17 : Hukuman dari Davin

474 36 0
                                    

Tin...Tin...

Suara itu berhasil membuat Deeva menghentikan aktivitas menata buku dan berjalan ke arah balkon kamarnya. Gadis itu menatap ke arah bawah, dari tempatnya berdiri, ia bisa menyaksikan seorang lelaki tampak berbicara dengan Pak Yamin dari luar gerbang. Tak lama, pintu gerbang dibukakan oleh Pak Yamin.

Tunggu. Deeva mengenali motor itu, motor yang telah dua kali membonceng Deeva.

Ya, motor itu milik Davin Rafandra si cowok gila yang akhir-akhir ini selalu mengacaukan pikiran Deeva.

"Ish, nggapain sih tuh cowok." Gerutunya.

Dan tanpa sengaja, sesaat setelah Davin melepas helm, cowok itu melihat ke arah Deeva. Davin tersenyum seraya melambai-lambaikan tangannya seakan mengatakan selamat pagi untuk Deeva.

Tanpa membalas, Deeva langsung berbalik, masuk kembali ke kamarnya.

Tok... tok...

"Non Deeva sudah ditunggu Tuan Non..."

Mendengar seruan dari asisten rumah tangganya itu, Deeva tak serta merta turun. Ia yakin, cowok itu kini sudah bersama sang papa di ruang makan. Dan Deeva tak mau berada di antara dua orang yang saling menyukai sifat satu sama lain itu. Darimana Deeva tahu? Tentu dari papanya yang semalaman tak henti-hentinya menceritakan kelebihan-kelebihan Davin. Seperti seorang pedagang yang menjajakan dagangannya di pasar.

"Non..."

"Iya Bik..." Sahutnya.

Lalu dengan malas Deeva memilih menyambar tasnya dan turun ke lantai dasar. Bergabung bersama papanya untuk sarapan.

Sayup-sayup Deeva mendengar percakapan hangat dua orang itu. Percakapan tidak penting. Hanya basa-basi, namun terdengar terus-menerus dilakukan.

"Nah... itu Deeva." Papanya menunjuk ke arahnya.

Deeva tak memasang ekspresi apapun, wajahnya datar, namun tatapan matanya tetap tajam. Gadis berambut sebahu itu menarik kursi yang berada di sebelah kanan papanya, dan duduk tanpa memerdulikan kehadiran Davin yang kini duduk berseberangan dengannya.

"Pagi Dee..."

Deeva hanya melirik sekilas, lalu segera membalikkan piring yang tengkurap. Piring itu belum terisi dua lembar roti seperti biasanya.

"Yaampun, Papa sampe lupa ngolesin roti gandum punya Deeva."

Ini untuk pertama kalinya sang papa melupakan kebiasaannya, dan Deeva sedikit terkejut untuk itu.

"Biar Deeva aja Pa." Selanya lalu mengambil dua lembar roti tanpa olesan madu di atasnya.

Suasana di meja makan mendadak canggung karena Deeva menunjukkan ketidaksukaannya atas kehadiran Davin. Deeva menyantap roti tanpa sedikit pun bersuara. Tak memperdulikan Bram dan Davin yang memperhatikannya.

Karena, mau bagaimana pun kehadiran Davin bagi Deeva adalah bencana.

***

Suasana di SMA Batavia mendadak ramai kembali setelah melihat foto Davin menjemput Deeva. Beberapa minggu yang lalu foto di mana Davin membonceng Deeva memang telah dihapus oleh akun gosip yang menyebarkan, akan tetapi di awal bulan Februari ini akun gosip tersebut kembali memposting foto Davin yang membonceng Deeva di depan gerbang rumah Deeva. Dengan tambahan caption yang menyulut perhatian netizen-netizen Batavia raya, atau penggemar-penggemar Davin yang tak sedikit jumlahnya.

SBBS | Lengkap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang