"Mily!" melihat Mily tengah berdiri menunggu kedatangannya.
Langkahnya terhenti sejenak Biyya berteriak memanggil namanya dan melambaikan tangan kanannya. Mily yang sedang melihat handphone seketika menaikkan pandangannya ke depan. Biyya sudah di hadapannya.
"Heyy, Bi. Kangen banget sama kamu. Gimana liburannya? Pasti seru, yah? Hmm, jadi kangen juga sama Mama Papa,"
"Masih ada libur semester depan, Ly," ucap Biyya untuk menenangkan Mily yang tidak bisa pulang.
Mily juga anak rantauan, asal Lampung. Tadinya dia mau pulang, tapi ada rapat rutin untuk persiapan proker yang harus dia ikuti. Jadi, belum bisa menghabiskan libur semester bersama keluarganya. Iya, Mily aktif di keorganisasian. Dia mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di kampus. Sedangkan Biyya, dia lebih memilih menjadi 'kupu-kupu' alias "kuliah-pulang kuliah-pulang" dan tidak mengikuti organisasi di kampus. Dia memilih fokus kuliah agar bisa meraih IPK yang tinggi.
***
Ribuan mahasiswa baru dari berbagai daerah berkumpul menjadi lapisan barisan satu dalam sebuah lapangan besar di universitas. Mengenakan rok hitam dan kemeja berwarna putih sangat lazim untuk para mahasiswa baru di universitas. Hanya warna kulit yang bisa membedakan orang orang di sana, karena seluruh mahasiswa mengenakan pakaian yang sama. Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru singkatan PKKMB atau dulunya disebut dengan Ospek adalah kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa yang telah lulus seleksi di perguruan tinggi.
Semua mahasiswa bertebaran seperti segerombolan semut yang dibubarkan. Ada yang ke kantin kampus bareng sama teman baru, ada yang ke masjid untuk ibadah, ada juga yang sendiri, ada yang foto bareng. Biyya bergegas untuk pergi ke toilet. Dari sepanjang kegiatan tadi dia hanya bisa menahan. Gak mungkin dia harus berjalan melewati ribuan mahasiswa lainnya. Yang ada malah diliatin. Terpaksa dia harus menunngu waktu istirahat.
"Hei, tunggu!" seseorang menepuk pundaknya dari belakang.
"Iya, ada apa, ya?"
"Aduh, sampe ngos-ngosan aku ngejer kamu. Ini punyamu, kan? Jatuh waktu kamu jalan tadi," menunjukkan sebuah kartu tanda pengenal.
Biyya memegang lehernya, ternyata gak ada tali yang tergantung.
"Ah iyaa. Punyaku ini. Aduh, makasih banyak, ya. Maaf, ngerepotin kamu jadinya," Dia mengambil bet dari tangan perempuan itu dan memang betul itu punya dia.
"Sama sama."
"Oh ya, kalau boleh tahu siapa nama mu?"
"Khanza Mily. Panggil aja Lyly atau Mily juga boleh," perempuan itu menyodorkan tangan, mengajak kenalan pada umumnya.
"Okey, Lili aja kayakya lebih enak. Namaku Biyya Cantika. Panggil aja Biya. Oh ya, asli orang Palembang kamu, Ly? Kalau aku dari Surabaya," sahutnya.
"Serius kamu dari Surabaya? Jauh juga, ya. Kenapa ga kuliah di Surabaya aja? Aku sih asal Lampung. BTW, sama dong, Bi. Kita sama-sama anak rantau," ujar Mily.
"Eh, Bi. Boleh aku minta nomor handphone kamu? Kamu jadi temen pertamaku di kampus. Seneng banget deh bisa kenal sama kamu."
Biyya ngerasa cocok temenan sama Mily. Dia orangnya asyik dan ga jaim, mudah akrab lagi. Biyya gak nyangka aja. Dia kira gak akan ada temen di kampus. Apalagi anak rantau, agak sulit untuk bersosialisasi.
***
Hari ini, hari pertama masuk kuliah. Tak sedikit orang orang memandangi Biyya dari ujung kaki hingga ujung kepala saat dia melangkah ke dalam gedung kuliahnya. Siapa yang gak terpesona kalau ngeliat cewe udah tinggi, langsing, matanya cokelat, rambut lurus sebatas bahu sedikit bewarna kecokelatan. Kayak namanya, Biyya Cantika.
"Baik. Jam saya sudah selesai. Untuk tugasnya, kerjakan laporan keuangan dari CV. Angkasa ya sampai jurnal penutup. File soal saya kirim ke ketua kelas, ya. Oh iya, dan untuk buku Pengantar Akuntansi kalian bisa membeli atau mencari di manapun. Terima kasih. Selamat siang semuanya."
"Siang, Buu.." jawab sekitar 45 orang mahasiswa di kelas itu.
Dari Mily:
Bi, lo udah selesai kelas? Gue lagi gak ada kelas, nih. Gue di taman depan FE, ya.
Okee, Ly. Gue on the way, nih.
Biyya menerima pesan dari Mily. Kebetulan kelas Ibu Sri sudah selesai.
"Hai, Ly! Udah lama di sini?" menghampiri Mily yang tengah duduk sambil membaca novel.
Mily ternganga melihat orang yang berbicara barusan. Melihat Biyya tampil agak sedikit berbeda, rambut cokelat sebahunya itu iya kuncir bawah dengan memakai kaca mata dan lipstik ombre, perpaduan nude dengan merah bata. Hari itu Biyya pertama kali memakai rok saat kuliah. Sangat cantik.
"OMG, you look so pretty," ucap Mily tak berkedip matanya menganga melihat Biyya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Aku nanya kamu, udah lama duduk di sini?"
"Sekitar 20 menit mungkin. Habis kelas sama siapa? Kayak capek bener tuh muka."
"Gimana gak capek. Biasa, kelas Bu Sri dengan tugasnya yang gak pernah absen," duduk di samping Mily.
"Ya, nikmatin aja, Bi. Semangat terus," jawab Mily.
"Eh, Bi. Aku nginep di kos kamu ya malam ini. Mau ngerjain tugas. Hehe."
Pertemanan mereka mulai semakin erat, karena hampir setiap hari ketemu, ngerjain tugas bareng, bahkan sering tidur bareng walaupun gak satu kos dan gak sama kelas.
"Iyaaa," jawab Mily sambil menyodorkan snack yang dimakannya kepada Biyya.
***
"Bi, ngerasa gak sih, selama hampir enam bulan ini? Mau semester 2 loh. Kita gak pernah gitu pergi atau kita nongkrong aja gitu ngerjain tugas. Bosen banget. Kamu gak bosen apa belajar terus?" tanya Mily sambil menyantap mie instan di atas kasur.
"Enggak, tuh. Gak bosen," ucap Biyya sambil menandai hal-hal penting di dalam buku menggunakan sebuah stabilo.
Ditutupnya buku itu lalu berbalik badan menghadap Mily. Dia pun mulai menyantap makan malamnya sama mie instan. Mie instan adalah makanan favorit untuk para anak kos. Simpel masaknya kalau lagi laper.
"Iya sih, tapi kayaknya kita harus nongkrong di Coffee shop gitu kapan-kapan. Mau, kan? Plis, pengen banget," Mily megepalkan kedua telapak tangannya untuk membujuk Biyya.
"iyaa iya, aku mau," jawab Biyya sambil melanjutkan makan mie instan.
"Nah, gitu dong. Kali aja dapet jodoh kan asyik," celetuk Mily.
"Cowok mulu deh yang dipikirin."
***
Seperti biasa, setiap malam Biyya selalu belajar. Entah itu membuat tugas atau membuat ringkasan materi yang dia catat di meja belajaranya. Tiba-tiba perutnya berbunyi pertanda minta diisi. Dia berhenti sejenak dan menghampiri kulkas. Makanan di dalam kulkasnya banyak dan lengkap. Dia memilih untuk menggoreng ayam saja. Dilihatnya nasi tadi pagi masih ada. Suara ketukan pintu tiga kali berbunyi.
"Biyya, Biyya."
Biyya baru saja selesai menggoreng ayam dan mengambil nasi untuk makan malamnya. Heran ada yang mengetuk pintunya, dia segera membuka pintu.
"Oh, ibu Leni. Ada apa, Bu?" tanya Biyya. Ibu Leni adalah ibu kos Biyya.
Bu Leni adalah pemilik kos yang cukup terkenal, karena memiliki cukup banyak kos-kosan di sekitar kampus. Kos Biyya brada disebelah rumah bu Leni sendiri. Di tempat Biyya menyewa ada dua kamar kos. Biyya salah satunya dan kamar satunya lagi di tempati oleh anak cewe satu kampus dengannya.
"Ibu habis buat pempek. Ini buat kamu. Dimakan," ujarnya sambil memberikan makanan khas dari Kota Palembang itu.
"Wah, jadi merepotkan. Kelihatannya sangat enak. Makasih banyak, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
99 Days
RomanceNovella ini adalah novella "99 Days" dengan versi bahasa Indonesia.