"Mae ingin kalian menikah, dan saling menjaga juga mencintai satu sama lain."
Perkataan sang Mae terngiang-ngiang dikepala Earth, bahkan perkataan tersebut seolah menghantui pikiran Earth. Sehingga membuatnya pusing dan memutuskan untuk keluar dari ruangan rawat Maenya.
"Aarrgh!" Earth mengacak-ngacak rambutnya gusar, sambil menatap kearah langit yang mulai mendung.
Earth POV.
Kenapa! Kenapa! Kenapa!
Kenapa aku harus mengalami hal seperti ini!
Aku bukan seorang Gay!
Aku masih menyukai wanita!
"Kenapa Mae memintaku untuk menikah dengan Mix, bahkan aku tidak tau siapa dia dan dari mana asalnya," aku lebih memilih untuk pergi keluar dari ruangan Mae, dari pada aku harus terus melihat orang bernama Mix tersebut.
"Apa Mae tidak melihatnya jika Mix itu seorang laki-laki sama sepertiku!" Bagaimana mungkin aku bisa menikahi seorang laki-laki.
Apa yang akan dikatan oleh orang-orang?
Apa pandangan orang-orang jika aku, Earth Pirapat Watthanasetsiri. Menikah dengan seorang laki-laki!
Lebih baik aku mencari makan siang, semoga laki-laki Gay itu tidak ada lagi di ruangan Mae.
Normal POV.
Sore harinya Earth kembali ke ruangan sang Mae, dan disana ada Dokter tengah memeriksa serta memberikan obat kepada Maenya.
"Selamat sore Dokter Big" sapa Earth kepada Dokter Big.
"Ouh - Tuan Earth selamat sore" balik sapa Dokter Big.
Earth berjalan mendekat ke arah tempat tidur rawat sang Mae, dilihatnya sang Mae tengah tertidur pulas.
"Bagaimana keadaan Mae Dokter Big?"
"Nyonya sudah dalam kondisi stabil, namun jangan sampai beliau terlalu banyak pikiran yang dapat membuat kondisinya drop kembali" pesan Dokter Big kepada Earth. Lalu Dokter Big pamit permisi pergi dari ruangan tersebut.
Krek!
"Sore Phi Earth" seseorang masuk dengan wajah berseri.
"Cih! Dia lagi!" Earth tidak menggubris sapaan dari orang tersebut.
Suara roda berputar mendekat kearah tempat tidur rawat pasien "apa Mae sudah baik-baik saja Phi?"
Earth menatap risih ke orang tersebut lalu ia memilih untuk menjauh dan berpindah ke sofa, Earth merebahkan tubuhnya lalu memejankan matanya. Berharap ia dapat tertidur dan tidak melihat Mix lagi.
Mix menatap sendu ke arah orang di depannya, yang kini ia panggil Mae. Mix meraih tangan Maenya Earth dengan bersusah payah, dikarenakan kursi rodanya yang membuatnya susah untuk makin mendekat.
"Mae ...." Mix mengusap tangan sang Mae sambil tersenyum.
"Terimakasih karena sudah menyelamatkan nyawa Mix na" air mata Mix menetes perlahan.
Flash back.
Setelah membeli makan malan untuk dirinya juga Tul, Mix bergegas pulang karena rasa lelahnya mulai ia rasakan. Namun disaat ingin menyeberang jalan menuju rumahnya, keadaan jalan tengah ramai saat itu dan membuat Mix harus menunggu sedikit lebih lama, sampai kakinya mulai pegal karena terlalu lama berdiri.
"Akhirnya sepi" Mix mulai melangkah, menyeberangi jalan menuju ke arah rumahnya. Namun saat berada di tengah jalan sebuah mobil tiba-tiba saja datang, dari arah berlawanan melaju kencang sehingga membuat Mix tidak sempat menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafas Cinta ~ END
Romance"cinta itu tak harus sempurna di awal, karena kesempurnaan sebuah cinta ada pada akhir kisah cinta tersebut" #Mpreg