu dengan penampilannya.

Jika ingin jujur, hubungan Aether tidak terlalu buruk dengan Lumine. Hanya saja, Aether menjauhi Lumine. Si kembar perempuan itu sudah lelah dengan kakaknya, terserah Aether, pikirnya.

Bel sekolah berbunyi, tanda jika murid-murid sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Kecuali Aether, ia harus melaksanakan piket. Kelas mulai sepi, Aether menghapus bekas-bekas tulisan di papan tulis, menyapu kelas, dan membersihkan kaca jendela. Langitnya mendung. Cocok untuk meratapi nasib HAHSHXHDJE bercanda

Aether mengambil handphone-nya, membuka aplikasi penyetel musik, memilih musik klasik untuk menemaninya di kelas yang sepi ini. Ia berdansa. Dansa? Aether bisa berdansa? Ya, dia bisa. Membayangkan dirinya berdansa dengan kakak kelas kesukaannya, Xiao. Tempo musik mulai cepat, kakinya bergerak kesana dan kemari. Sampai akhirnya dia terjatuh.

Ah, jika dipikir, ini seperti hidup Aether selama ini. Mau seberapa pun usahanya, ia tidak bisa. Menyedihkan. Membayangkan dirinya berdansa dengan seseorang, bagaimana pun, itu terdengar seram. Air matanya jatuh, ia menangis, hujan pun turun. Seolah-olah langit mendengarkan suara hatinya, ia menangis tersedu-sedu.

Suara pintu kelas terbuka, Aether segera menghapus air matanya, mencoba mematikan musik yang sedari tadi menemaninya. Ia mengangkat wajahnya, ingin tahu, siapa yang datang. Oh, betapa terkejutnya Aether. Itu Xiao!

"Kak Xiao? ada apa?"

Xiao menggeleng pelan, "Gue denger suara orang nangis, gue kira hantu. Lo gapapa?"

Ditanya seperti itu, sudah jelas kan jawabannya? Aether tersenyum kecil, "Gue gapapa kak-" air matanya terjatuh lagi, hati dan bibirnya berbeda. Ia menjawab dengan bergetar, "G-gue sama sekali gak 'gapapa', kak. Gue gatau gue kenapa, gue.. gue-" Xiao memeluk Aether. Mengelus pelan punggungnya, rasanya nyaman.

"Lo boleh nangis, gue tau lo sama sekali 'gak gapapa'. Don't push yourself too much, be yourself, Aether. Lo ga perlu memaksakan diri jadi mereka, lo cantik apa adanya. You're pretty, tapi lo ga sadar selama ini. Sibuk dengan membandingkan diri lo dengan mereka. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing." Aether menatap pelan Xiao, "Kok kak Xiao tau...?" Xiao tersenyum kecil, "Notebook curhatan lo jatoh deket lapangan basket kemaren, ga sengaja gue buka. Maaf, ya?" ia mengelus pelan pipi Aether, mengusap bekas luka dan bintik-bintik cokelat. Tiba-tiba saja Xiao mencium pipi Aether, lumayan lama.

"Lo tau? freckles lo cantik, ini yang ngebuat lo unik, Aether." Pipi Aether memerah, tangisannya sudah reda sedari tadi. "Kak, lo... ganteng." Xiao tertawa, "Udah tau." mengecup pelan pipi si adik kelas, "Mau balik sekarang gak, pacarku?" Hah. Kaget. Sejak kapan mereka pacaran?!

"Pacarku...?" Aether menatap bingung Xiao, "Lola, ayo balik cepetan. Gue tinggal nih."

- selesai.

gws untuk diri gue sendiri JAJDHDHAJA maaf cringe bgt 😔😫💪🏻

ètraz.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang