Chapter 2

1.9K 180 10
                                    

Huaaaaaa dah lama ya Putra gak up ni ff hehehe maaf na.

Pada kangen gak ni? Ya kangenlah.

Masa gak kangen sama uke yang satu ini wkwkwk.

Met baca guys.

*
*
*

Suara roda brankar di dorong, serta langkah kaki menggema disepanjang lorong rumah sakit. Menuju ruangan UGD.

Beberapa perawat terlihat mengikuti perawat lainnya, yang tengah mendorong dua brankar yang di sana terbaring seorang pria juga seorang wanita. Luka dan darah memenuhi sekujur tubuh dua orang tersebut yang sepertinya, adalah korban kecelakaan.

"Tolong siapkan ruangan!" ucap seorang Dokter saat datang dengan tergesa-gesa menghampiri para perawat tadi.

Kedua brankar dengan korban kecelakaan tersebut dibawa masuk ke dalam ruangan UGD.

Dari kejauhan terlihat seorang laki-laki bertubuh tegap dan besar, tengah berlari ke arah ruangan UDG tersebut.

"Dokter! Dokter! Saya mohon selamatkan Mae saya" ucapnya kepada Dokter tersebut, dengan nafas tersengal-sengal.

"Dokter! Dokter! Saya mohon selamatkan Mae saya" ucapnya kepada Dokter tersebut, dengan nafas tersengal-sengal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuan Earth. Anda tenanglah, saya akan melakukan yang terbaik untuk keselamatan Mae anda" Sahut Dokter tersebut, lalu permisi masuk ke dalam ruangan UGD tersebut.

Laki-laki bernama Earth tadi pun berjalan ke arah sebuah taman yang berada tidak jauh dari ruangan UGD tersebut. Ia duduk di sebuah bangku taman dengan penerangan lampu taman, Earth menghela nafasnya gusar dan pasrah bersandar ke bahu bangku taman tersebut.

Earth Pirapat Watthanasetsiri. Seorang CEO muda yang terkenal di Thailand, sekaligus penerus dari perusahaan milik mendiang Pho nya, Pirapat Company. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang Furniture, dan juga perusahaan yang memiliki perumahan mewah di Thailand.

Earth memejamkan matanya, merasakan angin malam menhembus lembut wajahnya. Tanpa Earth sadari rasa lelah dan kantuknya membuatnya tertidur di bangku taman tersebut, seketika Earth terlupa dengan kondisi sang Mae. Yang kini tengah mengalami kritis di ruangan UGD.

"Tuan Earth."

"Tuan."

"Tuan Earth. Bangun tuan." Seseorang menggoyang goyangkan tubuh Earth agar ia terbangun.

Perlahan Earth membuka matanya dan di hadapannya kini, tengah berdiri Dokter yang tadi menangani sang Mae.

"Ouhhh - Dokter Big," suara khas bangun tidur Earth sangat maskulin.

(Sue gw bayanginnya aja udah aarrgghh 😭😭😭)

"Tuan maafkan saya sudah memanggu anda, namun saya hanya ingin memberitahukan jika Mae anda sudah dipindahkan ke ruangan rawat, namun beliau kini tengah dalam kondisi kritis.

"Dokter Big saya mohon! Saya mohon! Tolong Mae saya, berapapun akan saya bayar asalkan nyawa Mae saya terselamatkan" pinta Earth sambil mengenggam erat tangan Dokter Big.

Nafas Cinta ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang