Seharian itu Earth bagaikan orang gila, ia berjalan kesana kemari tidak karuan, naik dan turun lantai satu dan dua kamarnya. Sedangkan Mix, ia seperti biasanya bersantai di kamarnya sambil membaca buku yang ia pinta kepada Earth.
Krek!
"Sayang apa kau lapar?" Tanya Earth yang hanya menunjukkan kepalanya dari pintu.
Mix yang tengah serius membaca bukunya hanya menggeleng, dan tetap fokus kepada buku yang ada di tangannya.
"Baiklah." Earth kembali menutup pintu tersebut dan turun lagi ke lantai satu.
Sedangkan Mix hanya berfokus pada buku yang ada di tangannya.
"Phi Earth kanapa ya? Seperti orang bingung," bingung Mix karena tingkah Earth saat ini.
Mix menutup bukunya lalu turun dari kasur. Kaki jenjangnya melangkah menuju keluar kamarnya. Mix berjalan menuruni tangga, dari atas sana ia melihat Earth yang sedang berbaring di sofa.
Mix tersenyum melihat Earth yang berbaring sambil mengusap-usap wajahnya gusar. Mix sampai di lantai satu, ia berjalan mendekati Earth dan duduk tepat disofa yang berseberangan dengan Earth.
"Phi Earth kenapa?" Suara Mix mengerupsi kegiatan Earth yang mengusap-usap wajahnya tak jelas.
"Sayang kenapa turun? Dan, kenapa masih menggunakan pakaian seperti ini." Earth meneguk ludahnya kasar karena kini Mix duduk tepat di hadapannya, dengan menggunakan kemeja putih kebesaran miliknya tanpa bawahan.
Paha putih Mix terpampang beserta bagian bawah Mix ysng sedikit terlihat, membuat Earth makin gusar. Karena sesuatu di bawahnya kini tengah mengeras.
Kini sudah tiga bulan usia kehamilan Mix, ibu mertuanya sangat bahagia. Bahkan ia senantiasa menyuapi Mix dan saat makan, dan itu membuat Earth mau tak mau harus mengalah kepada sang Mae.
Hari itu hanya ada Earth dan juga Mix di rumah besar tersebut, Mae Earth tengah pergi kesebuah acara. Dan ia tidak mengijinkan Earth pergi ke kantor, ia memerintahkan agar Earth berada di rumah saja menemani Mix.
"Phi Earth kenapa? Apa Phi marah kepada Mix?" Mix bertanya dengan wajah polosnya.
"Tidak sayang, Phi tidak marah kepadamu," ucap Earth dengan lemah lembut.
Mix mengembungkan kedua pipinya yang membuat siapa saja pasti gemas saat melihatnya, Mix menatap Earth dalam dan itu membuat Earth sedikit salah tingkah.
"Kenapa kau menatap Phi seperti itu sayang?" Earth mencoba sesantai mungkin, namu kenyataannya ia makin gerah karena bagian di bawahnya yang semakin sesak.
Mix bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Earth, Mix berdiri tepat di depan Earth lalu duduk di pangkuan Earth.
"Astaghfirulah," ucap Earth dalam hati saat Mix menjatuhkan bokongnya ke pangkuannya.
Mix bersandah pada dada bidang Earth dan menempelkan pipinya ke pipi kiri Earth, "Phi aku lapar." Mix mengusap-usap perutnya yang sedikit gendut karena usia kehamilan.
"A-apa yang ingin kau makan sayang?" Earth gugup karena bokong Mix tepat menduduki miliknya yang sudah mengeras.
Mix mengembungkan pipinya kembaki seraya berpikir.
Earth mengigit bibir bawahnya,
karena kini bokong Mix bergerak-gerak dan itu membuat miliknya semakin tertekan di bawah sana."Sayang." bisik Earth tepat di telinga Mix.
"Iya Phi?" Mix sedikit geli karena nafas Earth yang berat menghembus tepat di telinganya.
"Phi ingin menjenguk baby, apa boleh?" Earth semakin gerah, tangannya mulai mengusap-usap paha Mix yang lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nafas Cinta ~ END
Romansa"cinta itu tak harus sempurna di awal, karena kesempurnaan sebuah cinta ada pada akhir kisah cinta tersebut" #Mpreg