2

4 4 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ughh, sial!

Siang ini hujan deras mengguyur kota. Dengan perasaan berkecamuk Luna membuka laman website pengumuman ujian universitas yang ia ikuti beberapa hari yang lalu. Saat itu Luna benar-benar nervous dan overthinking sehingga ia tidak bisa berpikir dengan jernih saat ujian. Membuat otaknya blank dan jawabannya pun, yah, sepertinya amburadul. Hal ini dibuktikan dengan beberapa detik yang lalu laman laptopnya menampilkan loading screen dan terpampang dengan jelas disana bahwa Zaskia Wiluna dinyatakan tidak lulus seleksi masuk salah satu perguruan tinggi di Jogja.

Luna menangkupkan wajah ke atas lipatan tangannya. Desperate. Sebenarnya Luna sudah yakin tidak akan lulus. Namun membayangkan bagaimana ia akan jarang bertemu Dhito lagi, Luna menjadi kecewa pada dirinya sendiri. Kenapa sih gue harus gugup kemarin? Andai aja gue gak blank dan bisa ngerjain soalnya dengan lancar, setidaknya gue masih ada harapan untuk lulus. Luna merasa sudah mengerahkan semua yang ia bisa. Ia sudah berusaha untuk belajar, bahkan rela untuk tidak menonton drama favoritnya beberapa hari yang lalu. Ia juga mengikuti bimbingan belajar online untuk memaksimalkan usahanya, dan biayanya dari uang tabungannya sendiri.

Tok tok tok...

Jerry mendorong pintu kamar Luna sesaat setelah mengetuknya. Ia mendapati adiknya yang sedang menelungkupkan wajahnya ke dalam lipatan tangannya sendiri. Jerry bisa langsung mengambil kesimpulan ada yang tidak beres. Matanya teralih pada layar laptop Luna yang masih menyala. Jerry menghela napas.

Melihat Luna yang biasanya cerewet sedang desperate seperti ini membuat Jerry menjadi iba. "Udahlah, kan masih ada kampus lain. Banyak jalan menuju Roma. Mungkin kampus itu bukan yang terbaik buat lo." Tidak ada respons dari Luna. Cewek itu tetap diam dengan posisinya yang tidak bergeser sedikit pun. Sebuah ide terbesit di benak Jerry.

"Aduh gilak dingin banget sih! Jadi pengen makan seblak. Mau ikut gak lu?" Jerry pikir idenya tidak akan berhasil. Bermodalkan google saat ia mau PDKT dengan salah satu cewek di kelasnya, ia mencari hal-hal apa yang bisa membuat cewek luluh dan mau dengannya. Muncullah disana laman-laman yang menampilkan bahwa kebanyakan cewek akan luluh jika ada yang memberinya seblak. Dan untuk uji coba sekaligus menenangkan adiknya, Jerry mencoba untuk trial and error terlebih dahulu.

And it works!

Luna menengadahkan kepalanya dari posisi semula. Dengan muka memelas ia kemudian berkata, "Ikut dong." Jerry terkekeh dan mengacak-acak rambut adiknya. "Buruan siap-siap! Gak pake lama atau gue tinggal." Luna menepis tangan abangnya dan mengusir cowok itu dari kamarnya. Ia menutup pintu dan langsung mengganti bajunya dengan kaos beserta celana panjang. Tidak lupa pula meraih cardigan dari gantungan baju karena hari sedang hujan sehingga cuaca sangat dingin. Sebenarnya Luna masih sangat kecewa karena dinyatakan tidak lulus. Tapi abangnya juga benar. Banyak jalan menuju Roma. Atau mungkin Tuhan sedang menyiapkan rencana yang lain. Tidak ada gunanya terus menyesali yang sudah terjadi. Luna jadi teringat perkataan Dhito. Ah, Dhit. Gapapa kita jauhan kuliahnya, yang penting nanti ketemu lagi di pelaminan, ya! Xixixi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENGACARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang